Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BIOMARKER C-REACTIVE PROTEIN (CRP) SEBAGAI PREDIKTOR KOMPLIKASI MAKROVASKULAR PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Abror, Yogi; Rahayu, Ira Gustira; Patria, Cecep
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 17 No 1 (2025): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v17i1.2798

Abstract

Prevalensi diabetes melitus (DM) di Indonesia telah meningkat secara nyata dalam beberapa tahun terakhir, dengan diabetes melitus tipe 2 sebagai bentuk yang paling umum terjadi. DM tipe 2 sangat terkait dengan komplikasi makrovaskuler, termasuk penyakit jantung koroner dan stroke. Peningkatan kadar glukosa darah puasa dan C-reactive protein (CRP) telah dikaitkan dengan komplikasi ini. Akan tetapi, penggunaan CRP sebagai biomarker prediktif untuk penyakit makrovaskular pada pasien DM tipe 2 masih belum dieksplorasi. Tujuan dari penelitian ini  untuk melakukan kajian pada biomarker CRP sebagai prediktor komplikasi makrovaskular pada pasien DM tipe 2. Temuan dari penelitian ini memiliki potensi untuk membantu peningkatan penatalaksanaan DM dan mengurangi komplikasi DM dan penyakit jantung koroner.  Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Observational Analytic terhadap 30 pasien dengan DM tipe 2 yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Spesimen darah diuji untuk mengukur kadar glukosa darah puasa dan CRP, kemudian hasilnya dianalisis dengan uji saphiro wilk dilanjutkan dengan uji spearman rank correlation test. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semua peserta memiliki kadar glukosa darah puasa > 200 mg/dL dan kadar CRP > 5 mg/L. Terdapat korelasi positif yang kuat (R = 0,657) antara glukosa darah puasa dan CRP yang menunjukkan adanya hubungan antara hiperglikemia dan kerusakan pembuluh darah. Temuan ini menunjukkan bahwa CRP dapat berfungsi sebagai biomarker untuk memprediksi komplikasi makrovaskuler pada DM tipe 2, sehingga memungkinkan deteksi dini.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PENCEGAHAN PENYEBARAN TUBERKULOSIS DI DESA TANIMULYA KECAMATAN NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN MENERAPKAN TEKNOLOGI PEMBUATAN HANDSANITIZER BERBAHAN DASAR DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) Marliana, Nina; Kurniati, Iis; Abror, Yogi Khoirul; Patria, Cecep
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia In Progress
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jpmki.v4i2.4218

Abstract

TB remains a global problem. In our country, TB prevention, including thorough handwashing, is a fairly effective health protocol for preventing TB transmission. Hand sanitizer is an alcohol-based hand cleaning liquid used to reduce contaminating bacteria by up to 99.9% by using it without rinsing with water. This liquid contains various ingredients that very quickly kill bacteria on the skin of the hands. Hand sanitizer aims to remove dirt and flora that stick to our hands. Celery (A. graveolens L.) is a type of vegetable plant with a menthol and distinctive celery aroma. Usually, celery is only used as a complementary ingredient in food preparations, but it turns out that celery contains several beneficial compounds such as flavonoids, saponins, tannins, essential oils as antibacterials. Therefore, celery can be used as a hand sanitizer. The practical goal of this PPDM is for the community in Tanimulya Village, Ngamprah District, West Bandung Regency to process celery for use as a hand sanitizer. The method offered is technology transfer through counseling, training, and mentoring. The target of the PPDM program was Tani Mulya Village in West Bandung Regency, given the dense population and high pollution in the area, necessitating hand sanitizer to prevent the spread of tuberculosis through the hands. The results of the PPDM program in Tani Mulya Village showed an increase in community knowledge and skills, as evidenced by the pre- and post-test results. The average pre-test score was 66.2, while the post-test score increased to 75.7.