Infrastruktur kelautan seperti fasilitas dan kapal sangat penting di Indonesia karena posisinya sebagai negara maritim. Kayu untuk tujuan infrastruktur kelautan ini umumnya bersumber dari hutan alam, sehingga perlu ada alternatif dari hutan tanaman untuk pemenuhan kebutuhan kayunya. Kayu nangka dari hutan rakyat dipilih sebagai objek penelitian ini karena adalah jenis kayu yang digunakan dalam penelitian ini. Kayak ini dipilih karena memiliki keawetan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi serangan marine borer terhadap kayu nangka pada berbagai kedalaman laut dan menentukan sifat fisis mekanis kayu setelah direndam di laut. Penelitian dilakukan di Pulau Rambut, dengan contoh uji 24 buah berukuran 30 cm x 5 cm x 2,5 cm. Semua contoh uji disusun dengan tali tambang dan direndam di laut selama tiga bulan pada kedalaman 5 cm di atas permukaan laut, serta 10 cm dan 42 cm di bawah permukaan laut. Hasilnya menunjukkan bahwa contoh uji yang disusun pada kedalaman 5 cm di atas permukaan laut sangat tahan terhadap marine borer, dan contoh uji yang disusun pada kedalaman 10 cm dan 42 cm di bawah permukaan laut tahan terhadap marine borer. Nilai MOE untuk kontrol adalah 79994 kg/cm2 dan turun menjadi 48714 kg/cm2 setelah direndam di laut; MOR adalah 1329 kg/cm2 untuk kontrol dan turun menjadi 672 kg/cm2 setelah direndam di laut. Berat kayu kontrol adalah 0,55, tetapi beratnya sedikit turun menjadi 0,51 setelah direndam di laut. Nilai mekanis MOE dan MOR antara contoh uji kontrol dan setelah direndam berbeda nyata. Namun, kedalaman perendaman contoh uji tidak berpengaruh nyata terhadap nilai mekanisnya.