This study analyzes the management of integrating Kitab Kuning into Islamic Religious Education (PAI) teaching materials through the optimization of the Sorogan and Bandongan methods in contemporary madrasas. The relevance of this study lies in the need for a systematic management model that bridges traditional pesantren pedagogies with modern curriculum demands. Using qualitative library research, this article examines the structural characteristics of Kitab Kuning and formulates a management framework for planning, organizing, implementing, and evaluating its integration within PAI learning. The findings show that Kitab Kuning remains a strategic source for strengthening students’ spiritual and conceptual understanding, yet its implementation requires structured management to adapt Sorogan into individualized assessment mechanisms and Bandongan into collective digital or classroom-based instruction. The proposed integration model supports curriculum enrichment, improves learning quality, and enhances teacher roles as knowledge transmitters. This study concludes that effective integration management strengthens both instructional depth and institutional identity in madrasas. Penelitian ini menganalisis manajemen integrasi Kitab Kuning ke dalam bahan ajar PAI melalui optimalisasi metode Sorogan dan Bandongan di madrasah kontemporer. Relevansi kajian ini terletak pada kebutuhan model pengelolaan yang mampu menjembatani pedagogi pesantren dengan tuntutan kurikulum modern. Melalui penelitian kepustakaan kualitatif, studi ini mengkaji karakteristik struktural Kitab Kuning serta merumuskan kerangka manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi integrasinya dalam pembelajaran PAI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kitab Kuning tetap strategis dalam memperkuat kedalaman spiritual dan konseptual peserta didik, namun implementasinya membutuhkan pengelolaan yang terstruktur. Sorogan dapat diadaptasi menjadi mekanisme asesmen individual, sedangkan Bandongan dapat diimplementasikan melalui pembelajaran kolektif berbasis kelas maupun digital. Model integrasi ini mendukung pengayaan kurikulum, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan memperkuat peran guru sebagai penjaga otoritas keilmuan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen integrasi yang tepat akan memperkuat identitas keilmuan sekaligus efektivitas pembelajaran di madrasah.Â