Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penguatan Kompetensi Literasi Digital Guru dan Mahasiswa untuk Desain dan Produksi Konten Pembelajaran Ahmad Zuhudy Bahtiar; Ahdar; Muh. Ilham Jaya; Nur Eva Yanti
Dialektika : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 1 (2023): DIALEKTIKA: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/dialektika.v2i1.8470

Abstract

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi antara guru, mahasiswa, dan dosen dalam upaya penguatan kompetensi literasi digital, khususnya untuk mempermudah guru dalam pembuatan konten pembelajaran. Kegiatan ini terfokus pada bidang pendidikan sebagai wadah utama pengembangan kompetensi literasi digital. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah Participatory Action Research (PAR), sebuah pendekatan yang membangun kolaborasi antara peneliti dan peserta untuk merancang penelitian, mengumpulkan data, dan mengambil tindakan guna memecahkan masalah sosial. Dalam konteks ini, mahasiswa mendapatkan bimbingan khusus untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan digital, dengan tujuan agar mereka dapat menjadi Asisten Mentor Dosen selama pelatihan atau workshop kepada guru.Pelaksanaan workshop melibatkan guru dalam latihan desain materi ajar melalui slide interaktif menggunakan Canva, serta pembuatan rekaman video pembelajaran baik melalui Canva maupun melalui proses shooting di ruang studio. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi literasi digital guru, tetapi juga memberikan kesempatan bagi guru dan mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan digital mereka. Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah mampu menghasilkan konten pembelajaran yang inovatif dalam bentuk slide presentasi interaktif maupun video pembelajaran. Kesuksesan program ini akan tercermin dari kemampuan guru-guru untuk mengintegrasikan literasi digital ke dalam pembelajaran mereka, menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan relevan dengan perkembangan teknologi.
The Fusion of Islamic Education and Bugis Socio-cultural Values as a Guide to Freedom of Thought Muh. Ilham Jaya; Arfian Alinda Herman; Musmulyadi; Immanuel Conti Morales, Alberto
Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam Vol 22 No 1 (2024): Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : IAIN PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/alishlah.v22i1.7858

Abstract

Background: The existence of sociocultural values that are so strong and thick in the daily life of Bugis people is interesting to be associated with the conception of freedom of thought. Considering that freedom of thought is still a concept that still requires a long study. Research Objectives: This research provides an overview of the conception of freedom of thought and how Bugis socio-cultural values and norms can guide this freedom of thought. Hopefully, this research will provide a comprehensive understanding of freedom of thought from the perspective of Islamic education and Bugis socio-culture. Methods: The research method used is a library research method that collects related literature and then combines it with content analysis so as to provide results and conclusions. Results: The results show that freedom of thought is a concept that refers to individual freedom to think independently and critically without being influenced by existing opinions or authorities. However, freedom of thought must be accompanied and "supervised" by a herd of values and a set of principles so that there will be no significant problems arising when the thinking touches the corners of axiology (intersects with social society). Conclusions: Islamic education and Bugis socio-cultural values can greatly guide freedom of thought because the development of Islam itself has recognized the school of kalam science as the foundation of thinking and Bugis society contains so many values, both from the oral tradition of pappaseng and those contained in the ethical philosophy called pangadereng.