Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Pengaruh Refraksi Akibat Perubahan Temperatur dan Tekanan Udara Terhadap Ketelitian Hasil Koordinat Kuncara, Dedi Aji; Muhamadi , Mansur; Anjasmara, Ira Mutiara
GEOID Vol. 2 No. 2 (2007)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Refraksi udara merupakan salah satu kesalahan sistematis yang diakibatkan oleh adanya pengaruh temperatur dan tekanan udara. Refraksi udara menimbulkan beberapa kesalahan yang dapat mengakibatkan ketelitian suatu koordinat menjadi berkurang. Adapun efek secara langsung dari refraksi udara adalah ukuran dan sudut zenith ukuran tidak sesuai dengan jarak dan sudut zenith sebenarnyandar.Penelitian ini menggunakan metode pengukuran ikatan kemuka. Pengukuran ikatan kemuka di lapangan dilakukan dalam tiga kelompok waktu, yaitu pagi, siang, dan sore. Hal ini dilakukan agar pada tiap waktu pengukuran memiliki temperatur dan tekanan udara yang berbeda. Dari waktu-waktu tersebut akan terlihat perbedaan jarak ukuran dan sudut zenith ukuran akibat pengaruh perubahan temperatur dan tekanan udara terhadap ketelitian koordinat.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa standar deviasi koodinat yang tidak memperhatikan pengaruh refraksi lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi koodinat yang memperhatikan pengaruh refraksi. Standar deviasi untuk koordinat yang tidak memperhatikan refraksi adalah Sx=0.007m, Sy=0.009m, dan Sz=0.049m. Untuk koodinat yang memperhatikan refraksi standar deviasinya adalah Sx=0.005m, Sy=0.007m, dan Sz=0.043m, dari hasil standar deviasi di atas dapat disimpulkan bahwa koordinat yang memperhatikan pengaruh refraksi lebih teliti dibandingkan tidak memperhatikan pengaruh refraksi.
KAJIAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS BAGIAN HILIR MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTI TEMPORAL (STUDI KASUS: KALI PORONG, KABUPATEN SIDOARJO) Nurry, Aninda; Anjasmara, Ira Mutiara
GEOID Vol. 10 No. 1 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan tutupan lahan (land cover change) ditandai dengan adanya perubahan alih fungsi penggunaan lahan. Pada daerah aliran sungai perubahan tutupaan lahan sekitar daerah aliran sungai tersebut biasanya terjadi pada daerah sisi kanan dan kiri sungai yang digunakan sebagai pemukiman atau daerah industri (pabrik). Sungai Porong sebagai bagian dari Sungai Brantas yang sudah lama beralih fungsi sebagai tempat pembuangan luapan lumpur panas Sidoarjo telah banyak mengalami perubahan. Terjadinya bencana lumpur Sidoarjo pada 29 Mei 2006 membuat suatu perubahan yang mempengaruhi kondisi air, pemukiman dan sosial ekonomi di wilayah tersebut. Untuk mengetahui besarnya perubahan tutupan lahan daerah tersebut dapat digunakan teknologi penginderaan jauh yang berbasis citra satelit menggunakan citra Landsat 7 dan citra Landsat 8. Penggunaan kedua citra yang berbeda tersebut dapat dikatakan sebagai citra multitemporal. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan yaitu dengan melakukan klasifikasi berdasarkan kemiripan maksimum (maximum likelihood). Dari hasil klasifikasi tersebut, akan diketahui perubahan tutupan lahan daerah sekitar aliran sungai Porong tahun 2002 dan 2013. Hasil tutupan lahan di area kali Porong dari tahun 2002 dan 2013 menunjukan adanya perubahan antara lain luas sawah, luas lahan terbangun, luas lahan kosong, luas badan air (sungai), luas hutan, luas tegalan, luas tambak, dan adanya penambahan kelas lumpur panas Sidoarjo pada landsat 8 dikarenakan semburan lumpur yang berlangsung sejak tahun 2006 sehingga menghilangkan ratusan hektar sawah dan lahan terbangun. Perubahan tutupan lahan pada landsat 8 yang lain juga muncul yaitu adanya kelas pulau Sarinah yang merupakan hasil pembentukan dari buangan lumpur panas Sidoarjo yang dialirkan melalui kali Porong.
ANALISA ANOMALI GAYABERAT TERHADAP KONDISI TATANAN TEKTONIK ZONA SUBDUKSI SUNDA MEGATHRUST DI SEBELAH BARAT PULAU SUMATERA Saraswati, Anita Thea; Anjasmara, Ira Mutiara
GEOID Vol. 10 No. 1 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivitas tektonik yang terjadi di bumi merupakan hal yang masih terus diteliti sampai sekarang. Sumatera yang terletak pada area Sunda Megathrust, yang merupakan zona subduksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, mengakibatkan daerah ini rentan dengan aktivitas seismogenic. Salah satu akibat dari adanya pergerakan kedua lempeng ini adalah terbentuknya tatanan tektonik di wilayah Sumatera. GOCE (Gravity field and steady-state Ocean Circulation Explorer) menawarkan metode yang cepat dengan cakupan global untuk mendapatkan data gayaberat bumi. Dengan memanfaatkan hitungan dari spherical harmonic coeffisien (SHC) serta dilengkapi dengan data Digital Elevation Model (DEM), dapat diketahui nilai anomali gayaberat pada suatu wilayah. Distribusi anomali gayaberat mampu mencerminkan kondisi tektonik di suatu area. Variasi spasial dari anomali gayaberat menunjukkan bahwa pada palung yang terbentuk akibat subduksi kedua lempeng memiliki nilai anomali gayaberat negatif dengan nilai rata-rata sebesar -42.8729 mgal. Forearc ridge yang terbentuk akibat konvergensi lempeng memiliki nilai anomali gayaberat positif, sedangkan forearc basin yang merupakan cekungan diantara backarc dan forearc ridge, memiliki nilai anomali gayaberat negatif yang lebih kuat daripada yang terdapat pada Sunda Megathrust. Variasi temporal yang teramati menunjukkan bahwa distribusi anomali gayaberat positif yang terdapat pada prisma akresi di kedua tepian palung bergerak semakin mendekati Sunda Megathrust pada tiap seri pengamatannya, sedangkan distribusi anomali gayaberat negatif pada palung laut dan forearc basin membentuk suatu pola distribusi yang semakin menyempit sehingga menyebabkan semakin curamnya gradient anomali gayaberat pada area di sekitarnya.
ANALISA DEFORMASI UNTUK PREDIKSI SUMBER TEKANAN MAGMA MENGGUNAKAN DATA GPS (STUDI KASUS: GUNUNG MERAPI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) Purnomo, Budi Joko; Anjasmara, Ira Mutiara; Aisya, Nurnaning
GEOID Vol. 10 No. 1 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Merapi adalah salah satu gunungapi paling aktif di Indonesia yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gunung Merapi memiliki periode letusan yang relative cepat yaitu sekitar 4 tahun sekali. Dengan aktivitas vulkanik yang tinggi dapat mengakibatkan perubahan deformasi pada tubuh Gunung Merapi pada bulan September 2013-Maret 2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deformasi dengan menggunakan alat ukur GPS. Karakteristik deformasi yang dikaji meliputi posisi, arah, dan besar pergeseran. Software yang digunakan adalah scientific software GAMIT. Untuk prediksi sumber tekanan mengggunakan model Mogi. Dari hasil analisa yang dilakukan mulai bulan September 2013 sampai 31 Maret 2014, didapatkan nilai pergeseran horisontal untuk stasiun DELS sebesar 0.010801005 dan vertikal sebesar -0.02366, pergeseran horisontal untuk stasiun GRWH sebesar 0.046374924 dan vertikal sebesar 0.04096, dan pergesreran horisontal untuk stasiun KLAT sebesar 0.013173629 dan vertikal sebesar -0.01479. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa tubuh gunung Merapi sedang mengalami deformasi dengan sifat deformasinya adalah inflasi. Sedangkan posisi pusat tekanan magma adalah 7°32’2.129” LS ;110°26’51.57’ BT dengan kedalaman ± 7140.5084 m relatif dari puncak. Volume magma adalah 41788427.5957 m³dan dapat digunakan untuk prediksi skala erupsi mendatang.
Analisa Hubungan Perubahan Muka Air Laut, Perubahan Volume Es Di Kutub Selatan Dan Curah Hujan Dengan Menggunakan Satelit Altimetri(Studi Kasus : Laut Selatan Pulau Jawa Tahun 2011 - 2014) Anjasmara, Ira Mutiara; Hakim, Lukman
GEOID Vol. 12 No. 1 (2016)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the impacts of climate change is sea level change. It is the result of the world's major thawing of coating ice, the North Pole and South Pole. Besidesfrom the effects of change ofice volume , sea level changes greatly influenced by the phenomenon of rain interpreted by rainfall.The effects of sea level change significantly also felt by residents of Indonesia which are predominantly located on the coast.Changes in sea level can be observed by using satellite Altimetry . One of them is the Jason-2 satellites mission. The change ofice volume can also be observed by satellite Altimetry that is through Cryosatmission.While the rainfall measurement, observed by satellite Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM).In this study, the monitoring of sea level change is carried out on the South Java sea in a period of 4 years (2011-2014) by taking three points of observation, namely Bodies Cilacap, Sadeng and Prigi. On the other hand, the monitoring of ice volume is carried out on the Antarctic at the same time. The result of data processing shows the trend of sea level changes in the southern Java with the value of -3,2 mm / year. In contrast, the trend of ice volume change in the South Pole has a value of 206.069 m3/year. The correlation between the value of sea level change s and ice volume change in the South Pole gives the correlation value of 0,044,the correlation values showed aweakThe correlation between the value of sea level changes and changes in rainfall gives the correlation value of of 0.716 (Cilacap), 0.720 (Sadeng), 0.773 (Prigi), the correlation values showed a strong correlation.
PEMODELAN MEKANISME GEMPA BUMI PADANG 2009 BERDASARKAN DATA SUGAR Yusfania, Meiriska; Anjasmara, Ira Mutiara; Sanjiwani, I Dewa Amertha
GEOID Vol. 12 No. 1 (2016)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is located among three tectonic plates, namely Eurasia, Hindia-Australia and Pasific plate. It is affected some tectonic activities such as earthquake and volcano eruption at nearest tectonic zone. On September 31st 2009 around Padang, Pariaman, epicenter 99 52’1.2”E; 0 43’12”S, occurred an earthquake with magnitude 7.6 Mw and as one of disaster mitigation action in the earthquake zone societies, geodynamic analysis nowdays is needed in modelling the earthquake probability. Geodynamic study is easier to be completed by using continued GPS method. It can be analyzed the displacement  at the earthquake phase. This research will examine modelling mechanism earthquake (coseismic) Padang 2009 by GPS continued method using GPS network Sumatran GPS Array (SuGAr) and dislocation model elastic half-space. The results showed that the biggest displacement happened in MSAI station with -6.26 mm on horizontal axis (easting, northing) and TLLU station with 20.83 mm on vertical axis (up). The most fit model for visualizing the mechanism earthquake Padang 2009 is model number 3 with the parameters of width 69 km, slipage -5 m and dipping angle 12.762 . Model number three represented mechanism earthquake Padang 2009 because the highest score of correlation which is -0.71965mm in horizontal displacement and 0.75906 in vertical displacements. It shows that earthquake mechanism that happened in Padang is Thrust Fault
GEOMARINE 1: AUTONOMOUS USV (UNMANNED SURFACE VEHICLE) UNTUK MENDUKUNG SURVEI HIDRO-OCEANOGRAFI Pratomo, Danar Guruh; Rahmadiansah, Andi; Cahyadi , Mokhamad Nur; Anjasmara, Ira Mutiara; Khomsin, Khomsin; Adi, Fajar Setio
GEOID Vol. 13 No. 2 (2018)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Survei hidro-oceanografi dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik dari suatu perairan. Salah satu kegiatan yang termasuk dalam survei hidro-oceanografi adalah penentuan kedalaman dan pencitraan bentuk topografi dasar laut. Pada umumnya, survei tersebut dilakukan dengan menggunakan wahana apung (kapal) yang relatif besar yang minimal dapat menampung surveyor dan pengemudi kapal. Wahana apung konvensional tersebut memiliki keterbatasan dalam bermanuver, terutama di daerah perairan yang dangkal dan sempit. Keterbatasan dalam mobilisasi, juga menjadi kendala ketika wahana apung konvensional akan digunakan untuk survei di area perairan pedalaman (sungai, waduk, dam, bekas galian tambang). Geomarine 1 merupakan solusi alternatif untuk melakukan survei hidro-oseanografi di daerah perairan dimana penggunaan wahana apung konvensional tidak dapat digunakan secara efektif. Geomarine 1 merupakan wahana apung tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle) yang memiliki sistem mandiri (autonomous).  Wahana apung tanpa awak ini dilengkapi dengan sensor anti tabrakan (collision avoidance) dan fungsi kembali ke titik awal (home return) apabila survei sudah selesai dilakukan ataupun pada saat baterai akan habis. Sensor survei hidro-oceanografi yang terdapat pada wahana ini merupakan kombinasi sensor akustik dan optik. Sensor akustik digunakan untuk penentuan kedalaman dan pencitraan topografi dasar laut, sedangkan sensor optik digunakan untuk perekaman kondisi fisik perairan secara visual.
Analisis Deformasi Pulau Madura dari Pengolahan Data SAR Menggunakan Metode DInSAR Anjasmara, Ira Mutiara; Muthmainnah, Nisaa Ul
GEOID Vol. 14 No. 1 (2018)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesar aktif yang terdapat di sebagian wilayah Pulau Madura menjadi salah satu faktor terjadinya gempa bumi dalam beberapa waktu terakhir. Ditambah lagi dengan adanya abrasi yang terjadi secara terus menerus di wilayah pesisir Pulau Madura yang menjadi faktor utama terjadinya banjir rob. Selain itu, menurut peta indeks bencana pergerakan tanah (landslide) oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2010, wilayah Pulau Madura memiliki resiko sedang hingga tinggi terhadap bencana pergerakan tanah. Beberapa hal tersebut dapat memicu terjadinya deformasi di Pulau Madura. Deformasi merupakan perubahan bentuk batuan yang diakibatkan oleh adanya gaya dari luar batuan tersebut. Nilai deformasi di suatu wilayah dapat diketahui dengan penagamatan secara berkala. Pada penelitian ini digunakan metode DInSAR untuk mengamati nilai deformasi di Pulau Madura. DInSAR merupakan metode pengamatan deformasi menggunakan data citra satelit. Citra satelit yang digunakan pada penelitian ini adalah citra satelit Sentinel-1A dari European Space Agency. Dari pengolahan data diperoleh nilai subsidence tertinggi antara bulan Maret 2016 – September 2016 adalah sebesar -70,136 mm sedangkan uplift terbesar adalah sebesar 109,056 mm. Pada bulan September 2016 – Maret 2017 diperoleh nilai subsidence terbesar adalah -95,011 mm dan uplift terbesar adalah 98,059 mm. Pada rentang bulan Maret 2017 – September 2017, nilai subsidence tertinggi adalah -65,550 mm dan nilai uplift tertinggi adalah 63,884 mm. Pada rentang bulan September 2017 – Maret 2018, nilai subsidence tertinggi adalah -57.245 mm dan nilai uplift tertinggi adalah 74,811 mm. Nilai deformasi muka tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor geologi berupa jenis tanah dan batuan serta adanya bencana alam di area penelitian.
ANALISIS LOKASI PERSEBARAN IKAN DI LAUT SELATAN PULAU JAWA DENGAN MEMANFAATKAN DATA SATELIT ALTIMETRI Anjasmara, Ira Mutiara; Hartikasari, Risca
GEOID Vol. 14 No. 2 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia yang merupakan negara maritim memiliki sumberdaya laut yang melimpah dan salah satunya adalah sektor perikanan. Sebagai salah satu sumber pangan dan penghasil devisa negara sektor perikanan membutuhkan teknologi yang mendukung dalam rangka memaksimalkan hasil dari sektor perikanan. Metode yang sudah ada adalah dengan memanfaatkan data citra satelit MODIS untuk memperoleh sebaran klorofil-a yang merupakan sumber makan bagi fitoplankton yang menjadi makanan ikan di laut. Parameter yang dibutuhkan untuk menentukan sebaran klorofil-a seperti sea surface height dan arus geostropik dapat juga diperoleh dengan memanfaatkan data satelit altimetri. Oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data satelit altimetri untuk memperoleh parameter yang digunakan untuk menentukan perkiraan lokasi sebaran klorofil-a. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai hasil perhitungan berupa sea surface height (SSH), kecepatan arus geostropik dan arah arus geostropik di laut Selatan Pulau Jawa setiap bulan pada tahun 2016. Ketiga parameter tersebut kemudian dioverlaykan untuk menentukan perkiraan lokasi sebaran klorofil-a yang juga akan menentukan lokasi sebaran ikan.
ANALISIS PENURUNAN MUKA TANAH DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 HINGGA 2017 DENGAN METODE PS-INSAR Taufik, Muhammad; Anjasmara, Ira Mutiara; Ulin, Rizki Fahrudin
GEOID Vol. 15 No. 1 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pergerakan penurunan muka tanah sering terjadi di berbagai wilayah di seluruh dunia khususnya kota-kota besar dan daerah pesisir. Dampak negatif dari penurunan muka tanah dapat berupa kerusakan sarana prasarana suatu wilayah. Penurunan muka tanah diduga disebabkan karena pengambilan air yang berlebihan untuk keperluan industri serta struktur pembentuk tanah yang ada pada wilayah tersebut. Untuk itu diperlukan adanya suatu kajian dengan tujuan untuk mitigasi bencana. Dampak dari bencana alam dapat diidentifikasi secara cepat dan akurat seiring dengan perkembangan teknologi menggunakan metode penginderaan jauh yang memiliki kemampuan mencakup area yang luas dan dalam waktu yang singkat. Pemilihan metode PS-InSAR berbasis Radar menjadi solusi tepat karena memiliki akurasi yang baik dan meminimalkan efek dekorelasi. Berdasarkan hasil pengolahan periode Mei 2015 hingga Januari 2016 dengan menggunakan metode PS-InSAR dalam analisis penurunan muka tanah pada Kabupaten Gresik, dihasilkan variasi nilai penurunan muka tanah antara -49,35 mm/tahun hingga 54,95 mm/tahun dengan nilai rata-rata kecepatan penurunan muka tanah tertinggi pada Kecamatan Bungah. Metode ini terbukti sebagai salah satu metode penginderaan jauh yang baik untuk meneliti pergerakan penurunan muka tanah.