Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMANFAATAN TEKNOLOGI GPS UNTUK PEMANTAUAN PERGERAKAN TANAH DAN KORELASINYA DENGAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH (Studi Kasus: Kampung Singkup, Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan,Kabupaten Sumedang) Anisah , Anisah; Handoko , Eko Yuli; Luthfi , Anas; Sutarjono , Jojon
GEOID Vol. 4 No. 1 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v4i1.1245

Abstract

Desa Ciherang yang terletak di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang sering mengalami fenomena gerakan tanah (landslide), terutama selama musim hujan. Bencana ini tidak hanya menghancurkan lingkungan hidup serta sarana dan prasarana, tapi juga umumnya menimbulkan korban jiwa. Oleh karena itu proses pemantauan bahaya dan mitigasi bencana pergerakan tanah ini adalah sangat penting dilakukan secara baik dan berkesinambungan. Banyak metode dan teknik yang telah diterapkan untuk mempelajari fenomena gerakan tanah didaerah ini, dimana salah satunya adalah metode survei GPS. Survei GPS yang telah dilakukan adalah sebanyak empat kala dengan selang waktu antara lain 0.8 bulan, 16,5 bulan dan 19 bulan. Penelitian ini menggunakan data survei GPS dan data penunjang berupa data geologi yang akan digunakan dalam proses analisa arah gerakan tanah. Selain analisa arah gerakan tanah, dalam penelitian ini pun akan diprediksi perubahan tinggi titik pada tiap kala. Hasil dari survei GPS menunjukkan bahwa kecepatan perpindahan posisi yang didapat termasuk dalam kelas sangat lambat yaitu dibawah 3x10-5 – 9x10-7 cm/detik. Selain itu hasil dari survei GPS pun akan dikorelasikan dengan zonasi kerentanan gerakan tanah daerah Ciherang agar dapat diketahui hubungan antara satu sama lain .
Optimasi Waktu Pengamatan Pada Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal Orde 4 Menggunakan Metode Rapid Static Septian , Johan; Taufik, Muhammad; Handoko , Eko Yuli
GEOID Vol. 5 No. 1 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v5i1.1280

Abstract

Untuk mendapatkan koordinat suatu titik dapat dilakukan dengan cara pengukuran teresteris maupun ekstra teresteris dengan teknologi yang terbaru yaitu Global Positioning Sistem (GPS). Pada penentuan KKH orde 4 dengan GPS, metode yang sering digunakan adalah metode pengamatan rapid static (pengamatan 5-20 menit) daripada metode statik (pengamatan dalam selang waktu jam). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu pengamatan optimal yang bisa digunakan dalam pada penentuan KKH orde 4 dengan metode rapid static dengan membandingkan dengan hasil dari metode statik yang dijadikan sebagai referensi. Titik-titik pengamatan diletakkan pada ruang terbuka, tertutup, dan semi tertutup. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pengamatan optimal untuk nilai standard deviasi pengolahan baseline terkecil di ruang terbuka adalah 10 menit dengan nilai standard deviasi rata-rata 0,001 meter. Pada ruang tertutup waktu paling optimal adalah 20 menit dengan dengan standard deviasi rata-rata 0,005 meter. Pada ruang semi tertutup waktu paling optimal adalah 20 menit dengan standard deviasi rata-rata 0,003 meter. Untuk waktu pengamatan paling optimal untuk pergeseran linear horisontal terkecil di ruang terbuka adalah 20 menit dengan rata-rata pergeseran 0,004 meter. Pada ruang tertutup nilai pergeseran sangat besar dan tidak beraturan karena banyak terjadi cycle slip. Pada ruang semi tertutup waktu paling optimal adalah 20 menit dengan rata-rata pergeseran 0,016 meter.
LAJU SUBSIDENCE & UPLIFT DI SEKITAR AREA TANGGUL LUMPUR SIDOARJO TAHUN 2011 Handoko , Eko Yuli; Cahyadi, Mokhamad Nur; Kurniawan, Akbar; Bukhori, Imam; Basofi , Ahmad
GEOID Vol. 7 No. 1 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v7i1.1323

Abstract

Sudah 5 Tahun, luapan Lumpur Sidoarjo (LUSI) belum dapat dihentikan. Akibat luapan lumpur tesebut, memicu terjadinya dinamika tanah seperti subsidence dan uplift di sekitar area luapan/semburan LUSI. Pengukuran subsidence dan uplift telah dilakukan pada tahun 2006 hingga 2007 (Abidin, et. al, 2008). Pada tahun 2011 dilakukan pengukuran GPS di sekitar area tanggul penahan LUSI hingga radius sekitar 5 km. Hasil yang diperoleh
LAND SUBSIDENCE DI SURABAYA (2007-2010) Handoko , Eko Yuli; Kurniawan , Akbar; M, Angger Sukma
GEOID Vol. 7 No. 1 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v7i1.1328

Abstract

Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia yang mengalami pertumbuhan yang begitu pesat. Perkembangan kota yang tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi tanah di wilayah Surabaya yang dapat mengakibatkan landsubsidence. Pemantauan lansudsudence dilakukan menggunakan metode pengamatan GPS secara teliti pada tahun 2007 dan 2010. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak ilmiah GAMIT. Dari hasil pengolahan data telah terjadi penurunan permukaan tanah dibeberapa titik pengamatan di Surabaya dengan kecepatan penurunan yang berbeda-beda. Penurunan yang relatif besar terjadi di titik RKUT sebesar 2,79 cm/tahun.