Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pembuatan Model Geoid Lokal Menggunakan Data Gayaberat Airborne dan Model Geoid Global (EGM2008) (Studi Kasus: Pulau Bali) Kusum, Muhammad Rafly Putra; Anjasmara , Ira Mutiara; Pahlevi , Arisauna Maulidyan
GEOID Vol. 18 No. 1 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v18i1.1767

Abstract

Sistem GPS (Global Positioning System) sudah banyak diaplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi. Geoid merupakan permukaan dasar geodesi fisik yang didefinisikan sebagai permukaan ekipotensial yang berhimpit dengan tinggi permukaan laut rata-rata. Geoid juga merupakan referensi tinggi yang dipakai dalam penentuan tinggi orthometrik. Studi kasus yang diambil pada penelitian ini mencakup seluruh wilayah Pulau Bali. Penulis melihat bahwa masih minim informasi ataupun penelitian tentang model geoid Pulau Bali sehingga melakukan penelitian ini. Lokasi yang digunakan dalam penelitian meliputi seluruh wilayah Pulau Bali. Data yang digunakan berupa model geoid global EGM2008 yang mewakili komponen gelombang panjang, DEMNAS Pulau Bali yang mewakili komponen gelombang pendek, dan nilai gayaberat airborne yang mewakili komponen gelombang menengah. Pengolahan komponen gelombang panjang mendapatkan nilai anomali gayaberat sebesar -10mGal hingga 150mGal. Pengolahan komponen gelombang pendek mendapatkan nilai anomali gayaberat yang cukup kecil yaitu sebesar -50mGal hingga 0mGal. Pengolahan komponen gelombang menengah didapatkan nilai Free Air Anomaly (FAA) pada ketinggian terrain sebesar -100mGal hingga 300mGal. Kesimpulan yang didapatkan yaitu data anomali gayaberat free-air di Pulau Bali yang didapatkan dari pengukuran gayaberat airborne dapat dioptimalkan sebagai komponen gelombang menengah dalam proses pemodelan geoid Pulau Bali. Proses pemodelan geoid dilakukan dengan penjumlahan kontribusi dari data model geoid global (EGM2008), data DEMNAS, dan data anomali gayaberat free-air, sehingga dihasilkan model geoid total serta anomali gayaberat dan undulasi geoid pada tiap komponen gelombang. Uji akurasi model geoid total dengan 184 titik jalur validasi di Pulau Bali menghasilkan akurasi sebesar 52.5 cm dengan standar deviasi sebesar 28.9 cm. Nilai akurasi dari model geoid total yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan model geoid global (EGM2008).
Pembuatan Peta Wisata Waduk Selorejo, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur Yuwono, Yuwono; Pratomo, Danar Guruh; Pribadi , Cherie Bhekti; Khomsin, Khomsin; Kurniawan, Akbar; Anjasmara , Ira Mutiara
GEOID Vol. 18 No. 2 (2023)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v18i2.1772

Abstract

Sektor pariwisata dapat mendatangkan pemasukan untuk suatu daerah dan juga berakibat positif bagi masyarakat sekitarnya untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Di Indonesia sangat banyak destinasi wisata, baik wisata alam, wisata budaya, wisata pendidikan, dan sebagainya.Waduk Selorejo merupakan salah satu objek wisata yang berada di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Waduk ini dikelola oleh Perum Jasa Tirta. Objek wisata disini lebih tepat sebagai wisata keluarga. Pengelola yang dalam hal ini Perum Jasa Tirta berusaha untuk meningkat jumlah kunjungan wisata, salah satunya dengan menggelar pagelaran yang disukai dan diminati rakyat. Promosi pariwisata dilakukan dengan harapan memberikan hasil yang memuaskan pengunjung dan kontribusi pendapatan yang dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan fungsinya sebagai pengelola infrastruktur sumber daya air. Selain untuk wisata, waduk juga untuk irigasi, PLTA, keperluan sehari hari masyarakat hilir yang membutuhkan air. Mengingat pentingnya fungsi waduk ini dan untuk menjaga kerbelangsungan kondisi air waduk dari pendangkalan misalnya, juga untuk membantu perencanaan pengembangan secara fisik daerah wisata ini, tentu dibutuhkan peta. Peta yang dapat menggambarkan integrasi antara kondisi daerah darat dan kondisi waduk (perairan) tersebut dapat dibuat integrasi dari Peta Topografi dan Peta Batimetri. Metode yang digunakan pada pembuatan Peta Topografi adalah dengan mengukur kondisi topografi daerah tersebut dengan peraltan Total Station, GPS, dan Waterpass. Selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan koordinat. Selanjutnya koordinat diplot dengan skala tertentu yang diberi keterangan atau infomasi tambahan untuk menjadikan Peta Topografi. Untuk pembuaatan Peta Batimetri, pada prinsipnya sama tahapannya dengan pembuatan peta topografi, namun peralatan yang digunakan adalah alat ukur kedalaman dasar perairan (Echosounder) dan untuk positioning digunakan Global Positioning System (GPS). Integrasi dari dua peta ini akan dibuat Peta Wisata yang dapat membantu Pengelola Waduk Selorejo untuk memonitoring waduk dan juga untuk bahan pengembangan fisik daerah tersebut.