Diah Mukminatul Hasyimi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Mubadalah as a Pillar of Family Resilience in Indonesia in Facing the Challenges of Information Disruption Fathul Muin; Farah Batrisyia Binti Mohd Ridzwan; Susi Nurkholidah; Diah Mukminatul Hasyimi; Sakirman
Journal of Islamic Mubadalah Vol. 2 No. 1 June (2025)
Publisher : Pondok Pesantren Darul Fata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70992/tamhse32

Abstract

This article is about the concept of mubadalah as a pillar of family resilience in Indonesia in facing the challenges of the era of information disruption. Family life in the era of information disruption faces major challenges, especially husband and wife relations. The purpose of this article is to analyze mubadalah as a pillar of household resilience in Indonesia amidst information disruption. This research method uses kualitative, data sources are obtained from library materials. The data analysis uses the theory of mutuality or mubadalah. The results of the study found that the era of information disruption has given rise to challenges for family life such as misinformation, decreased quality of interpersonal communication, technology addiction which has an impact on family disharmony. The concept of mubadalah has significant relevance in strengthening family resilience in Indonesia in facing these challenges. Mubadalah offers a holistic approach to maintaining family harmony and stability. The principle of mubadalah, which emphasizes justice, equality, and cooperation between family members, can be the main pillar in building relationships that are mutually supportive, respectful, and solution-oriented. Mubadalah is not only relevant as a religious concept, however also as a practical solution in responding to the increasingly complex social dynamics in the modern era.
Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Penetapan Suku Bunga Terhadap Velocity Of Money di Indonesia Tahun 2010-2023 Dalam Perspektif Ekonomi Islam Nabila Tiara Vinka; Diah Mukminatul Hasyimi
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 3 (2025): JUNI-JULI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Velositas uang yang stabil menunjukkan keadaan perekonomian yang stabil. Kecepatan perputaran uang di Indonesia menunjukkan hasil fluktuatif sejak 2010-2023. Menurut teori kuantitas uang pada hakikatnya berpendapat bahwa perubahan jumlah uang beredar akan menimbulkan perubahan yang sama cepatnya ke atas harga-harga. Penurunan jumlah uang beredar menyebabkan velositas uang akan semakin cepat seiring dengan peningkatan suku bunga. Namun, islam melarang suku bunga karena masuk kedalam riba. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan Suku Bunga terhadap Velocity of Money di Indonesia pada tahun 2010-2023 Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Nasional dan Bank Indonesia dengan rentan waktu 14 tahun yaitu dari tahun 2010-2023. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda dan alat yang digunakan untuk mengolah data yaitu Eviews 10. Hasil regresi linier berganda menunjukan variabel Jumlah Uang Beredar berpengaruh signifikan terhadap Velocity of Money di Indonesia pada tahun 2010-2023. Variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Velocity of Money di Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Teori Keynes tentang permintaan uang yang mengatakan apabila inflasi meningkat, permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga akan berkurang. Suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Velocity of Money di Indonesia.  Selanjutnya, dalam ekonomi Islam, inflasi, kenaikan suku bunga dan penurunan ekonomi yang menyebabkan kesenjangan diantara masyarakat bukanlah sebab dari kurangnya sumber daya yang tersedia. Melainkan karna adanya beberapa orang dari masyarakat yang membuat harta-harta tersebut hanya beredar diantara orang kaya saja dan pada akhirnya menyebabkan kesenjangan serta memperburuk pemerataan.
Optimizing Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) for Inclusive and Sustainable Economic Development in Indonesia Budimansyah Budimansyah; Diah Mukminatul Hasyimi; Dimas Pratomo; Muslim Muslim; Saifuddin Amin
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol. 9 No. 2 (2024): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/jf.v9i2.6436

Abstract

Sukuk has emerged as a governmental tool for acquiring private capital to finance ongoing infrastructure projects. This research seeks to assess the optimization of Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) for equitable and sustainable economic growth in Indonesia. The research approach used is a qualitative approach which focuses on analyzing the content of literature (literature research). The data used is secondary data originating from various reading sources in journals, books, and other libraries. The verification approach employs triangulation methods, whereas the data analysis method encompasses data reduction, data display, and data analysis. The findings indicated that the execution of CWLS engaged five stakeholders: Bank Indonesia as the implementation facilitator and Custodian Bank; the Indonesian Waqf Board (BWI) as the regulator, mentor, and nazhir overseeing waqf; and the Ministry of Finance as the SBSN issuer and fund manager in the real sector. Waqf monies are used to support economic and social initiatives aimed at enhancing the national economy, including the promotion of Islamic banking development. Funding productive assets, such as those used to establish company development incubators and generate employment via enterprises in the real sector, Facilitating the execution of social initiatives, establishment of Corporate Social Responsibility funds.