Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. ADETEX CABANG BANJARAN KAB. BANDUNG Mulyadi, Hari; Marliana, Nina
Strategic : Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis Vol 10, No 1 (2010): Strategic
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/strategic.v10i1.1077

Abstract

PT. Adetex merupakan perusahaan yang bergerak di industri tekstil yang berlokasi di daerah Banjaran Kabupaten Bandung. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan ini dihadapkan pada kondisi pentingnya untuk meningkatkan kinerja pegawai. Kinerja pegawai yang baik akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik pula sehingga memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya motivasi, disiplin, kepemimpinan, suasana kerja, kompetensi, dan lain sebagainya. Namun demikian, penelitian ini secara terfokus akan membahas mengenai motivasi, disiplin kerja, dan kinerja karyawan pada Departemen Weaving PT. Adetex Cabang Banjaran Kab. Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi kerja, disiplin kerja, dan kinerja karyawan; Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan; Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan; dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Departemen Weaving PT. Adetex Cabang Banjaran Kab. Bandung. Berdasarkan variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Jangka waktu penelitian bersifat cross sectional method. Populasi penelitian ini ialah karyawan Departemen Weaving PT. Adetex Cabang Banjaran yang berjumlah 289 orang. Berdasarkan teknik penarikan sampel secara probability sampling dan dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel sebesar 75 sampel. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, penyebaran kuesioner dan studi literatur. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan path analysis dengan bantuan software komputer SPSS. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh hasil bahwa motivasi kerja karyawan berkategori tinggi; Disiplin kerja karyawan berkategori tinggi; Kinerja karyawan pada Departemen Weaving PT. Adetex Cabang Banjaran Kab. Bandung berkategori tinggi; terdapat pengaruh yang signifikan dan kuat dari motivasi kerja terhadap kinerja karyawan; terdapat pengaruh yang signifikan dan kuat dari disiplin kerja terhadap kinerja karyawan; terdapat pengaruh yang signifikan dan kuat dari motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Departemen Weaving PT. Adetex Cabang Banjaran Kab. Bandung
PEMBELAJARAN BIOLOGI KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DALAM KEGIATAN LESSON STUDY DI SMP NEGERI 1 PASEH Rustin, Intang; Eka Y, Dyah; Sukarsih, Engka; Trisnayanti, Leni; Marliana, Nina; Sriyani, Sriyani; Kasmanah, Kasmanah; Mariyam, Iyam; Siswandi, Ade; Maryana, Tata; Sudiman, Maman; Patran, Encang; Dahria, Totoy; Rochintaniawati, Diana; Hamdiyati, Yanti
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 8, No 1 (2006): JPMIPA: Volume 8, Issue 1, 2006
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v8i1.35153

Abstract

Kegiatan lesson study di SMP Negeri 1 Paseh dilaksanakan pada tahun pelajaran 2006/2007. Kegiatan ini diikuti oleh kalangan guru IPA Kabupaten Sumedang beserta team ahli dari dosen FPMIPA-UPI. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahap: perencanaan, implementasi, dan refleksi. Implementasi kegiatan  dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Desember 2006. Untuk bidang studi biologi, konsep yang diambil adalah Sistem Pencernaan Makanan pada sub konsep Uji Kandungan Bahan Makanan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Implementasi kegiatan ini dilaksanakan pada kelas VIII-F dengan jumlah siswa 38 orang, yang dibagi ke dalam 6 kelompok. Secara umum kegiatan lesson study ini membawa pengaruh yang cukup besar dalam upaya peningkatan profesionalisme guru dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Kegiatan ini hendaknya tidak hanya dilakukan pada saat ada pembimbing dari UPI, melainkan diimplementasikan dalam kegiatan belajar sehari-hari untuk setiap sekolah, baik untuk satu bidang studi saja ataupun antar bidang studi.
ANALISIS KADAR INTERFERON GAMMA MENGGUNAKAN METODE FLUORESCENCE IMMUNOASSAY (FIA) DAN ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA PASIEN TUBERKULOSIS Trimulyani, Annisa; Khoirul Abror, Yogi; Marliana, Nina; Merdekawati, Fusvita
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis merupakan 1 diantara 10 penyebab kematian tertinggi diseluruh dunia. Berdasarkan data Global Tuberculosis Report 2022, Indonesia berada pada posisi kedua pada tahun 2021 dengan jumlah penderita tuberkulosis terbanyak di dunia. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebar melalui udara dari droplet. Infeksi M. tuberculosis dapat dideteksi melalui pemeriksaan imunoserologis, yaitu pemeriksaan Interferon Gamma Release Assays (IGRA). Pemeriksaan IGRA digunakan untuk mengukur produksi sitokin interferon gamma sebagai respon spesifik terhadap antigen M. tuberculosis Early Secretory Antigenic Target-6 (ESAT-6) dan Culture Filtrate Protein-10 (CFP-10) secara in vitro selama 16 - 24 jam. Semakin berkembangnya teknologi saat ini terdapat metode baru yaitu Fluorescence Immunoassay (FIA) yang hasilnya lebih cepat keluar dibandingkan dengan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) yang sudah direkomendasikan oleh WHO, memerlukan waktu 3 jam sampai hasil selesai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kadar interferon gamma menggunakan metode Fluorescence Immunoassay (FIA) dan Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) pada pasien tuberkulosis. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain penelitian static group comparation. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 30. Hasil kadar interferon gamma menggunakan metode Fluorescence Immunoassay (FIA) didapatkan rata-rata 2.83 IU/mL dan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) 2.78 IU/mL. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Wilcoxon didapatkan hasil nilai Asymp. Sig. 0.109 > 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kadar interferon gamma menggunakan metode Fluorescence Immunoassay (FIA) dan Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA).
PENGARUH VARIASI LAMA DAN CARA SIMPAN FRESH FROZEN PLASMA (FFP) YANG TELAH DICAIRKAN TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT Arum, Nafilah; Durachim, Adang; Marliana, Nina; Novia, Ganjar
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fresh Frozen Plasma (FFP) merupakan komponen darah. FFP dapat digunakan pada pasien yang telah menerima transfusi darah masif dan terus mengalami pendarahan setelah transfusi trombosit. FFP dalam keadaan cair harus segera ditransfusikan selambat-lambatnya 6 jam setelah pencairan. Tujuan penelitian untuk melihat pengaruh variasi lama dan cara simpan Fresh Frozen Plasma (FFP) yang telah dicairkan terhadap jumlah trombosit. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Hasil pemeriksaan trombosit pada labu darah Fresh Frozen Plasma (FFP) yang berasal dari Platelet Rich Plasma (PRP) diberi perlakuan pada lama dan cara simpan yang bervariasi setelah dicairkan. Penelitian ini dilakukan dengan design serial waktu yaitu pembacaan trombosit pada FFP yang telah dicairkan di 0 jam (segera), 4 jam, dan 6 jam. Kemudian pembacaan serial waktu dilakukan dalam dua perlakuan berbeda, dengan penyimpanan di refrigerator 2-8°C dan agitator 20-25°C. Hasil rata-rata jumlah trombosit segera setelah dicairkan 0 jam, 4 jam dan 6 jam pada refrigerator adalah 94x103/µL. Sedangkan rata-rata jumlah trombosit pada penyimpanan agitator setelah 4 jam adalah 68x103/µL dan 6 jam adalah 46x103/µL. Hasil di uji statistik pada penyimpanan refrigerator suhu 2- 8°C nilai Sig. 0.84 >0.05 tidak berbeda bermakna secara statistik. Sedangkan pada penyimpanan agitator suhu 20-25°C nilai Sig. 0.00 <0.05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna secara statistik.
ANALISIS HASIL PEMERIKSAAN IgG DAN IgM PADA PENDERITA DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) METODE ENZYME-LINKED FLUORESCENT ASSAY (ELFA) DENGAN ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) Musfirani, Nia; Marliana, nina; Rohayati; Khoirul Abror, Yogi
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jks.v4i3.2017

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Dalam melakukan diagnosis salah satunya dengan melakukan uji serologi untuk DHF. Tes serologi ini untuk mengidentifikasi adanya IgG atau IgM virus dengue di dalam tubuh. Pemeriksaan DHF IgG dan IgM yang spesifik berguna dalam diagnosis infeksi virus dengue. Gold standar untuk tes serologi menggunakan metode Enzyme Linked Immonosorbent Assay (ELISA). Semakin berkembangnya teknologi dan berbagai penelitian telah dikembangkan, pemeriksaan DHF IgG dan IgM dapat digunakan dengan metode Enzyme Linked Fluorescent Assay (ELFA). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan kadar IgG dan IgM pada penderita DHF menggunakan metode ELFA dan ELISA. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan membandingkan hasil pemeriksaan DHF IgG dan IgM menggunakan metode ELFA dengan ELISA. Dalam penelitian ini menggunakan sampel pasien tersangka DHF yang melakukan pemeriksaan DHF IgG dan IgM. Data hasil penelitian ini diolah menggunakan grafik untuk DHF IgG dan IgM kemudian untuk DHF IgM dilanjutkan dengan Uji Wilcoxon Signed Rank. Hasl Penelitian dilihat dari grafik tidak terdapat perbedaan kadar DHF IgG dan IgM menggunakan metode ELFA dan ELISA. Berdasarkan hasil uji statistik untuk DHF IgM diperoleh nilai signifikasi Asymp Sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar DHF IgG dan IgM menggunakan metode ELFA dan ELISA.
PERBANDINGAN HASIL HBsAg dan Anti HBs METODE CHEMILUMINESCENT MICROPARTICLE IMMUNOASSAY (CMIA) ANTARA ALAT ALINITY-i DAN ARCHITECT-i2000SR Deswiani, Puri; Marliana, Nina; Khoirul Abror, Yogi; Rohayati
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jks.v4i3.2025

Abstract

Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit baik akut maupun kronis. Prevalensinya masih tinggi di Indonesia meskipun cakupan imunisasi Hepatitis B mencapai 86,8 % namun hampir 70 % masyarakat rentan terhadap infeksi virus Hepatitis B. Pemeriksaan HBsAg dan Anti HBs adalah uji skrining darah yang dapat dilakukan secara otomatis menggunakan metode Chemiluminescent Microparticle Immunoassay (CMIA) pada alat Alinity-i dan Architect-i2000SR. Pemeriksaan ini dibandingkan dengan alat Architect-i2000SR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui rata – rata kadar HBsAg dan Anti HBs serta perbedaan antara kedua alat. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Dalam penelitian ini menggunakan darah pasien dengan kadar HBsAg reaktif dan Anti HBs positif. Data hasil penelitian diolah menggunakan uji Saphiro Wilk. Hasil penelitian uji normalitas HBsAg antara alat. Alinity-i dan Architect-i2000SR didapatkan nilai signifikansi 0,000 menunjukkan data terdistribusi tidak normal. Adapun hasil uji normalitas Anti HBs antara alat Alinity-i dan Architect-i2000SR didapatkan nilai signifikansi 0,072 dan 0,075 menunjukkan data terdistribusi normal. Selanjutnya hasil uji statistik HBsAg dan Anti HBs antara kedua alat diperoleh nilai signifikansi Asymp sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan antara alat Alinity-i dan Architect-i2000SR.
PENGARUH LAMA SIMPAN DAN JENIS REAGEN COOMB’S CONTROL CELL (CCC) TERHADAP VALIDASI HASIL CROSSMATCH KOMPATIBEL Arbie, Arbie; Noviar, Ganjar; Nurhayati, Betty; Marliana, Nina
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan Crossmatch atau uji silang serasi dilakukan untuk menghindari reaksi transfusi. Uji ini memastikan bahwa pasien tidak memiliki antibodi yang bereaksi terhadap antigen pada sel darah merah donor. Coomb's Control Cell (CCC) adalah suspensi sel kontrol yang dibuat dari darah golongan O Rhesus positif yang dilapisi dengan anti-D IgG. Tujuan: CCC digunakan untuk memastikan coomb’s serum atau AHG pada fase III crossmatch masih memiliki kemampuan untuk mengikat atau tidak. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen untuk menentukan pengaruh penambahan CCC terhadap derajat aglutinasi positif 2 (2+) pada validasi CCC. Derajat aglutinasi dibandingkan pada crossmatch kompatibel dengan CCC yang dibuat pada suhu 37⁰C dan suhu ruang (20 – 25⁰C) dengan waktu inkubasi 30 menit. Sampel disimpan dalam refigerator selama 0, 3, 5, dan 7 hari. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan CCC yang inkubasi di suhu 37⁰C selama 30 menit dengan lama simpan 0, 3, 5 hari dihasilkan derajat aglutinasi+2 sedangkan dengan lama simpan 7 hari dihasilkan derajat aglutinasi +1 pada tabung mayor, minor, dan auto kontrol. CCC yang inkubasi di suhu ruang selama 30 menit dengan lama simpan 0, 3, 5 hari dihasilkan derajat aglutinasi+2 sedangkan dengan lama simpan 7 hari dihasilkan derajat aglutinasi +1 pada tabung mayor, minor, dan auto kontrol. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan (0,046) < α = 0,05 sehingga bisa ditarik kesimpulan terdapat pengaruh lama simpan terhadap derajat aglutinasi validasi hasil crossmatch kompatibel. 
Pengaruh Lama Demam terhadap Positivitas Rate IgM Anti Salmonella typhi pada Pasien Tersangka Demam Tifoid Metode Inhibition Binding Immunoassay Nurhayati, Nuli; Rohayati, Rohayati; Merdekawati, Fusvita; Marliana, Nina
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 18 No 2 (2023): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v18i2.1972

Abstract

Latar Belakang: Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Manifestasi klinis demam tifoid yang pasti adalah demam. Demam terjadi pada saat tubuh sedang berusaha untuk melawan infeksi patogen dengan aktivasi sistem imun. Respon imun yang khas dimulai dengan peningkatan antibodi IgM terhadap antigen yang menstimulasi (imunogen). IgM mulai terbentuk pada hari ke-3, dan titernya meningkat hingga mencapai puncaknya pada hari ke-14. Pemeriksaan IgM anti Salmonella menggunakan metode IMBI karena memiliki tes spesifisitas dan sensitifitas yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama demam pada pasien demam tifoid terhadap positivitas rate IgM anti Salmonella. Metode: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Kabupaten Sumedang dan Rumah Sakit Kota Bandung, dengan jenis penelitian observasional analitik cross sectional. Pada periode Mei 2023 sampel yang diambil adalah 32 pasien demam tifoid dengan kadar IgM yang diperiksa menggunakan metode IMBI. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Hasil: Data yang diperoleh dari hasil perhitungan yaitu positivitas rate IgM anti Salmonella typhi pada lama demam 2 hari adalah 0%; 4 hari adalah 25%; 6 hari adalah 75%; 8 hari adalah 50%. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lama demam hari ke 2, 4, 6, dan 8 berpengaruh secara terhadap positivitas rate IgM anti Salmonella typhi.
Effect of Variation Natrium Sitrat Concentration and Centrifugation Time on Prothrombin Time (PT) Value Najiyyah, Amalia Nur; Marliana, Nina; Hayati, Eem; Rahmat, Mamat
Mukhtabar Journal of Medical Laboratory Technology Vol 2 No 2 (2024): Mukhtabar: Journal of Medical Laboratory Technology (October 2024)
Publisher : LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52221/mjmlt.v2i2.694

Abstract

Background & Objective: Prothrombin Time (PT) test is one of the hemostasis tests used to determine whether there is a deficiency of extrinsic clotting factors and co-pathway clotting factors, namely factors I, II, V, VII, and X. The pre-analytical stage that must be considered in the hemostasis examination is the concentration of anticoagulant used and the centrifugation process. This study was conducted to determine the effect of variations in sodium citrate anticoagulant concentration and centrifugation time on Prothrombin Time (PT) values.  Method: The anticoagulants used in this study were 3.2% and 3.8% sodium citrate. Centrifugation is the process of separating cells from plasma. The effect of improper centrifugation is to increase the number of platelets, so that platelet factors contained in platelets will accelerate the formation of fibrin. The research conducted is a pseudo-experimental study by giving treatment to blood specimens that will be added with anticoagulant Sodium Citrate concentrations of 3.2% and 3.8% with a blood ratio of 9:1, then centrifuged at 3000 rpm and given a variation of time for 15 minutes, 10 minutes, and 5 minutes. The results were tested using Saphiro Wilk and Friedman Test. Result : Based on the research that has been done, the Asymp. Sig. value obtained in the Friedman Test is >0.05. This indicates that the treatment that has been given to the sample has no effect on the value of Prothrombin Time. Conclusion: It can be concluded that there is no significant difference between the variation of sodium citrate concentrations of 3.2% and 3.8%, as well as in the variation of 3000 rpm centrifugation time of 15 minutes, 10 minutes, and 5 minutes on the value of Prothrombin Time (PT).
Pengaruh Variasi Konsentrasi Suspensi Darah Talasemia dan Waktu Sentrifugasi terhadap Pemeriksaan Direct Coombs Test Metode Tabung Salsabella Yan Putri, Hanna Zhafira; Novia, Ganjar; Hayati, Eem; Marliana, Nina
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v13i2.4535

Abstract

Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang membutuhkan transfusi darah sebagai pengobatan. Transfusi darah secara berulang berpotensi membentuk alloantibodi atau antibodi ireguler. Tahapan uji pratransfusi untuk mendeteksi adanya antibodi yang melekat pada eritrosit dilakukan pemeriksaan Direct Coombs Test . Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi suspensi darah Talasemia dan waktu sentrifugasi terhadap pemeriksaan Direct Coombs Test metode tabung. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen , dalam penelitian ini sebanyak 6 sampel inkompatibel darah Talasemia dilakukan pemeriksaan Direct Coombs Test metode tabung dengan variasi konsentrasi suspensi 1%, 3%, 5% dan waktu sentrifugasi pembacaan selama 1 menit, 2 menit dan 3 menit dengan suspensi 5% dan waktu sentrifugasi 1 menit sebagai kontrol. Hasil penelitian pemeriksaan Direct Coombs Test menggunakan konsentrasi suspensi darah Talasemia 1%, 3% dan 5% dengan waktu sentrifugasi selama 1 menit, 2 menit dan 3 menit menunjukkan hasil positif bervariasi dengan terbentuknya derajat aglutinasi +1 dan +2. Data hasil penelitian ini diperoleh dengan uji statistika Friedman, diperoleh nilai sig 0,000 < 0,05. Penelitian dapat menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh variasi konsentrasi suspensi darah Talasemia yaitu semakin rendah konsentrasi, semakin menurun derajat aglutinasi. Sedangkan pada waktu sentrifugasi semakin lama waktu sentrifugasi, semakin meningkat derajat aglutinasi terhadap pemeriksaan Direct Coombs Test metode tabung.