Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penyulingan Minyak Atsiri Dari Tumbuhan Kalistemon Kebun Raya “Eka Karya” Bali Dengan Menggunakan Metode Uap Air Andi Rafi Sultan Berlian; Adelia Elviantari; I Putu Agus Hendra Wibawa
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 1 No 1 (2023): BIOMARAS (Vol.1, No.1 Agustus 2023)
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam hayati, sehingga Indonesia dijuluki dengan negara Megabiodevercity. Dengan banyaknya sumber daya alam hayati, Indonesia memiliki pemanfaatan dalam pemberdayaan sumber daya alam dibidang industri salah satunya yaitu penghasil minyak atsiri. Tanaman Callistemon memiliki keterkaitan erat dengan melaleucas yang memiliki persamaan morfologi dan bunga. Callistemon umumnya disebut sebagai “bottle brush” karena memiliki bentuk bunga yang mirip seperti sikat botol. Minyak atsiri (essential oil) merupakan minyak nabati yang mudah menguap, mempunyai rasa getir, serta memiliki bau aromatik. Metode yang digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri ini yaitu dengan cara penyulingan uap air atau water and steam distillation. Hasil penyulingan minyak atsiri sampel daun dan buah pada tumbuhan Callistemon menunjukkan minyak atsiri yang dihasilkan dari sampel daun lebih banyak dibandingkan minyak atsiri yang dihasilkan daripada sampel buah. Dari hasil penyulingan minyak atsiri sampel daun dan buah yang ada pada Kebun Raya “Eka Karya” Bali dengan menggunakan metode penyulingan air dan uap, dapat diperoleh hasil minyak atsiri yang memiliki tekstur cair, berwarna kekuningan dan mempunyai bau yang menyengat. Adapula minyak atsiri yang tercampur n-Hexane memiliki tekstur yang cair, warna transparan, dan memiliki bau yang tidak terlalu harum atau menyengat. Jumlah minyak atsiri yang dihasilkan memiliki jumlah volume yang berbeda-beda. Dari sampel daun dan buah yang digunakan, diketahui bahwa sampel daun memiliki kadar minyak atsiri lebih banyak dibandingkan dengan sampel buah.
Eksplorasi Dan Isolasi Trichoderma spp. Pada Rizosfer Kopi Robusta dibeberapa Kecamatan Sumbawa Anis Nur Amalia; Adelia Elviantari
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 1 No 1 (2023): BIOMARAS (Vol.1, No.1 Agustus 2023)
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada daerah perakaran tanaman atau biasa disebut rizosfer, terdapat berbagai macam mikroorganisme seperti kelompok jamur yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Salah satu kelompok jamur yang hidup di rizosfer adalah  Trichoderma spp. Selain berfungsi sebagai pengurai, jamur ini dilaporkan mampu menginduksi ketahanan pangan dari berbagai penyakit yang menyerang tanaman serta berpotensi menjadi alternatif pembuatan biofertilizer. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi serta mengisolasi jamur rizosfer Trichoderma spp. Eksplorasi dilakukan sebagai bentuk pelestarian mikroorganisme di alam, serta memperbanyak jumlahnya untuk kepentingan pertanian. Sampel yang diambil berasal dari rizosfer kopi robusta di kecamatan Lenangguar, Buer dan Alas Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Pemilihan lokasi sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode yang digunakan adalah metode perangkap nasi atau Baiting method. selanjutnya dilakukan isolasi pada media PDA kemudian jamur diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil penelitian ditemukan tiga jenis jamur yang diperoleh dari tiga lokasi kebun kopi. Jamur yang ditemukan memiliki karakter berbeda berdasarkan warna yaitu hijau tua, hijau dan putih kehijauan. Jamur yang ditemukan memiliki penampakan makroskopis yang berbeda, namun dalam pengamatan mikroskopis memiliki kemiripan bentuk morfologinya. Berdasarkan identifikasi makroskopis dan mikroskopis, tiga jamur yang diperoleh memiliki kemiripan dengan Trichoderma spp. Untuk itu disarankan untuk melakukan pengujian lebih lanjut terkait penentuan spesies.
Deteksi Megalocytivirus pada Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) dengan Metode Real-Time PCR Olvyra Dwisafitri, Karin; Elviantari, Adelia
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 3 No 1: BIOMARAS : Vol 3, No 1 Februari 2025
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) merupakan salah satu jenis ikan yang berpotensi besar untuk dibudidayakan serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi, baik di pasar lokal maupun internasional. Namun, salah satu tantangan dalam budidayanya adalah infeksi oleh mikroorganisme patogen, termasuk virus. Salah satu virus yang dapat menginfeksi ikan bawal bintang adalah Megalocytivirus. Ikan yang terinfeksi Megalocytivirus umumnya menunjukkan gejala klinis berupa perubahan perilaku, seperti penurunan nafsu makan, berenang lemah, dan kurang aktif. Di daerah sekitar Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok sering ditemukan kasus ikan bawal Bintang yang terinfeksi virus ini. Oleh sebab itu diperlukan metode deteksi yang cepat dan akurat untuk mengidentifikasi keberadaan Megalocytivirus secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi Megalocytivirus pada ikan bawal bintang yang dibudidayakan di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok menggunakan Real-Time PCR. Metode penelitian ini meliputi pengambilan sampel, ekstraksi DNA dan amplifikasi DNA. Hasil menunjukkan bahwa kedua sampel ikan bawal bintang yang diekstraksi DNA dengan kode 1771 dan 1772 positif terserang Megalocytivirus. Hal ini ditandai dengan adanya akumulasi sinyal fluoresen yang melewati garis threshold dengan nilai cycle threshold (Ct) atau nilai siklus kuantifikasi <35. Oleh sebab itu melalui data ini akan menjadi dasar untuk penganggulangan ikan yang terinfeksi Megalocytivirus agar tidak semakin meluas.
Identification of Vibrio spp. in Spiny Lobster (Panulirus homarus) from Natural Catch and Culture In Batu Bangka Village, Sumbawa Elviantari, Adelia; Adi Suriyadin; Abdurachman, Muhammad Haikal
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 13 No. 1 (2024): JAFH Vol. 13 No. 1 February 2024
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v13i1.42197

Abstract

Spiny lobster (Panulirus homarus) is a fishery commodity with high economic value. The classic problem that has not been resolved so far is the low survival rate of around 20-30% and an average growth rate of 180-230 grams. This can be influenced by nutritional factors, environment, stress and pathogen infection. This study aimed to identify pathogenic bacteria found in wild caught lobsters (Labangka) and cultivated lobsters (Bungin Island). The stages of this research began with taking samples in the field, followed by isolation and purification of bacteria (tail organs, gills, and hepatopancreas), morphological characteristics, and physiological tests of bacterial isolates. From the results of the study, it was found that the isolates grown on TSA media, showed a higher diversity of bacteria in natural lobsters compared to cultivated lobsters, this is what makes natural lobsters have a high survival rate because the diversity of microflora forms a symbiotic mutualism. Meanwhile, if we look at the diversity of pathogenic bacteria (Vibrio spp.), namely isolates grown on TCBS media, it shows that cultivated lobsters have more diverse pathogenic bacteria, namely three types of Vibrio (V. alginilyticus, V. Harvey and V. Parahemolyticus) are indicated, only natural lobsters identified V. alginilyticus.