Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pharmacist knowledge and management of LASA medicines in preventing medication error in Semarang Regency Pharmacies Rahmaniar, Ranita; Dewantara, Aditya Arya; Mubarok, Nala Khodlil; Islami, Bella Citra; Maharani, Eka Putri; Kamilah, Nada Amatullahi
Riset Informasi Kesehatan Vol 14 No 2 (2025): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/rik.v14i2.1006

Abstract

Background: The development of the pharmaceutical industry has produced drugs with similar names and physical forms, known as LASA. The similarity of LASA drugs is a serious concern because it can cause confusion among pharmacist and increases the possibility of errors at dispensing, such as taking the wrong drug. LASA drug management is pharmacist’s responsibilities in pharmaceutical services. This study aims to evaluate the knowledge of pharmacist and the management of LASA drugs in Semarang Regency Pharmacies. Method: This study is a non-experimental study. Questionnaires were given to pharmacists in Semarang Regency Pharmacies. The results were tested using Chi Square to determine the relationship between knowledge and management, knowledge and errors in taking LASA drugs and management and errors in taking LASA drugs. Results: The results of the study showed that the knowledge of pharmacists >70% was in the good category. LASA drug management has been carried out in >70% of pharmacies. There are still 32.47% medication errors in taking LASA drugs. Analysis showed that there was no significant relationship between knowledge, LASA drug management, and errors in taking LASA drugs. Conclusion: From this study it can be concluded that LASA drug management in Semarang Regency Pharmacies is in the good category.
ANALISIS BIAYA DAN OUTCOME TERAPI PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP SKIZOFRENIA RSJD SURAKARTA TAHUN 2021 Azani, Elia; Dewantara, Aditya Arya; Lestari, Retnaning Muji
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v7i1.167

Abstract

Skizofrenia merupakan penyakit kronis yang memerlukan biaya pengobatan yang cukup tinggi dan membutuhkan pengobatan jangka panjang sehingga membutuhkan biaya yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan antipsikotika, biaya rata-rata pengobatan pasien skizofrenia dan outcome terapi penggunaan antipsikotika pada pasien skizofrenia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan rancangan cross-sectional dan pengambilan data secara retrospektif untuk memperoleh biaya dan outcome terapi penggunaan antipsikotika pada pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Subyek dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia rawat inap yang dengan diagnosa skizofrenia yang menerima antipsikotika. Biaya yang dihitung meliputi, biaya obat antipsikotika, ruang perawatan, asupan gizi, penunjang, tindakan medis, obat dan alkes. Outcome yang diukur meliputi PANSS, perubahan berat badan dan frekuensi kejadian ekstrapiramidal. Hasil penelitian pada pasien skizofrenia yang dirawat, sebanyak 60 pasien memenuhi kriteria inklusi. Biaya rata-rata tertinggi yaitu kelompok antipsikotika kombinasi atipikal-tipikal (Rp.5.170.452,29), kelompok antipsikotika atipikal (Rp.4.145.912), kelompok antipsikotika tipikal (Rp.2.565.440). Outcome terapi penggunaan antipsikotika kelompok atipikal skor PANSS rata-rata 42,34, kejadian EPS sebesar 23,3%, kelompok tipikal skor PANSS 40,66, kejadian EPS 75%, sedangkan kombinasi atipikal-tipikal skor PANSS 54,00, dengan kejadian EPS 1,7%. Kelompok antipsikotika kombinasi atipikal-tipikal lebih efektif dalam penurunan skor PANSS dibandingkan dengan kelompok atipikal dan tipikal. Dapat disimpulkan bahwa kelompok antipsikotika kombinasi atipikal-tipikal lebih efektif dalam penurunan skor PANSS tetapi memerlukan biaya terapi paling besar dari ketiga kelompok antipsikotika lainnya.