Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS POLA SEBARAN SEDIMEN UNTUK MENDUKUNG PEMELIHARAAN KEDALAMAN PERAIRAN PELABUHAN MENGGUNAKAN PEMODELAN HIDRODINAMIKA 3D (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA) Pratomo, Danar Guruh; Hutanti , Krisma; ., Khomsin
GEOID Vol. 14 No. 2 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v14i2.1607

Abstract

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan salah satu pelabuhan di Indonesia yang menjadi pusat distributor barang ke kawasan timur Indonesia. Keberadaan sedimen di dalam perairan akan mempengaruhi kondisi fisik perairan pelabuhan tersebut dikarenakan pengendapan sedimen di suatu perairan akan mempengaruhi bentuk topografi di dasar perairan. Pengerukan secara rutin diperlukan untuk memelihara kedalaman suatu kolam dan alur pelayaran dari pendangkalan akibat pergerakan dan pengendapan material sedimen. Salah satu penyebab dari proses sedimentasi adalah arus dan pasang surut air laut. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Dalam hal ini dilakukan analisis pola sebaran sedimen menggunakan pemodelan hidrodinamika 3D menggunakan perangkat lunak Delft3D. Pemodelan arus dan sebaran sedimen dilakukan menggunakan metode simulasi numerik dengan parameter data batimetri, pasang surut air laut, river discharge, densitas, dry density dan konsentrasi sedimen. Dari penelitian ini didapatkan hasil nilai sebaran sedimen paling besar terjadi pada saat spring tide mencapai 2x10-3 m2/s. Berdasarkan data kumulatif erosi dan sedimentasi, daerah perairan Pelabuhan Tanjung Perak yang mengalami sedimentasi paling besar adalah kolam pelabuhan, Terminal Teluk Lamong dan daerah sekitar bangunan jetti, sehingga diperlukan monitoring secara rutin di daerah tersebut.
APLIKASI GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN CO-TIDAL UNTUK PENGAMATAN NILAI TINGGI MUKA AIR LAUT DI PERAIRAN LAUT JAWA ., Khomsin; Syaputra, Khariz; Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 14 No. 2 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v14i2.1611

Abstract

Pasang surut air laut (pasut) merupakan salah satu komponen penting dalam survei batimetri. Pada survei batimetri, pengamatan pasut dilakukan dengan menggunakan rambu pasut di pinggir pantai. Seiring berkembangnya teknologi, penggunaan Global Positioning System (GPS) semakin memungkinkan dalam survei batimetri. Selain dalam penentuan posisi horizontal, GPS juga dapat digunakan untuk menentukan posisi vertikal. Namun, karakteristik pasut yang berbeda-beda di setiap lokasi menyebabkan nilai pasut tersebut tidak valid jika digunakan dilokasi yang berjauhan. Di kawasan seperti di lepas pantai, karakteristik pasut biasanya ditentukan secara tidak langsung dengan melakukan prediksi menggunakan co-tidal chart. Dalam penelitian ini, dilakukan perbandingan tingkat akurasi nilai tinggi muka air laut hasil dari GPS dan hasil dari co-tidal terhadap hasil dari rambu pasut. Uji tingkat akurasi yang dilakukan menggunakan perhitungan RMSE. Dimana, nilai RMSE antara data hasil rambu pasut dan GPS pada tanggal 26, 27, dan 28 April 2018 sebesar 0,246 meter, 0,061 meter, dan 0,051 meter. Sedangkan, pada perbandingan nilai tinggi muka air laut hasil rambu pasut dan hasil co-tidal, nilai RMSE pada tanggal 26, 27, dan 28 April 2018 sebesar 0,237 meter, 0,286 meter, dan 0,109 meter.
ANALISIS VOLUME PENGERUKAN ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA DENGAN DATA MULTIBEAM ECHOSOUNDER MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK HYPACK DAN AUTOCAD CIVIL 3D ., Khomsin; Yusuf, Irfan Maulana; Handoko, Eko Yuli
GEOID Vol. 14 No. 2 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v14i2.1612

Abstract

Pelabuhan Tanjung Perak yang dilewati Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) memiliki peran sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian di bidang angkutan laut. Sungai-sungai yang bermuara ke APBS membawa sejumlah besar sedimen yang mengakibatkan pendangkalan, sehingga bisa mempengaruhi efektifitas APBS. Maka perlu dilakukan maintenance dredging perairan pelabuhan untuk mempertahankan kedalaman ideal. Pada penelitian ini akan melakukan perhitungan volume pengerukan dengan data dari survei multibeam echosounder di Alur Pelayaran Barat Surabaya menggunakan perangkat lunak Hypack dan AutoCAD Civil 3D dimana dari hasil tiap perangkat lunak akan dianalisa manakah perangkat lunak yang tepat untuk digunakan dalam pekerjaan pengerukan di laut. Metode perhitungan volume yang digunakan adalah penampang rata-rata dengan membagi perhitungannya per-section. Dari pengolahan data multibeam ini didapatkan hasil peta batimetri yang menunjukkan lokasi penelitian yang kurang dari -13 meter memiliki panjang alur 17,6 kilometer. Total nilai volume yang didapat dari perhitungan AutoCAD Civil 3D sebesar 5.921.745 m³, Hypack sebesar 5.952.881,83 m³, hitungan manual sebesar 5.326.096,17 m³, dan perhitungan menggunakan metode composite sebesar 5.881.819,17 m³. Hitungan RMSE pada AutoCAD Civil 3D terhadap hitungan manual dan metode composite adalah 354,78 dan 171,27, sedangkan nilai RMSE Hypack terhadap hitungan manual dan metode composite adalah 480,64 dan 264,76. AutoCAD Civil 3D adalah hitungan yang paling mendekati hasil hitungan manual dan metode composite sebagai pembanding.
ANALISIS KETELITIAN HASIL PENGAMATAN GNSS METODE RADIAL BERDASARKAN LAMA PENGAMATAN UNTUK EFISIENSI PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT ., Khomsin; Anjasmara, Ira Mutiara; Romadhon, Rizky
GEOID Vol. 15 No. 1 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v15i1.1638

Abstract

Saat ini GNSS memiliki peran yang sangat penting di bidang survei pemetaan, terutama dalam menentukan koordinat GCP untuk keperluan foto udara, citra satelit resolusi tinggi dan LiDAR. Masing-masing proses rektifikasi ini membutuhkan akurasi koordinat yang berbeda antara 5 cm hingga 30 cm. Sering kali pelaksanaan pengukuran GCP tidak sesuai dengan perencanaan karena faktor non teknis. Oleh karena itu sangatlah penting untuk menentukan waktu minimum yang efektf untuk pengukuran GCP di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang ada dengan melakukan pengolahan data GNSS dengan interval 15 menit dengan metode radial. Dengan demikian dapat diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan dan metode apa yang digunakan untuk mendapatkan akurasi minimum pengukuran GCP foto udara, CSRT dan LiDAR. Secara umum hasil penelitian menunjukan bahwa semakin lama pengamatan GNSS akan menghasilkan koordinat yang lebih akurat, dari ketelitian 0,923 m pada pengamatan 15’ hingga 0,011 m pada pengamatan 120’. GCP dengan baseline 0-10 km menggunakan metode radial selama 15’ dapat memperoleh akurasi kurang dari 5 cm. Hasil pengamatan tersebut dapat digunakan untuk rektifikasi foto udara resolusi 10 cm, CSRT dan LiDAR. Panjang baseline 10-20 km membutuhkan waktu 90’ untuk dapat digunakan untuk GCP foto udara resolusi 10 cm, sedangkan CSRT dan LiDAR membutuhkan waktu pengamatan GCP 75’.
ANALISIS DATA SUB BOTTOM PROFILER TERINTEGRASI UNTUK IDENTIFIKASI SEDIMEN (STUDI KASUS: ALUR PELAYARAN TIMUR SURABAYA) ., Khomsin; Pratomo, Danar Guruh; Amirullah, M Dwiki
GEOID Vol. 15 No. 1 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v15i1.1640

Abstract

Salah satu instrument akustik yang digunakan untuk pengukuran dasar perairan adalah Sub Bottom Profiler. Instrument ini menggunakan sinyal akustik frekuensi rendah yang memiliki kemampuan untuk menembus lapisan dasar laut sampai dengan kedalaman beberapa meter. Tujuan dari survei menggunakan Sub Bottom Profiler yaitu untuk melakukan investigasi dan identifikasi lapisan dasar laut sehingga diperoleh informasi penting yang berhubungan dengan stratigrafi dasar laut. Lokasi penelitian berada pada Alur Pelayaran Timur Surabaya. Data sekunder berupa Raw data Sub bottom profiler, Raw data single beam, serta data pasut dan SVP yang telah diolah. Data tersebut diperoleh dari Distrik Navigasi Kelas 1 Surabaya. Lokasi penelitian merupakan perairan yang digolongkan sebagai perairan dangkal. Hal ini dapat dilihat dari nilai kedalaman yang berkisar antara 2,51- 5,95 m terhadap LWS. Intepretasi kulitatif citra dasar laut menunjukkan adanya pengaruh hue saturation. Semakin terang hue saturation maka sedimen memiliki ukuran partikel besar. Sedimen pada daerah Alur Pelayaran Timur Surabaya didominasi oleh jenis sedimen lumpur berpasir dengan luas area sedimen 93.133 m² pada area penelitian. Pola refleksi seismik pada konfigurasi data bersifat seragam (parallel) dan relative seragam (subparallel). Ketebalan antara dasar permukaan laut dengan lapisan pertama memiliki sedimen penyusun berupa lumpur berpasir. Volume total ketebalan lapisan sedimen adalah 17.945.928,40 m³.