Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Ciri makroskopis dan sifat fisis kayu lontar (Borassus flabellifer Linn.) asal Pulau Timor berdasarkan posisi batang Davinsy, Rynaldo; Pobas, Melkianus; Adrin, Adrin
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i2.16336

Abstract

Lontar (Borassus flabellifer Linn.) adalah salah satu jenis pohon daerah tropis yang termasuk family palmae atau Arecaceae yang tumbuh terutama di daerah kering. Lontar dikenal memiliki banyak manfaat seperti bahan konstruksi bangunan alternatif pengganti kayu solid khususnya di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kendala sekarang pemanfaatan kayu lontar asal Pulau Timor sebagai bahan bangunan masih belum diketahui kelas kekuatan. Oleh karena itu, ciri makroskopis dan sifat fisis menjadi tujuan penelitian ini. Posisi batang (pangkal, tengah, ujung) akan mempengaruhi kekuatan kayu. Kayu lontar berumur ±30 tahun, batang yang sehat memiliki diameter (bagian pangkal 43, tengah 23 cm, dan ujung 32 cm). Sampel kayu dipotong menjadi contoh uji bagian kecil (ukuran 2cm x 2cm x 5cm). Pengujian yang dilakukan meliputi ciri makroskopis dan sifat fisis. Hasil pengujian menunjukan ciri makroskopis meliputi lingkar tahun, tekstur dan kesan raba, arah serat, warna dan corak, kilap, bau/aroma, kekerasan, dan bentuk parenkim dasar. Nilai sifat fisis kerapatan yaitu0.927 g/cm3 (bagian pangkal), 0.754 g/cm3 (bagian tengah), 0.645 g/cm3 (bagian ujung), kadar air yaitu 35.49% (bagian pangkal), 30.85% (bagian tengah), 66.77% (bagian ujung), pengembangan tebal yaitu 0.048% – 0.314% pada pengembangan tebal 2 jam, dan 0.289 – 0.488% pada 24 jam, dan daya serap air pada perendaman 2 jam berkisar 7.670 – 32.205% dan perendaman 24 jam berkisar 18.233 – 50.251%.
CIRI MAKROSKOPIS DAN SIFAT FISIS KAYU TRENGGULI (Cassia fistula .L) ASAL KABUPATEN KUPANG Piter, Serlius; Manek, Luisa Moi; Davinsy, Rynaldo; Ranta, Fabianus; Adrin, Adrin
Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 15, No 1 (2025): TENGKAWANG : JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jt.v15i1.93550

Abstract

The demand for commercial timber in Indonesian continue to increase, while the potential of production forests is decreasing. Therefore, an optimal forest management strategy is needed as a source of raw timber materials, including using quality plant types with fast-growing riaps. One of the potential species is (Cassia fistula L). or Trengguli which is widely found in the province of East Nusa Tenggara, especially Kupang City. However, information about the physical properties of Trengguli limited wood. The research purposes whose physical properties are determined and macroscopic characteristics of Trengguli wood at the base, middle, and end. Physical tested include moisture content, specific gravity, shrinkage, thickness expansion, and water absorption. Samples were taken from the field and tested in the laboratory using the Complete Random Design (RAL) method and analyzed using ANOVA. The results showed an average moisture content of 46%, specific gravity of 0.83, tangential shrinkage of 5.3-6.9%, radial 2.9-4.9%, and longitudinal 0.4-0,5%. Thick development after 2 hours ranges from 0.4-0.6% and after 24 hours 0.5-0.9%. Water absorption after 2 hours ranges from 0.7-1.6% and after 24 hours 1.4-2.7%. Based on ANOVA analysis, the position of the axial wood no real effect on physical properties. This study provides important information about the characteristics of Trengguli wood to support its use as a raw material for commercial wood. Keywords: Trengguli, macroscopic characteristics, physical properties, axial position, wood utilization. Abstrak Kebutuhan kayu komersial di Indonesia terus mengalami peningkatan, sementara hutan produksi terus berkurang. Oleh karena itu, strategi pengelolaan hutan yang optimal sangat diperlukan sebagai sumber kayu, termasuk melalui pemanfaatan jenis tanaman berkualitas dengan riap tumbuh cepat. Salah satu spesies yang berpotensi adalah (Cassia fistula L) atau Trengguli yang banyak ditemukan di Kota Kupang Provinsi NTT. Namun, informasi tentang sifat fisis kayu Trengguli masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini ialah sifat fisis dan ciri makroskopis kayu Trengguli bagian pangkal, tengah, dan ujung. Sifat fisis yang diuji meliputi kadar air, berat jenis, penyusutan, pengembangan tebal, dan daya serap air. Sampel diambil dari lapangan dan diuji di laboratorium dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar air 46%, berat jenis 0,83, penyusutan tangensial 5,3-6,9%, radial 2,9-4,9%, dan longitudinal 0,4-05%. Pengembangan tebal setelah 2 jam berkisar 0,4-0,5% dan setelah 24 jam 0,4-0,7%. Daya serap air setelah 2 jam berkisar 0,9-1,0% dan setelah 24 jam 1,1-1,7%. Analisis ANOVA menjelaskan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan dari posisi aksial terhadap sifat fisis kayu Trengguli. Penelitian ini memberikan informasi penting tentang karakteristik kayu Trengguli untuk mendukung pemanfaatannya sebagai bahan baku kayu komersial. Kata kunci: Pemanfaatan kayu, posisi aksial, sifat makroskopis, sifat fisis, Trengguli
Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus) serta Ketahanannya terhadap Marine Borers Putri, Lora Septrianda; Karlinasari, Lina; Muslich, Mohammad; Mubarok, Mahdi; Jeki, Jeki; Davinsy, Rynaldi; Adrin, Adrin; Kurniawan, Hendra; Telnoni, Sipora Petronela; So, Kristianto Wibison
Cannarium Vol 23, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cannarium.v23i1.9878

Abstract

Infrastruktur kelautan seperti fasilitas dan kapal sangat penting di Indonesia karena posisinya sebagai negara maritim. Kayu untuk tujuan infrastruktur kelautan ini umumnya bersumber dari hutan alam, sehingga perlu ada alternatif dari hutan tanaman untuk pemenuhan kebutuhan kayunya. Kayu nangka dari hutan rakyat dipilih sebagai objek penelitian ini karena adalah jenis kayu yang digunakan dalam penelitian ini. Kayak ini dipilih karena memiliki keawetan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi serangan marine borer terhadap kayu nangka pada berbagai kedalaman laut dan menentukan sifat fisis mekanis kayu setelah direndam di laut. Penelitian dilakukan di Pulau Rambut, dengan contoh uji 24 buah berukuran 30 cm x 5 cm x 2,5 cm. Semua contoh uji disusun dengan tali tambang dan direndam di laut selama tiga bulan pada kedalaman 5 cm di atas permukaan laut, serta 10 cm dan 42 cm di bawah permukaan laut. Hasilnya menunjukkan bahwa contoh uji yang disusun pada kedalaman 5 cm di atas permukaan laut sangat tahan terhadap marine borer, dan contoh uji yang disusun pada kedalaman 10 cm dan 42 cm di bawah permukaan laut tahan terhadap marine borer. Nilai MOE untuk kontrol adalah 79994 kg/cm2 dan turun menjadi 48714 kg/cm2 setelah direndam di laut; MOR adalah 1329 kg/cm2 untuk kontrol dan turun menjadi 672 kg/cm2 setelah direndam di laut. Berat kayu kontrol adalah 0,55, tetapi beratnya sedikit turun menjadi 0,51 setelah direndam di laut. Nilai mekanis MOE dan MOR antara contoh uji kontrol dan setelah direndam berbeda nyata. Namun, kedalaman perendaman contoh uji tidak berpengaruh nyata terhadap nilai mekanisnya.
Analisis Komponen Kimia Kayu Lontar (Borassus flabellifer Linn.) Asal Pulau Timor Sebagai Potensi Konstruksi Bangunan Davinsy, Rynaldo; Putri, Lora Septrianda; Adrin, Adrin; Kristinawanti, Ika; Aryani, Ni Kade Ayu Dewi; Manek, Luisa Moi; Purba, Mahardika Putra; Renoat, Emi; Rua Ora, Yudhistira Ardhyana Nugraha
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v9i2.22304

Abstract

Kayu lontar (Borassus flabellifer L.) merupakan salah satu jenis palma yang potensial dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi, kerajinan, maupun bioenergi, namun informasi mengenai karakteristik kimiawinya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen kimia kayu lontar asal Pulau Timor secara kuantitatif. Sampel berupa serbuk kayu ukuran 40–60 mesh dari tiga bagian batang (pangkal, tengah, ujung) kemudian dicampurkan agar mewakili variasi sifat kayu sepanjang batang, kemudian dicampurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih merata dan representatif. Pengujian yang dianalisis meliputi kadar air, holoselulosa, alfa selulosa, lignin, zat ekstraktif (air dingin, air panas, etanol-toluena, NaOH 1%), serta pH. Hasil penelitian menunjukkan kandungan kadar air 9,35%, lignin 23,91%, holoselulosa 79%, alfa selulosa 43,57%, serta pH 3,53. Kandungan ekstraktif relatif tinggi, yaitu etanol-toluena 17,62%, larut air panas 8,33%, larut air dingin 6,57%, dan larut NaOH 25,19%. Komposisi ini menunjukkan bahwa kayu lontar memiliki kadar polisakarida struktural yang tinggi serta ekstraktif non-polar dan polar yang berperan dalam meningkatkan ketahanan alami terhadap jamur dan rayap, namun pH asam dapat memengaruhi kestabilan dimensi serta interaksi dengan bahan perekat dan logam. Secara keseluruhan, kayu lontar berpotensi digunakan sebagai bahan bangunan, kerajinan, dan sumber bioenergi, dengan perlakuan pengawetan tambahan untuk meningkatkan durabilitasnya baik di interior maupun eksterior.
Model Estimasi Volume Tegakan Eucalyptus Urophylla di Hutan Lindung Lelogama, Nusa Tenggara Timur Pathibang, Meilyn Renny; Matatula, Jeriels; Almulqu, Aah Ahmad; Adrin, Adrin; Ora, Yudhistira; Ari, Maria Patrisia; Nufus, Mitha Rabiyatul; Kusumawardhani, Dina Tiara
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v9i2.22377

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi tegakan, mengembangkan model estimasi volume tegakan ampupu, dan menghitung potensi tegakan berdasarkan model terbaik. Model estimasi volume tegakan ampupu (Eucalyptus urophylla S.T. Blake) di kawasan Hutan Lindung Lelogama disusun berdasarkan 130 pohon contoh, 70 pohon sebagai pohon model, dan 60 pohon sebagai validasi model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi tegakan ampupu di Hutan Lindung Lelogama berkisar antara 41.133,28 m³ – 42.123,58 m³ dengan rata-rata volume per Ha = 269,02 m³. Model terbaik dalam pemodelan dipilih berdasarkan koefisien determinasi maksimum (R²), bias terkecil (SEE), dan validasi model berdasarkan simpangan baku (SR), simpangan agregat (SA), akar kuadrat rata-rata simpangan baku dan bias (e). Berdasarkan model terbaik untuk estimasi volume ampupu adalah V=5,81D1,678T-0,032, dengan nilai R2 = 81,5%, SEE= 0,123, SR= 0,214%, SA=-0,267%, RMSE=-0,205 dan e=-0,183. Estimasi volume tegakan yang dihitung berdasarkan model terbaik (V=5,81D1,678T-0,032) berkisar antara 47.109,49 m³ - 48.190,96 m³ dengan volume rata-rata per hektar sebesar 307,94 m³.