Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

River Bank Analysis in the Vicinity of Sebatik Island and Its Influence to Determine Boundary of Indonesia-Malaysia Jati, Ardiawan; Pratomo, Danar Guruh
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 18, No 1 (2021): January
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v18i1.25137

Abstract

River as the boundary is listed in the 1915 Netherland-British Agreement with its Annex Map without any clear coordinates. This is an obstacle in tracing boundaries in the real river because where river is dynamic, changes in the river shape and river bank can occur in more than 100 years. Multi-temporal Landsat satellite imagery processed with a combination of bands (color composite) is used to observe the position of the river bank from 1989 to 2019 with visual interpretation and manual digitization. As a result, over 30 years there was a shift in the Sikapal river bank with an average of 11.4 m on the right side (Indonesia) and 15 m on the left side (Malaysia). The average shift of the Tamboe river bank is the right side 25.1 m and on the left side 8.8 m. The shift is relatively small because around the Sikapal and Tamboe rivers banks are overgrown by mangrove forests which can slow down the rate of erosion. River banks in 1989, 1999, 2009 and 2019 were used as a basis for delimitation of the Indonesia-Malaysia boundary using a three-stage approach. As a result, there are differences in the shape of the boundary line although it is small. However, the river area of Indonesia and Malaysia still has a proportional ratio of 1: 1.03 in 1989, 1999, 2009 and 2019. Although the ratio is the same, the area of the river has increased by 0.08-0.11 km2.
ANALYSIS OF MARINE ZONE MANAGEMENT IN DISPUTED ISLAND TERRITORIES Khomsin, Khomsin; Pratomo, Danar Guruh; Zahra, Ayu Isnania
Journal of Environmental Science and Sustainable Development Vol. 6, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia has 17,204 islands registered, named, and coordinated by Geospatial Information Agency (BIG). The number of islands can threaten maritime boundary disputes between provinces, districts, and cities. One of the disputes is the claim over Pulau Tujuh, which is mutually contested for ownership by the Province of Bangka Belitung and the Province of Riau Islands. This study aims to analyze the marine management zone of the Pulau Tujuh claim. It is carried out using the cartometric method. This study of regional boundaries refers to the Regulation of The Minister of Home Affairs of The Republic of Indonesia 141 of 2017, where the withdrawal of sea boundaries uses a normal baseline. A province can claim 12 nautical miles of maximum sea area. Furthermore, the boundary is drawn using the median line principle if two areas face each other fewer than 24 nautical miles. Three scenarios determine marine management zones: Pulau Tujuh is status quo, Pulau Tujuh is included in Bangka Belitung and Riau Islands. The first scenario shows that the marine management zone of the Bangka Belitung has an area of 37,157.84 km2, and the Riau Islands have an area of 92,853.55 km2. The second scenario results in Bangka Belitung having 39,644.96 km2. In the last scenario, Riau Islands has an area of 95,340.67 km2 maritime management zone. Pulau Tujuh does not significantly influence the marine management zone of each province, whereas Bangka Belitung (6.27%) and Riau Islands (2.61%). General allocation funds or Dana Alokasi Umum (DAU) increase would be 3.36% for Bangka Belitung and 2.25% for Riau Islands if Pulau Tujuh included Rp 22,800,736,812. This result implies that each province wants to defend its argument that Pulau Tujuh falls under its administrative territory.
Aplikasi Teknologi Multibeam Echosounder dalam Penentuan Kedalaman dan Jenis Sedimen Waduk Selorejo guna Menunjang Aktivitas Perikanan Masyarakat Pribadi, Cherie Bhekti; Hariyanto, Teguh; Yuwono; Pratomo, Danar Guruh; Khomsin; Cahyono, Agung Budi; Hayati, Noorlaila; Bioresita, Filsa; Hariyanto, Irena Hana; Syariz, Muhammad Aldila
Sewagati Vol 8 No 4 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i4.1215

Abstract

Waduk Selorejo merupakan salah satu waduk yang berfungsi sebagai sumber air baku, irigasi, pembangkit listrik tenaga air, dan wisata. Keberadaaan waduk tersebut menjadi sumber mata pencaharian bagi beberapa penduduk disekitarnya. Proses identifikasi kondisi dasar perairan waduk dilakukan guna memperoleh informasi berupa kondisi kedalaman perairan dan jenis sedimentasi pada Waduk Selorejo, hal tersebut dapat dijadikan sebagai acuan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dalam melakukan proses penangkapan ikan di waduk tersebut. Data backscatter digunakan untuk klasifikasi sedimen dan deteksi objek di dasar perairan. Nilai backscatter dapat menggambarkan kondisi sedimen di dasar perairan, termasuk ukuran butir dari sedimen dasar perairan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis data backscatter adalah Angular Response Analysis (ARA). Metode ini memanfaatkan variasi nilai backscatter terhadap sudut insiden gelombang akustik. Hasil pengolahan data mosaic backscatter menunjukkan intensitas yang bervariasi di berbagai area waduk, dengan intensitas tinggi di sisi barat dan intensitas rendah di sisi timur dengan rerata nilai intesitas total adalah sekitar -60 dB. Hasil intensitas pemukaan dasar perairan tersebut menunjukkan bahwa dominasi jenis sedimen di Waduk Selorejo adalah clay atau tanah liat.
Pemetaan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dalam Mendukung Upaya Pencapaian Tanpa Kemiskinan (Studi Kasus : Kelurahan Semolowaru) Budisusanto, Yanto; Handayani, Hepi Hapsari; Maulida, Putra; Nusantara, Candida Aulia De Silva; Pratomo, Danar Guruh; Hariyanto, Teguh; Miftahurrahman, Miftahurrahman; Ramadhani, Alita Tri Utami; Rozaqi, Muhammad Abduh; Srimulyarini, Yenny; Hidayat, Vlado Yusyanda
Sewagati Vol 9 No 3 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v9i3.2453

Abstract

Rumah layak huni merupakan kebutuhan dasar yang sulit dijangkau oleh masyarakat miskin, termasuk di Kelurahan Semolowaru, Kota Surabaya, yang memiliki banyak Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan, pengabdian masyarakat (abmas) ini melakukan pemetaan dan penentuan prioritas pembangunan RTLH dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis WebGIS. Data spasial dan non-spasial diperoleh melalui survei, wawancara, dan kuesioner berbobot dan selanjutnya dianalisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Tujuan pemetaan RTLH ini adalah untuk menyediakan persebaran RTLH secara spasial di Semolowaru guna meningkatkan efektivitas dan ketepatan proses pendistribusi bantuan untuk mencapai pengurangan kemiskinan. Hasil analisis menunjukkan bahwa persebaran RTLH di Semolowaru terkonsentrasi di RW 1, 2, dan 3, dengan prioritas perbaikan berdasarkan kondisi MCK, dinding, atap, dan lantai. Hasil pemetaan divisualisasikan dalam WebGIS yang menampilkan lokasi, status perbaikan dan parameter fisik rumah, untuk mempermudah pengambilan keputusan strategis. Abmas ini menghasilkan peta WebGIS, database RTLH, dan publikasi ilmiah untuk mempercepat perbaikan RTLH secara tepat sasaran. Ke depannya, akan dikembangkan dengan menambahkan parameter lingkungan seperti kesehatan, sanitasi, dan penyebaran penyakit. Kegiatan ini menjadi langkah awal menuju sistem informasi desa berbasis geospasial yang komprehensif dan terintegrasi.
Prototipe Augmented Reality Berbasis Mobile untuk Navigasi Pelayaran yang Aman di Wilayah Perairan Selat Madura Nugraha, Aditya; Pratomo, Danar Guruh; Pribadi, Cherie Bhekti
GEOID Vol. 19 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i2.1124

Abstract

Menurut Badan Pusat Statistik Kota Surabaya (2018), sebanyak 2066 nelayan di pesisir Kota Surabaya memiliki pendapatan rata-rata Rp 11.000.000,00. Hal tersebut tentunya berbeda antara satu nelayan dengan nelayan yang lain dikarenakan perbedaan sumber daya dan armada kapal. Diberitakan juga melalui Kurniawan (2020), bahwa nelayan-nelayan tersebut membutuhkan alat bantu navigasi seperti Global Positioning System (GPS) dan Handy Talky (HT). Meskipun hal tersebut bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya, namun alangkah lebih baik apabila difokuskan pada teknologi yang sudah dimliki oleh para nelayan, yaitu smartphone. Dengan menggunakan teknologi Augmented Reality (AR), penelitian ini bertujuan untuk membuat prototipe AR dalam mengakomodasi kebutuhan keselamatan navigasi pelayaran, khususnya kepada para nelayan. Dalam pembuatannya akan digunakan diagram Unified Modeling Language (UML) tipe use-case yang terintegrasi dengan standar IHO S-100 sebagai dasar pembuatan aplikasi. Pembuatan prototipe AR menggunakan data peta laut nasional dan data batimetri nasional yang nantinya akan dibuat dalam bentuk aplikasi smartphone berbasis android. Aplikasi yang diberi nama Marine Augmented Reality System (MARS) akan memiliki fitur berupa peta 3D berbasis gambar dan simulasi kapal yang bisa digerakkan agar pengguna bisa mempelajari sistem buoy.
Perancangan dan Implementasi Prototipe Sensor Termal Geomarine CTD 1.0 berbasis Arduino untuk Observasi In-situ Lake Surface Water Temperature (LSWT) Hariyanto, Irena Hana; Pratomo, Danar Guruh; Khomsin , Khomsin; Syariz, Muhammad Aldila; Nusantara, Candida; Madani, Marga Putra; Syah , Muhammad Ardian
GEOID Vol. 19 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i2.1218

Abstract

Parameter suhu permukaan air danau atau Lake Water Surface Temperature (LSWT) merupakan salah satu indikator penting dalam pemantauan lingkungan perairan seperti sebagai parameter perubahan iklim dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia. Berbagai metode dalam penentuan LSWT telah diterapkan namun yang paling representatif adalah pengambilan secara in-situ menggunakan instrumen salah satunya Conductivity, Temperature, Depth (CTD). Faktor ketidakjangkauan harga dari alat tersebut secara komersil menjadi pertimbangan utama dalam penelitian ini. Prototipe yang dihasilkan terdiri atas sensor konduktivitas listrik (prinsip anoda-katoda) dan sensor temperatur dengan basis microcontroller Arduino Mega. Dengan mempertimbangkan studi kasus LSWT, maka penelitian ini dibatasi pada penggunaan sensor temperatur. Proses uji korelasi dan validasi juga telah dilakukan dengan mengacu pada instrumen CTD komersil yang telah diketaui tingkat akurasinya. Pengambilan data lapangan tersebut dilaksanakan di Waduk Selorejo, Kabupaten Malang. Nilai temperatur antara prototipe dan CTD komersil memiliki rata-rata selisih absolut sebesar 0,12°C. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tingkat hubungan bacaan protipe dengan data validasi berkorelasi kuat (95,9%). Selain itu pada uji validasi menggunakan nilai Root Mean Square Error (RMSE) menunjukkan bahwa hasil bacaan sensor temperatur pada prototipe memiliki penyimpangan sebesar 0,308°C sehingga dapat dikategorikan rendah. Oleh karena itu, prototipe ini dapat digunakan untuk aplikasi in-situ LSWT. Namun demikian, pengembangan produk dari prototipe ini tetap dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi dan mengurangi ketergantungan terhadap instrumen lainnya.
ANALISA HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT AIR LAUT METODE LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG Cahyono, Deni Tri; Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 3 No. 2 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengamatan pasut terdiri dari dua metode, yaitu pengamatan secara langsung dan pengamatan secara tidak langsung. Pengamatan secara langsung dilakukan dengan membaca skala pada rambu pasut.Pengamatan tidak langsung dilaksanakan dengan menggunakan alat automatic tide gauge. Dalam penelitian ini, data pengamatan yang digunakan adalah data perairan Sabang bulan Juli 2007. Sedangkan metode perhitungan komponen pasut yang digunakan adalah metode admiralty dan least square. Nilai signifikansi perbedaan antara data pengamatan langsung dan tidak langsung akan diuji secara statistik menggunakan t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai komponen pasut semi diurnal (M2 dan S2) lebih dominan dibandingkan dengan komponen pasut yang lain. Nilai amplitudo M2 dan S2 terbesar senilai 54,3 cm dan 32,4 cm serta nilai fase 296 dan 351 yang berasal dari data pengamatan tidak langsung menggunakan metode admiralty. Perairan Sabang memiliki tipe pasut ganda, dengan nilai F sebesar 0,15 dari pengolahan admiralty dan 0,16 dari pengolahan least square. Koefisien korelasi antar komponen pasut terbesar terjadi pada K1-O1 dengan nilai 0,005118 untuk data dari pengamatan tidak langsung dan langsung, sedangkan koefisien korelasi terkecil terjadi pada K1-MS4 sebesar -0,000002 untuk pengamatan langsung dan tidak langsung.
KAJIAN SISTEM INFORMASI KELAUTAN BERBASIS TIGA DIMENSI UNTUK PENDUKUNG NAVIGASI Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 3 No. 2 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berawal dari keinginan manusia untuk mendapatkan gambaran yang sesuai dengan kenyataan (real world), saat ini teknologi visualisasi gambar secara tiga dimensi berkembang sangat pesat. Hal ini didukung dengan semakin majunya teknologi perangkat keras pada komputer dan semakin banyaknya perangkat lunak untuk visualisasi tiga dimensi. Penerapan visualisasi tiga dimensi ini juga dapat dilakukan pada Sistem Informasi Kelautan. Sistem Informasi Kelautan dengan basis tiga dimensi dapat digunakan untuk aplikasi di bidang kadaster kelautan (marine cadastre), pencemaran laut (ESI : Environmental Sensitivity Index) maupun navigasi. Pada makalah ini akan membahas mengenai Sistem Informasi Kelautan berbasis tiga dimensi (SIK 3D) untuk pendukung navigasi. SIK 3D untuk navigasi ini menggunakan prinsip-prinsip pembuatan SIG (Sistem Informasi Geografis), ECDIS (Electronic Chart Display and Information System) dan DBM (Digital Bathymetric Model). Untuk membentuk SIK 3D ini diperlukan investasi dana yang tidak sedikit dan sumber daya manusia yang handal untuk pengelolaannya. SIK 3D untuk navigasi ini dapat menampilkan perubahan lingkungan sekitar secara kontinyu pada saat melakukan pergerakan kapal. Meskipun masih dalam tahap wacana dan masih dalam bentuk prototipe, SIK 3D memiliki peluang untuk dapat dikembangkan dan diterapkan secara luas di kalangan masyarakat hidrografi.
INTERPRETASI HASIL PENCITRAAN SBP (SUB-BOTTOM PROFILER) UNTUK MENDUKUNG RENCANA PEMASANGAN KABEL BAWAH LAUT Hardian MJ, Sondy; MS , Yuwono; Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 4 No. 1 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SBP (Sub-Bottom Profiler) adalah alat yang menggunakan gelombang akustik untuk menentukan keadaan fisik dasar samudera dan mengidentifikasi karakterisitik keadaan geologi khususnya lapisan permukaan dasar laut berdasarkan pantulan gelombang. Pengolahan data survei seismik menggunakan SBP dapat menyediakan informasi spasial berupa interpretasi lapisan sedimen dan batimetri untuk menunjang rencana pemasangan kabel bawah laut di Selat Riau. Hasil interpretasi visual yang didukung data grab sampler digambarkan sebagai peta sebaran sedimen. Lapisan penyusun sedimen pada permukaan dasar laut adalah lapisan sangat lunak hingga lunak dari lempung (clay)/lempung lanau (silty clay), lapisan pasir, lapisan pasir tercampur dengan lempung/lanau dan lapisan lain yang diduga lapisan keras di daerah survei. Jenis sedimen ini merupakan material yang aman bagi kabel bawah laut.
ANALISA PENGARUH TEKANAN UDARA DAN TEMPERATUR TERHADAP REFRAKSI ATMOSFER PADA PERHITUNGAN TINGGI Pibrianti, Dita Ayu; Nurjati S, Chatarina; Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 4 No. 2 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kesalahan sistematik yang terjadi pada pengukurun tinggi metode sipat datar adalah kesalahan karena adanya refraksi atmosfer. Kesalahan refraksi atmosfer terjadi karena cahaya atau gelombang elektomagnetik melalui udara yang kerapatannya berbeda. Kerapatan udara dipengaruhi oleh tekanan udara dan temperatur yang berubah dengan ketinggian di atmosfer. Perlu adanya penelitian untuk mengetahui pengaruh besarnya temperatur dan tekanan terhadap refraksi atmosfer yang terjadi pada pengukuran tinggi metode sipat datar. Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data pengukuran yang terdiri dari data jarak, beda tinggi, temperatur dan tekanan udara. Data-data tersebut diolah sehingga didapatkan nilai refraksi atmosfer setiap pengukuran dan dapat digambarkan dalam grafik. Analisa yang digunakan adalah analisa regresi linear berganda. Hasil dari penelitian yang berupa grafik menunjukkan bahwa nilai rata-rata refraksi atmosfer yang terjadi pada pengukuran siang hari lebih besar daripada pengukuran pagi atau sore hari. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya refraksi atmosfer berbanding lurus dengan temperatur dan tekanan udara. Hasil dari analisa regresi linear berganda menunjukkan nilai koefisien korelasi linier berganda antara refraksi dengan temperatur dan tekanan pada daerah yang relatif datar adalah sebesar 0,021 sedangkan untuk daerah yang relatif bergelombang adalah sebesar 0,076. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh temperatur dan tekanan udara terhadap refraksi atmosfer pada pengukuran tinggi adalah sangat lemah atau dianggap tidak ada.