Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KORELASI ANTARA USIA, JENIS KELAMIN, OBESITAS DAN DIABETES MELITUS DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PENYEMPITAN CELAH SENDI OSTEOARTRITIS MENURUT KELLGREN LAWRENCE DI RSUD WALED TAHUN 2019-2022 Cahyani, Tia Dwi; Royyani, Nunik; Putro, Widiyatmiko Arifin; Handoyo, Yusuf; Suhanda, Muhammad; Damayanti, Rian
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 11 No 1 (2025): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/tumed.v11i1.10192

Abstract

Latar Belakang : Menurut WHO sekitar 80% dari penderita osteoartritis berusia lebih dari 65 tahun. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tujuan : Mengetahui apakah terdapat korelasi antara usia, jenis kelamin, obesitas, diabetes mellitus dengan tingkat keparahan penyempitan celah sendi osteoartritis menurut Kellgren Lawrence Pasien Di RSUD Waled Tahun 2019-2022. Metode : Penelitian observasional dengan desain Cross sectional dari hasil foto rontgen pasien osteoartritis tahun 2019-2022 dan data rekam medis pasien osteoarthritis di Rawat jalan Poliklinik orthopedi, Saraf dan Penyakit dalam. Analisis statistik dilakukan dengan uji korelasi spearman dan Regresi logistik dengan aplikasi Software. Hasil : Hasil analisis didapatkan p = 0,012 (p<0,05) r=0,228 pada usia dengan penyempitan celah sendi, jenis kelamin dengan penyempitan celah sendi didapatkan p = 0,004 (p<0,05) r=0,259, obesitas dengan penyempitan celah sendi didapatkan p = 0,043 (p<0,05) r=0,184 dan diabetes mellitus dengan penyempitan celah sendi didapatkan p = 0,220 (p<0,05) r=0,112. Dengan hasil regresi logistik didapatkan variable yang berpengaruh yang paling besar dengan penyempitan celah sendi terdapat pada variabel usia karena nilai Exp(B) (0.112). Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin dan obesitas dengan penyempitan celah sendi dan tidak memiliki hubungan yang bermakna antara diabetes melitus dengan penyempitan celah sendi. Kata Kunci : osteoartritis, usia, jenis kelamin, obesitas, diabetes melitus, penyempitan celah sendi. ABSTRACT Introduction : According WHO, about 80% of people with osteoarthritis are over 65 years old. This disease causes pain and disability in the sufferer so that it interferes with daily activities. Purposes : Knowing whether there is a correlation between age, gender, obesity, diabetes mellitus and the severity of osteoarthritis joint space narrowing according to Kellgren Lawrence Patients at Waled Hospital in 2019-2022. Methods : Observational study with a cross-sectional design based on X-rays of osteoarthritis patients in 2019-2022 and medical record data of osteoarthritis patients at the Outpatient Polyclinic of Orthopedics, Neurology and Internal Medicine. Statistical analysis was carried out using the Spearman correlation test and logistic regression with software applications. Results : The results of the analysis obtained p = 0.012 (p <0.05) r = 0.228 at age with narrowing of the joint space, gender with narrowing of the joint space obtained p = 0.004 (p <0.05) r = 0.259, obesity with narrowing of the joint space obtained p = 0.043 (p<0.05) r=0.184 and diabetes mellitus with joint space narrowing obtained p = 0.220 (p<0.05) r=0.112. With the results of logistic regression, it was found that the variable that had the greatest influence on the narrowing of the joint space was found in the Age variable because of the Exp(B) value (0.112). Discussion : There is a significant relationship between age, gender and obesity with narrowing of the joint space and has no significant relationship diabetes melitus with narrowing of the joint space.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA DI RSUD GUNUNG JATI Rohmah , Dwi Afifatur; Handoyo, Yusuf; Putri, Lestari
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 4 (2024): Special Issue Vol. 7 No. 4 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i4.38668

Abstract

Keterlambatan diagnosis digunakan sebagai acuan antara timbulnya gejala payudara dengan pertama kali pasien datang ke pelayanan kesehatan (dokter, perawat, atau bidan), dengan waktu untuk menentukan keterlambatan yaitu lebih dari 1 bulan. Faktor yang mempengaruhi keterlambatan diagnosis antara lain; tingkat pendidikan, rasa takut, status ekonomi, keterjangkauan fasilitas kesehatan, pengobatan alternatif, dukungan dan pemeriksaan payudara sendiri. Maka dari itu penelitian ini dilakukan agar mengetahui faktor yang memengaruhi keterlambatan diagnosis kanker payudara di RSUD Gunung Jati. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang serta metode total sampling, data yang di gunakan yaitu data primer dan ata sekunder berupa rekam medis Peneliti mendapatkan hasil persentase sebesar 63.3% mengalami keterlambatan diagnosis. Variabel yang signifikan (P<0.05) mempengaruhi keterlambatan diagnosis kanker payudara terdapat pada variabel rasa takut (p=0,000, pr=6.932), sosial ekonomi (p=0,000, pr=2.837), dan pengobatan alternatif (p=0,000, pr=2.492). Variabel yang tidak signifikan (P>0.05) pendidikan (P=0.570, pr=1,278), keterjangkauan fasilitas kesehatan (p=0.316, pr=0.643), dukungan (p=0.649, pr=1.743), dan pemeriksaan payudara sendiri (p=0.570, pr=1.278). Hasil multivariat rasa takut didapatkan nilai Exp(B) paling tinggi sebesar 23.617. maka faktor rasa takut, sosial ekonomi, dan pengobatan alternatif secara signifikan mempengaruhi keterlambatan diagnosis kanker payudara