Dalam sektor layanan kesehatan seperti rumah sakit, kepercayaan dan loyalitas pasien terhadap merek memainkan peran krusial. Merek yang tangguh tidak sekadar berupa nama atau logo, melainkan mencerminkan mutu pelayanan, citra positif, dan kedekatan emosional dengan pasien. Untuk mewujudkan merek seperti ini, rumah sakit perlu mengembangkan berbagai aspek dari brand equity. Proses ini tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan membutuhkan dedikasi jangka panjang, pelayanan yang konsisten, serta penerapan strategi pemasaran yang efektif. Brand equity adalah ukuran tendensi konsumen untuk setia pada suatu merek berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya. Elemen-elemen pembentuknya adalah kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek. Di antara elemen-elemen ini, kesadaran merek adalah aset kunci (key of brand asset) yang krusial bagi perkembangan elemen lainnya. Oleh karena itu, rendahnya kesadaran merek hampir selalu berimplikasi pada rendahnya brand equity secara keseluruhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara “brand awaresness, brand association, perceived quality dan brand loyalty” terhadap “brand equity di Rumah Sakit Umum Kartini Lampung”. Penelitian ini diawali dengan populasi sebanyak 166 orang. Kemudian, teknik purposive sampling digunakan untuk menyeleksi sampel hingga mencapai 117 orang. Jenis penelitian yang diterapkan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dan data dianalisis menggunakan instrumen statistik berupa analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa setiap elemen variabel independen berkorelasi positif dengan brand equity. Menariknya, peningkatan pada brand association dan perceived quality terbukti enam kali lebih efektif dalam meningkatkan brand equity dibandingkan dengan fokus pada brand awareness dan brand loyalty.