Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perkembangan Analisis Butir Pati dalam Kajian Arkeobotani di Indonesia Arrozain, M. Dziyaul F.
JANUS Vol 3 No 1 (2025): Edition 1
Publisher : Department of Archaeology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/janus.20122

Abstract

The study of archaeobotany in Indonesia has progressed significantly over the past two decades. However, research based on starch grain analysis remains limited and less recognized. This article presents the development of starch grain analysis in Indonesia, utilizing data from archaeobotanical studies conducted between 2011 and 2024. The findings reveal that various extraction procedures, identification processes, and interpretations of starch grains have contributed to understanding the past relationship between humans and plants. Moreover, these aspects have also contributed to the development of starch grain analysis trends, including methodological development and diversification phases. However, starch analyses still face limitations, including restricted geographical scope, disparities in cultural period coverage, and insufficient reference sample databases. Addressing these limitations promptly is crucial to facilitate more comprehensive and accelerated advancements in starch grain analysis in the future. === Kajian arkeobotani di Indonesia berkembang pesat dalam dua dekade terakhir. Namun, kajian arkeobotani yang berbasis butir pati masih relatif sedikit dilakukan dan kurang banyak diketahui. Artikel ini memaparkan perkembangan analisis butir pati yang telah dilakukan di Indonesia melalui kajian literatur. Data yang digunakan berupa hasil penelitian arkeobotani yang menganalisis butir pati dari tahun 2011 hingga 2024. Hasil riset menunjukkan bahwa ragam prosedur ekstraksi, proses identifikasi, dan interpretasi butir pati berhasil menarasikan relasi manusia dan tumbuhan di masa lalu. Selain itu, ketiganya juga menghasilkan tren perkembangan keilmuan analisis butir pati berupa fase perkembangan metode dan fase diversifikasi kajian. Namun demikian, analisis butir pati yang telah dilakukan masih menyisakan keterbatasan berupa cakupan wilayah kajian, kesenjangan cakupan periodisasi situs, dan keterbatasan database sampel referensi. Limitasi tersebut perlu segera diperbaiki agar analisis butir pati dapat berkembang lebih pesat lagi di masa yang akan datang.
Utilization of natural resources in prehistoric times based on archaeological findings in Gua Arca, Kangean Island, East Java : Pemanfaatan sumber daya alam masa prasejarah berdasarkan temuan arkeologis Gua Arca, Pulau Kangean, Jawa Timur Alifah, Alifah; Widianto, Harry; Arrozain, M. Dziyaul F.; Purnamasari, Rizka; Suniarti, Yuni; Ansory, Mirza
Berkala Arkeologi Vol. 42 No. 1 (2022)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v42i2.955

Abstract

Tulisan ini membahas tentang eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya alam oleh penghuni gua. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah hasil ekskavasi situs Gua Arca di Pulau Kangean, Sumenep, Jawa Timur. Metode yang digunakan deskriptif dengan analisis ekofak dan analisis residu mikrobotani pada artefak. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola adaptasi dari penghuni pulau ini, dengan melakukan eksplorasi maksimal terhadap sumber daya alam di darat dan laut. Pada periode awal hunian sekitar 6000 BP, terjadi pemanfaatan sumber daya darat yang cukup dominan berupa binatang dengan habitat hutan terbuka, yaitu Cervidae, Bovidae, Macaca sp., dan binatang kecil seperti Cercopithecidae, Rodentia dan Varanidae. Pada periode setelahnya, sekitar 900 BP, terjadi perubahan pemanfaatan sumber daya alam. Pemanfaatan sumber daya laut menjadi lebih dominan, yang sebagian besar diperoleh dari lingkungan perairan mangrove dan daerah pasang surut. Tumbuhan yang dimanfaatkan antara lain pisang liar, padi liar, kelapa, umbi, dan penggunaan intensif tanaman Zingiberacea.
RAGAM TUMBUHAN DALAM KONTEKS PERMUKIMAN DI SITUS KUTA BAGINDA, BERAU, KALIMANTAN TIMUR Arrozain, M. Dziyaul F.; Anggraeni, Anggraeni; Mahirta, Mahirta
Naditira Widya Vol. 18 No. 1 (2024): Naditira Widya Volume 18 Nomor 1 April Tahun 2024
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Situs Kuta Baginda merupakan situs hunian komunitas Dayak di Berau yang dimulai pada abad ke-14 Masehi. Selain temuan artefaktual, di situs tersebut terdapat jejak-jejak pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah, terutama tulang ikan dan cangkang kerang, serta adanya sejumlah kecil tulang hewan darat. Sementara itu, potensi sumber daya lain, khususnya tumbuhan belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam tumbuhan di situs Kuta Baginda dalam kaitannya dengan penghunian situs tersebut. Dalam upaya menjawab permasalahan penelitian dan mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis terhadap mikrofosil tumbuhan berupa fitolit yang diperoleh dari sisa tanah (loose dirt) yang masih melekat pada fragmen gerabah. Hasil analisis fitolit menunjukkan bahwa ragam tumbuhan dalam konteks awal hunian komunitas Dayak di situs Kuta Baginda didominasi oleh jenis tumbuhan berkayu atau semak, disusul jenis palem dan jenis rumput-rumputan yang tidak begitu banyak. Hal ini berbeda dari kondisi tumbuhan pada fase penghunian setelah abad ke-14 Masehi yang menunjukkan peningkatan dan dominasi palem, yang disertai berkurangnya secara signifikan tumbuhan berkayu atau semak, serta rumput-rumputan. Perubahan dominasi tumbuhan tersebut terkait dengan campur tangan manusia sejak fase awal penghunian dan fase selanjutnya di situs Kuta Baginda. Beberapa jenis tumbuhan, seperti kelapa, sagu, dan tumbuhan berkayu, diperkirakan telah dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan penghuni situs, baik untuk konsumsi maupun konstruksi. Dominasi tumbuhan palem pada fase penghunian setelah abad ke-14 Masehi sepadan dengan peningkatan intensitas penghunian yang ditunjukkan oleh kuantitas artefak dan sisa-sisa fauna.The Kuta Baginda Site in Berau was a Dayak community settlement dating back to the 14th century. The site was abundant in traces of utilization of natural resources such as fish bones, shells, and terrestrial animal bones. The variety of plant species at the site was unknown until phytolith analysis was conducted. The analysis revealed that woody plants or shrubs dominated the early occupation phase, followed by a small quantity of palm and grass species. However, the post-14th century occupation phase showed increased dominance of palm trees, with a significant reduction in woody plants, shrubs, and grasse, with a significant reduction in woody plants or shrubs and grasses. This change in the dominance of plants is related to human intervention. Some plant species, such as coconut, sago, and woody plants, were utilized for consumption and construction. The increase in palm trees corresponds to the intensity of occupation growth, as indicated by the number of artefacts and faunal remains.