Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Metode Certainty Factor pada Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Mental: Certainty Factor, Expert System, Mental Disorder Ahmad Wildan; Rafika Sari
Journal of Informatic and Information Security Vol. 3 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/1n4z9070

Abstract

Di Indonesia, orang dengan gangguan mental diidentifikasi sebagai 'sakit jiwa', dan sering mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan. Ada banyak faktor yang dapat memicu gangguan mental, mulai dari menderita penyakit tertentu hingga mengalami stres akibat peristiwa traumatis. Untuk meminimalisir munculnya gangguan mental, menjaga kesehatan mental sangatlah penting. Kesehatan mental adalah tentang meningkatkan kompetensi individu dan masyarakat dan memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan yang ditentukan sendiri. Salah satu sarana untuk memudahkan masyarakat peduli terhadap kesehatan mental, dalam penelitian ini akan dirancang sistem pakar untuk identifikasi masalah mental berdasarkan website sehingga mudah diakses oleh kebanyakan orang saat ini. Dengan menggunakan metode Faktor Kepastian , sistem pakar ini akan mampu menghasilkan diagnosa dengan persentase beberapa kemungkinan penyakit, sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan lebih detail. Data gejala umum dan gejala klinis yang sering dialami diperoleh dari instansi mitra yang bergerak di bidang layanan Psikologi. Dari 16 test case yang telah dilakukan dengan menggunakan black box testing, menunjukkan bahwa nilai valid sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan mental adalah100%, yang menandakan fungsionalitas sistem berjalan sesuai dengan daftar persyaratan sistem . Hasil dari aplikasi sistem pakar ini dapat memberikan beberapa informasi mengenai gangguan mental beserta tips untuk mengatasinya.
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Konversi dan Obversi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Ahmad Wildan; Boby Irawan; Muhammad Rizky Ihsan; Syafriyanti; Deassy Arestya Saksitha
Quoba: Jurnal Pendidikan Vol 1 No 2 (2025): 2025
Publisher : PT.Hassan Group Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/qb.v1i2.10

Abstract

Kemampuan berpikir logis merupakan keterampilan penting dalam pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas model pembelajaran berbasis konversi dan obversi dalam meningkatkan berpikir logis siswa. Menggunakan metode studi kepustakaan, penelitian ini menelaah berbagai literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini secara signifikan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyusun argumen, mengevaluasi informasi, serta mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Namun, tantangan seperti perlunya pelatihan guru dan penyesuaian kurikulum masih menjadi kendala. Dengan demikian, model pembelajaran berbasis konversi dan obversi dapat menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan berpikir logis serta keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam dunia pendidikan
Pengaruh Digital Marketing Dalam Meningkatkan Penjualan UMKM di Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru Syaputra, Tirtha; Mohammad Filbert Musnal; Ahmad Wildan; Akmal, Faiz
Jurnal BANSI - Jurnal Bisnis Manajemen Akutansi Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/bns.v4i2.1282

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis manfaat digital marketing dalam meningkatkan penjualan UMKM di  Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada UMKM sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pelaku UMKM telah memanfaatkan digital marketing dalam memasarkan produknya tetapi pemahaman informan berkaitan dengan Digital Marketing yaitu Transaction Cost, Interactive, dan Design Program sudah baik. Sehingga terjadi peningkatan penjualan secara maksimal dengan adanya pemanfaatan Digital Marketing.
IMPLEMENTASI PRINSIP THE BEST INTEREST OF THE CHILD DALAM PENETAPAN HAK ASUH ANAK (STUDI KOMPARATIF INDONESIA DAN INGGRIS) Lidwina Tuto Ladjar; Fanny Cathelia Erianto; Deva Aurelia Rahma; Ahmad Wildan; Muhammad Rayhan Fasya Akbar; Mohamad Haikal Rahmadia; Surahmad
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 3 No. 2 (2025): Desember
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v3i2.6188

Abstract

Prinsip the best interest of the child merupakan asas fundamental dalam hukum perlindungan anak yang bertujuan memastikan setiap keputusan terkait anak berorientasi pada pemenuhan hak dan kesejahteraannya. Dalam praktik penetapan hak asuh, penerapan prinsip ini sering kali menunjukkan perbedaan antarnegara karena dipengaruhi sistem hukum, regulasi, dan pertimbangan yudisial yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi prinsip the best interest of the child dalam penetapan hak asuh anak di Indonesia dan Inggris, serta mengidentifikasi persamaan dan perbedaan pendekatan kedua negara. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach) melalui penelaahan terhadap Undang-Undang Perlindungan Anak, Undang-Undang Perkawinan, Putusan Pengadilan Indonesia, serta Children Act 1989, case law, dan pedoman yudisial di Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia dan Inggris sama-sama menempatkan kepentingan terbaik anak sebagai prinsip utama, namun Inggris menerapkan parameter yang lebih terukur melalui welfare checklist, sedangkan Indonesia masih bergantung pada interpretasi hakim dengan ruang diskresi yang luas. Perbandingan ini menunjukkan perlunya penguatan standar penilaian kepentingan terbaik anak dalam sistem hukum Indonesia agar lebih konsisten, terukur, dan berorientasi pada perlindungan anak secara komprehensif.