Artikel ini bertujuan untuk mengkaji kontribusi pembelajaran berdiferensiasi terhadap keadilan pendidikan dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka (literature review), yang menganalisis berbagai sumber ilmiah seperti jurnal terakreditasi, buku, dan dokumen kebijakan pendidikan yang diterbitkan dalam sepuluh tahun terakhir (2014–2024). Data dianalisis menggunakan teknik analisis isi (content analysis) berdasarkan tema-tema strategis, seperti strategi implementasi, peran guru, dampak terhadap siswa, dan kendala pelaksanaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi memberikan peluang besar dalam menciptakan pendidikan yang lebih adil dan inklusif, karena mampu menyesuaikan proses belajar dengan kesiapan, minat, dan profil belajar siswa. Dampak positif yang ditemukan antara lain meningkatnya keaktifan siswa, keterlibatan emosional, serta integrasi literasi digital dan tradisional yang memperkuat karakter siswa. Namun, beberapa kendala seperti minimnya pemahaman guru, keterbatasan waktu, dan kurangnya pelatihan menjadi tantangan serius dalam implementasinya. Kesimpulannya, pembelajaran berdiferensiasi memiliki potensi strategis dalam mewujudkan prinsip keadilan pendidikan di era Kurikulum Merdeka. Implikasinya, dibutuhkan dukungan kebijakan, pelatihan berkelanjutan, dan ketersediaan sumber daya yang memadai agar strategi ini dapat diimplementasikan secara optimal di berbagai konteks satuan pendidikan. Kata kunci: pembelajaran berdiferensiasi, Kurikulum Merdeka, keadilan pendidikan, literasi digital, peran guru.