Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KORELASI KADAR TRIGLISERIDA DENGAN USIA PADA WANITA MENOPAUSE Rahayu, Ira Gustira; Abror, Yogi Khoirul
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v16i2.2398

Abstract

Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya siklus menstruasi pada wanita secara alamiah dan secara permanen saat wanita tidak lagi mengalami menstruasi selama satu tahun penuh yang diiringi dengan penurunan kadar hormon estrogen dan hormon progesteron. Gejala klinis saat menopause baik fisik, psikologis, maupun seksual akan dialami oleh wanita yang memasuki periode menopause. Hormon estrogen dianggap sebagai proteksi terjadinya dislipidemia. Kadar trigliserida cenderung meningkat dengan keadaan dimana seorang wanita sudah mulai memasuki periode menopause. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar trigliserida pada pasien wanita menopause. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain penelitian menganalisis hasil kadar trigliserida pada wanita menopause. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh wanita menopause yang memeriksakan kadar trigliserida di laboratorium klinik Diacare. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah accidental sampling. Jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner menopause rating scale untuk mengetahui gejala klinis menopause dan juga kuesioner untuk mengetahui pola makan responden serta data kadar trigliserida responden. Hasil Uji korelasi Spearman’s didapatkan nilai p = 0,000, sehingga dapat diketahui bahwa terdapat korelasi antara kadar Trigliserida dengan usia pada wanita menopause di Laboratorium Klinik Diacare Jakarta Selatan. Hasil penelitian didapatkan berdasarkan periode menopause bahwa kadar trigliserida meningkat pada responden yang memasuki masa menopause, responden yang memasuki masa menopause yaitu sebanyak 78,6% mengalami peningkatan kadar trigliserida. Peneliti merekomendasikan pada wanita usia menopause untuk memantau kadar trigliserida secara berkala.
ANALISIS PELAPORAN NILAI KRITIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DI RUMAH SAKIT MAYJEND HM RYACUDU KABUPATEN LAMPUNG UTARA Hidayat, Rahmat; Kurniawan, Entuy; Rahayu, Ira Gustira; Wiryanti, Wiwin
Jurnal ARSI : Administrasi Rumah Sakit Indonesia
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Critical values are abnormal values indicating high-risk/pathophysiological conditions that threaten the patient's life and require immediate medical intervention. Reporting critical laboratory values must be done quickly and accurately to the patient's responsible physician (DPJP) to ensure prompt and appropriate treatment. The aim of this study is to understand the reporting of critical laboratory values and its impact on the clinical decisions of doctors. This research uses both quantitative and qualitative methods with a descriptive analysis approach. Data collection was conducted through in-depth interviews, documentation, and observation. Informants were 15 DPJP. The results of this study show that the reporting system for critical laboratory values is functioning well/appropriately, with an average reporting time of 14.6 minutes, the fastest being 9 minutes, and the longest being 22 minutes. However, some DPJPs desire faster reporting times because the current system still uses manual methods, such as mobile phone calls or direct delivery of critical lab results to the ward by staff. Consequently, if there are disruptions in mobile phone service or a shortage of staff, it can take longer. Meanwhile, the timeliness of reporting and the accuracy of critical laboratory values in relation to the doctor's clinical decisions have been satisfactory/appropriate.
ANALISIS UNIT COST PEMERIKSAAN BREAKPOINT CLUSTER REGION - ABELSON (BCR-ABL) DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Permana, Gusti Putra; Rahayu, Ira Gustira; Kurniawan, Entuy; Rohayati, Rohayati
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 4 No 2 (2024): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v4i2.2151

Abstract

Latar Belakang: Breakpoint Cluster Region Abelson (BCR-ABL) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi ekspresi fusi protein BCR-ABL yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada atau tidaknya Kromosom Philadelphia (Ph 1 chr). RSUP Dr. Hasan Sadikin melakukan pemeriksaan BCR-ABL dengan metode PCR. Harga pemeriksaan ini terhitung mahal dan tidak ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga laboratorium harus melakukan pooling sampel untuk menekan unit cost hal ini menyebabkan waktu tunggu hasil pemeriksaan BCL-ABL menjadi 1 bulan. Terdapat metode lain pemeriksaan BCR-ABL yaitu Tes Cepat Molekuler (TCM) yang diwakili GenXpert yang memiliki sensitivitas yang sama dengan metode PCR. Dengan metode TCM pemeriksaan ini dapat segera dikerjakan dan hasil dapat dikeluarkan pada hari yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi unit cost pemeriksaan BCR-ABL menggunakan TCM dibandingkan dengan PCR. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif secara kuantitatif dengan desain menghitung unit cost berdasarkan biaya-biaya dari aktivitas yang dilakukan dari pemeriksaan PCR dan TCM mulai dari pasien datang hingga keluar hasil. Populasi dari penelitian ini adalah reagen PCR BCR-ABL dan TCM BCR-ABL di logistik laboratorium dan sedangkan sampel dari penelitian ini adalah pasien yang diperiksa BCR-ABL di RSUP Dr. Hasan Sadikin. Hasil: Diperoleh unit cost dari pemeriksaan BCR ABL metode TCM yaitu Rp.2.338.246,00 dan unit cost dari pemeriksaan BCR ABL metode PCR yaitu Rp.6.816.739,00 dengan selisih selisih Rp.4.502.460.00. Kesimpulan: Bahwa metode TCM adalah yang paling efektif dan efisien untuk pemeriksaan BCR-ABL dengan harga yang lebih murah dan waktu tunggu pemeriksaan lebih cepat. Kata Kunci : BCR ABL, Unit Cost , Tes Cepat Molekuler
BIOMARKER C-REACTIVE PROTEIN (CRP) SEBAGAI PREDIKTOR KOMPLIKASI MAKROVASKULAR PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Abror, Yogi; Rahayu, Ira Gustira; Patria, Cecep
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 17 No 1 (2025): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v17i1.2798

Abstract

Prevalensi diabetes melitus (DM) di Indonesia telah meningkat secara nyata dalam beberapa tahun terakhir, dengan diabetes melitus tipe 2 sebagai bentuk yang paling umum terjadi. DM tipe 2 sangat terkait dengan komplikasi makrovaskuler, termasuk penyakit jantung koroner dan stroke. Peningkatan kadar glukosa darah puasa dan C-reactive protein (CRP) telah dikaitkan dengan komplikasi ini. Akan tetapi, penggunaan CRP sebagai biomarker prediktif untuk penyakit makrovaskular pada pasien DM tipe 2 masih belum dieksplorasi. Tujuan dari penelitian ini  untuk melakukan kajian pada biomarker CRP sebagai prediktor komplikasi makrovaskular pada pasien DM tipe 2. Temuan dari penelitian ini memiliki potensi untuk membantu peningkatan penatalaksanaan DM dan mengurangi komplikasi DM dan penyakit jantung koroner.  Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Observational Analytic terhadap 30 pasien dengan DM tipe 2 yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Spesimen darah diuji untuk mengukur kadar glukosa darah puasa dan CRP, kemudian hasilnya dianalisis dengan uji saphiro wilk dilanjutkan dengan uji spearman rank correlation test. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semua peserta memiliki kadar glukosa darah puasa > 200 mg/dL dan kadar CRP > 5 mg/L. Terdapat korelasi positif yang kuat (R = 0,657) antara glukosa darah puasa dan CRP yang menunjukkan adanya hubungan antara hiperglikemia dan kerusakan pembuluh darah. Temuan ini menunjukkan bahwa CRP dapat berfungsi sebagai biomarker untuk memprediksi komplikasi makrovaskuler pada DM tipe 2, sehingga memungkinkan deteksi dini.
Analisis Unit Cost Quality Control Kimia Klinik dengan Metode Activity Based Costing di Laboratorium Rumah Sakit Paru dr. H. A. Rotinsulu Suryadi, Arfiah Azzahra Nissa; Kurniawan, Entuy; Rahayu, Ira Gustira; Rinaldi, Sonny Feisal; Hidayatullah, Taufik
Journal of Indonesian Medical Laboratory and Science Vol 6 No 1: April 2025
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Teknologi Laboratorium Medik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53699/joimedlabs.v6i1.192

Abstract

Hospital laboratories must comply with quality and safety standards as they are responsible for patients' health test results. Laboratory test results must be reliable, so the quality of laboratory services needs to be improved, including implementing quality control measures. Conducting a unit cost analysis for quality control activities is necessary to determine the expenses incurred for each quality control activity. The objective of this writing is to determine the unit cost for Clinical Chemistry Quality Control in the laboratory using the Activity-Based Costing method. Data collection techniques include interviews, observations, and document studies. Various costs are involved in determining the ABC method, including labor costs, depreciation costs for equipment or buildings, and other costs. In addition to cost data, cost drivers are also important in determining them. The equipment used in this research is the Sysmex BX with a total of 14 examination parameters, including glucose, total bilirubin, direct bilirubin, SGOT / AST, SGPT / ALT, total protein, albumin, urea, creatinine, uric acid, cholesterol, triglycerides, HDL, LDL. Based on the research results, the cost of QC for clinical chemistry examinations is Rp. 102,477