Claim Missing Document
Check
Articles

Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat Budisusanto, Yanto; Khomsin, Khomsin; Cahyadi, M. Nur
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1786.419 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3351

Abstract

Upaya peningkatan pemanfaatan bahan bakar gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil terhambat karena terbatasnya infrastruktur yang menghubungkan gas bumi dari sumbernya ke konsumen. Kegiatan survei dan pemetaan ini sangat diperlukan karena akan memberikan gambaran eksisting lokasi rencana jalur jaringan gas bumi. Dengan demikian kegiatan perencanaan akan lebih realistis, efektif dan efesien karena memperoleh informasi eksisting kondisi di lapangan sehingga dalam pelaksanaannya nanti tidak mengalami kendala yang berarti. Kegiatan survey dan pemetaan dalam rangka perencanaan jaringan gas rumah tangga ini dilakukan dengan dua metode yaitu, terrestrial dan fotogrammetri jarak dekat. Metode terrestrial digunakan untuk memberikan gambaran potongan memanjang dan melintang sepanjang jalur rencana pipa gas sedangkan fotogrammetri jarak dekat digunakan untuk memberikan gambaran tampak dari udara mengenai lokasi perencanaan jaringan pipa gas serta perkiraan sebaran pelayannya. Dari kegiatan ini diperoleh gambaran mengenai peta situasi, potongan memanjang dan melintang sepanjang jalur perencanaan pipa gas serta tampak sebaran layanan yang terjangkau. Peta-peta tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan untuk jaringan pipa gas bagi rumah tangga terutama di lokasi yang dilakukan survey dan pemetaan
Comparative Accuracy Analysis of GNSS Observation for Positioning with A Combination of GPS, GLONASS, and BEIDOU Satellite Ristanto, Wahyu; Khomsin, Khomsin; Anjasmara, Ira Mutiara
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2019): The 3rd Geomatics International Conference (GEOICON) 2018
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2019i2.5309

Abstract

GNSS (Global Navigation Satellite System) is a term used for the entire global navigation satellite system that already operate or are in the planning. some of them namely GPS, GLONASS, and BeiDou. Errors due to less powerful satellite geometry when data retrieval, in teoritik can be resolved with receiver technological advances that was able to capture many of satellite signals. Hi Target V30 is one of GNSS receivers are able to catch GPS, GLONASS and BeiDou signal, with more satellite signals that can be received are expected to improve the accuracy of positioning. From this study is known that the use of BEIDOU satellite not too influential on the GPS satellites, but will add to the accuracy of the GLONASS satellite. This is demonstrated by the existence of a reduction in average value on difference coordinates and RMS error reduce from 1,068 m into 0371 m. The use of GPS + GLONASS + BEIDOU and GPS + GLONASS satellite combinaton provide the best accuracy with the RMS value of the error remain in the millimeter, while the use of GLONASS satellites alone give the worst accuracy among the strategies with the value of RMS error visible to reach 0585 m on baseline C2.
Delineasi Landas Kontinen Ekstensi di Luar 200 Mil Laut melalui Penarikan Garis Hedberg dari Kaki Lereng Investigator Ridge Khomsin, Khomsin; Ashar, Muammar Khadafi; Rahman, Arif
Jurnal Geosaintek Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.134 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v2i1.1225

Abstract

Indonesia, sebagai negara kepulauan (archipelagic state) menurut UNCLOS 1982 berhak untuk mengklaim wilayah maritim tertentu yang ditarik dari garis pangkal yang telah ditetapkannya. Seperti yang telah dijelaskan pada pasal 76 UNCLOS 1982, negara pantai berhak untuk melakukan pengajuan submisi untuk mengklaim batas terluar landas kontinen melebihi 200 mil laut atau yang biasa disebut dengan Landas Kontinen Ekstensi (LKE). Pengajuan klaim LKE harus berlandaskan pada metode yang telah diatur oleh CLCS (Commission on the Limits  of the Continental Shelf). Untuk itu diperlukan sebuah test/uji untuk menentukan apakah sebuah negara berhak untuk mengajukan klaim landas kontinen esktensi melebihi 200 mil laut. Pada kasus ini, data yang digunakan untuk mengajukan LKE adalah data batimetri global yang diperoleh dari Global (GEBCO) dengan akurasi 30 detik. Sedangkan data ketebalan sedimen yang digunakan adalah data sedimen global yang tersedia dalam software CARIS. Pada penelitian ini, lokasi yang diusulkan untuk studi kasus pengajuan LKE adalah sebelah barat daya Pulau Sumatera. Metode yang digunakan untuk penarikan batas LKE adalah metode Hedberg yang ditarik melalui kaki lereng Investigator Ridge. Hasil dari test yang dilakukan di wilayah ini membuktikan bahwa Indonesia dalam hal ini lokasi sebelah barat daya Pulau Sumatera berhak untuk mengajukan Landas Kontinen Ekstensi lebih dari 200 mil laut.
Pengaruh Perubahan UU 32/2004 Menjadi UU 23/2014 Terhadap Luas Wilayah Bagi Hasil Kelautan Terminal Teluk Lamong antara Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Bangkalan Melisa Ayuningtyas; Khomsin Khomsin
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.185 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17191

Abstract

Batas laut adalah suatu pembatas kewenangan pengelolaan sumber daya di laut yang berupa rangkaian titik-titik koordinat yang diukur dari garis pantai. Kewenangan untuk pengelolaan sumber daya di laut diatur oleh Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah, yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 kemudian digantikan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Terdapat kondisi yang perlu diperhatikan saat pengukuran batas laut, yaitu posisi dari daerah yang berbatasan. Penarikan garis batas dilakukan dengan metode sama jarak (equidistance) untuk daerah yang berdampingan dan metode garis tengah (median line) untuk daerah yang berseberangan. Pada penelitian ini terdapat tiga alternatif penarikan batas terkait sengketa Pulau Galang, yaitu jika Pulau Galang dianggap tidak ada, jika masuk Kota Surabaya dan jika masuk Kabupaten Gresik. Diperoleh hasil tarikan batas yang berbeda pengaruh perubahan UU 32/2004 menjadi UU 23/2014 yang menghasilkan perubahan luas wilayah bagi hasil kelautan Terminal Teluk Lamong. Wilayah yang memperoleh bagi hasil kelautan hanya Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Perubahan luas wilayah bagi hasil Terminal Teluk Lamong terbesar dari perubahan UU yaitu 26,018 Ha pada alternatif jika Pulau Galang dianggap tidak ada dan perubahan terkecil yaitu 11,291 Ha pada alternatif jika Pulau Galang masuk Kabupaten Gresik.
Studi Tentang Optimasi Peletakan Anjungan Minyak Lepas Pantai Rafli Maulana; Khomsin Khomsin
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22024

Abstract

Bangunan atau anjungan lepas pantai (offshore platform) adalah struktur atau bangunan yang dibangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang maupun mineral alam.Penelitian ini menganalisis tentang perencanaan peletakan anjungan minyak lepas pantai dengan menggunakan data yang diperoleh dari alat Multibeam Echosounder, Side Scan Sonar, dan Magnetometer. Dari penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi permukaan dasar laut (fitur-fitur dasar laut) dan potensi bahaya serta memberikan rekomendasi lokasi rencana peletakan anjungan minyak lepas pantai. Analisis dilakukan berdasarkan kemiringan dasar laut, potensi bahaya, fitur-fitur dasar laut baik yang berada di permukaan dasar laut maupun logam yang terkubur di dasar laut sehingga dapat membahayakan anjungan minyak lepas pantai. Berdasarkan penelitian ini, terdapat lokasi yang direkomendasikan, tidak direkomendasikan dan berbahaya. Lokasi yang direkomendasikan merupakan lokasi yang bebas dari hazard, anomali magnetik dan slope yang datar, dengan skor 0.333 dan lokasi yang tidak direkomendasikan merupakan lokasi dengan slope yang landai, potensi bahaya dengan skor 0.334 – 0.666 serta lokasi yang berbahaya merupakan lokasi dengan slope > 3°, terdapat anomali magnetik dan potensi bahay dengan skor 0.6667 – 1.332. Luas area yang direkomendasikan adalah untuk anjungan minyak lepas pantai seluas 532.925,372 m2 dan luas area yang tidak direkomendasikan untuk anjungan minyak lepas pantai seluas 467.074,628 m2.
Analisis Nilai Hambur Balik Sedimen Permukaan Dasar Perairan Menggunakan Data Multibeam Echosounder EM302 Kamila Akbar; Danar Guruh Pratomo; Khomsin Khomsin
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.638 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24415

Abstract

Multibeam echosounder merupakan instrumen akustik untuk pemetaan dasar perairan yang menghasilkan data kedalaman dan data nilai hambur balik (backscatter). Analisis terhadap nilai hambur balik memungkinkan dalam menentukan jenis, struktur dan sebaran sedimen dasar perairan. Intensitas hambur balik yang kuat menunjukkan jenis sedimen yang keras (gravel, boulder)  dan intensitas hambur balik yang lemah menunjukkan permukaan yang halus (mud, silt). Metode yang digunakan dalam analisis nilai hambur balik yaitu metode Angular Response Curve, dimana hubungan antara nilai intensitas hambur balik dan respon sudut pancaran menghasilkan mosaik backscatter yang berbanding terbalik dengan resolusi spasial yang diberikan.Penelitian ini menggunakan data hasil survei Indonesia Exploration 2010, dengan instrumen MBES Kongsberg EM302 di perairan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara. Pemrosesan raw data dilakukan dengan perangkat lunak SwathEd yang menghasilkan peta batimetri dan mosaik hambur balik. Dari mosaik hambur balik, didapatkan rentang nilai hambur balik -9 dB sampai dengan -67 dB. Dilakukan re-klasifikasi, didapat 5 kelas jenis sedimen, yaitu tanah liat (clay), lumpur (mud), pasir (silt), kerikil (gravel), dan batu besar (boulder).
Analisa Perbandingan Kedalaman dan Penetrasi Sinar Hijau Airborne Hydrography AB (AHAB) untuk Pengukuran Perairan Dangkal (Studi Kasus: Kabupaten Kebumen) Bramiasto Fakhruddin Eko Putranto; Danar Guruh Pratomo; Khomsin Khomsin
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.146 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.44493

Abstract

Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1996 Perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman. Pemetaan menggunakan menggunakan gelombang akustik kurang meng-cover untuk perairan dangkal. Perairan Dangkal dapat diukur menggunakan gelombang elektromagnetik yaitu menggunakan Airborne LiDAR Bathymetry. Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan pengukuran kedalaman perairan dangkal menggunakan metode mekanik dengan Airborne LiDAR Bathymetry. Selain kedalaman juga dilakukan validasi pengukuran kekeruhan air yang mempengaruhi penetrasi sinar hijau airborne hydrography dan melakukan uji akurasi vertikal airborne hydrography. Hasil menunjukkan bahwa perbandingan kedalaman memiliki selisih rata-rata 0,177 meter dengan nilai selisih minimal 0,037 meter dan nilai selisih maksimal 0,763 meter. Hasil pengukuran kedalaman menunjukkan bahwa terdapat selisih nilai Z permukaan dasar perairan antara validasi dan airborne hydrography yaitu selisih minimal 2 cm dan selisih maksimal 22 cm. Dari pengukuran kekeruhan menggunakan Secchi Disk penetrasi sinar hijau airborne hydrography hanya dapat menjangkau kedalaman 0,225 meter sampai dengan 0,960 meter. Uji akurasi vertikal airborne hydrography 11 lokasi memiliki nilai 0,239 meter.
Studi Geomatika untuk Rekomendasi Jalur Kabel Laut di Selat Bali Torana Arya Gasica; Khomsin Khomsin; Yuwono Yuwono
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.69953

Abstract

Sepertiga kebutuhan listrik di Pulau Bali berasal dari transmisi dari Pulau Jawa yang disalurkan melalui kabel bawah laut atau jaringan interkoneksi. Listrik Pulau Bali hidup dari transmisi dari Pulau Jawa karena lebih hemat jika dialirkan lewat kabel bawah laut dibandingkan dari pembangkit listrik. Perencanaan jalur kabel laut harus didukung dengan adanya survei hidrografi yang termasuk dalam keilmuan Geomatika. Studi ini mempelajari aspek geomatika melalui karakteristik fisik lautan dan fitur dasar laut untuk memberikan rekomendasi perencanaan jalur kabel laut di Selat Bali. Parameter yang digunakan adalah peta klasifikasi lereng bawah laut, peta klasifikasi sedimen dasar laut, peta arus, peta jarak terdekat, dan peta batimetri. Penelitian ini menggunakan pendekatan SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk menghasilkan area perencanaan rute kabel. Berdasarkan penelitian ini, peta rekomendasi untuk area perencanaan jalur kabel bawah laut divisualisasikan ke dalam tiga kategori: aman dan direkomendasikan, resiko sedang, dan resiko tinggi. Zona aman dan direkomendasikan memiliki total luas 1496920,86 m2. Zona resiko sedang memiliki total luas 10581508,84 m2, sedangkan area dengan total luas 1728576,47 m2 masuk ke dalam zona resiko tinggi.
Developing of Total Suspended Sediment Model Using Landsat-8 Satellite Image and In-Situ Data at The Surabaya Coast, East Java, Indonesia Teguh Hariyanto; Trismono C. Krisna; Khomsin Khomsin; Cherie Bhekti Pribadi; Nadjadji Anwar
Indonesian Journal of Geography Vol 49, No 1 (2017): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.493 KB) | DOI: 10.22146/ijg.12010

Abstract

The decrease of coastal-water quality in the Surabaya coastal region can be recognized from the conceentration of Total Suspended Sediment(TSS ) . As a result we need a system for monitoring sediment concentration in the coastal region of Surabaya which regularly measures TSS. The principle to model and monitor TSSconcentration using remote sensing methods is by the integration of Landsat-8OLI satellites image processing using some ofTSS-models then those are analyzed for looking its suitability with TSS value direcly measured in the field ( in-situ measurement). The TSS value modeled from all algorithms validated usingcorrelation analysis and linear regression . The result shows that TSS model with the highest correlation value is TSS algorithm by Budiman (2004)with r value 0.991. Hence this algorithm can be used to investigate TSS-distribution which represent the coastal water quality of Surabaya with TSS value between 75 mg/L to 125 mg/L.
Delineasi Landas Kontinen Ekstensi di Luar 200 Mil Laut melalui Penarikan Garis Hedberg dari Kaki Lereng Investigator Ridge Khomsin Khomsin; Muammar Khadafi Ashar; Arif Rahman
Jurnal Geosaintek Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.134 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v2i1.1220

Abstract

Indonesia, sebagai negara kepulauan (archipelagic state) menurut UNCLOS 1982 berhak untuk mengklaim wilayah maritim tertentu yang ditarik dari garis pangkal yang telah ditetapkannya. Seperti yang telah dijelaskan pada pasal 76 UNCLOS 1982, negara pantai berhak untuk melakukan pengajuan submisi untuk mengklaim batas terluar landas kontinen melebihi 200 mil laut atau yang biasa disebut dengan Landas Kontinen Ekstensi (LKE). Pengajuan klaim LKE harus berlandaskan pada metode yang telah diatur oleh CLCS (Commission on the Limits  of the Continental Shelf). Untuk itu diperlukan sebuah test/uji untuk menentukan apakah sebuah negara berhak untuk mengajukan klaim landas kontinen esktensi melebihi 200 mil laut. Pada kasus ini, data yang digunakan untuk mengajukan LKE adalah data batimetri global yang diperoleh dari Global (GEBCO) dengan akurasi 30 detik. Sedangkan data ketebalan sedimen yang digunakan adalah data sedimen global yang tersedia dalam software CARIS. Pada penelitian ini, lokasi yang diusulkan untuk studi kasus pengajuan LKE adalah sebelah barat daya Pulau Sumatera. Metode yang digunakan untuk penarikan batas LKE adalah metode Hedberg yang ditarik melalui kaki lereng Investigator Ridge. Hasil dari test yang dilakukan di wilayah ini membuktikan bahwa Indonesia dalam hal ini lokasi sebelah barat daya Pulau Sumatera berhak untuk mengajukan Landas Kontinen Ekstensi lebih dari 200 mil laut.
Co-Authors Achmad Faizuddin Akbar Adi, Fajar Setio Adireta Dwi Witantono Adireta Dwi Witantono, Adireta Dwi ADITYA NUGRAHA Aditya Nugraha Agung Budi Cahyono Akbar , Achmad Faizuddin Akbar Kurniawan Andhika Prastyadi Nugroho Andi Rahmadiansah Andi Rahmadiansah Anggun Aprilia Sari Aninda Nurry Aninda Nurry, Aninda Anjasmara , Ira Mutiara Anjasmara, Ira Mutiara Anwar, Nadjadji Ardi, Muhammad Maulana Arif Rahman Ashar, Muammar Khadafi Atika Sari Bramiasto Fakhruddin Eko Putranto Budisusanto , Yanto Budisusanto, Yanto Busro, Fathoni Cahyadi , Mokhamad Nur Cahyadi, M. Nur Cheri Bhekti Pribadi Dany Okta Dewantara Dewangga Eka Mahardian Dewantara, Dany Okta Dody Pambudhi Eko Artanto Eko Artanto, Eko Fajar Setio Adi Fathoni Busro Fathur Rohman Fauzan Syaikhu Islam Felik Dwi Yoga Fikri Bamahry Handoko, Eko Yuli Happy Ary Wahyu Marantika I. K. Arimbawa Ira Mutiara Anjasmara Ira Mutiara Anjasmara, Ira Mutiara Irfan Maulana Yusuf Joni Efendi Kamila Akbar Khariz Syaputra Krisma Hutanti Krisna, Trismono Candra Kurniawan, Akbar M Dwiki Amirullah M. Dwiki Amirullah Mahardian , Dewangga Eka Marantika, Happy Ary Wahyu Melisa Ayuningtyas Miftakhul Ulum Mila Widyasari Mohammad Rohmaneo Darminto Mokhamad Nur Cahyadi, Mokhamad Nur Muammar Khadafi Ashar Muammar Khadafi Ashar Muammar Khadafi Ashar, Muammar Khadafi MUHAMMAD TAUFIK Nasution, Annio Indah Lestari Nugroho, Andhika Prastyadi Nur Rahman Nur Rahman, Nur Pambudhi, Dody Pandu Yuri Pratama Prasetyo, Haris Hakim Prasetyo, Haris Hakim Pratama , Pandu Yuri Pratomo , Danar Guruh Pratomo, Danar Guruh Pratomo, Danar Guruh Pribadi , Cherie Bhekti Pribadi, Cheri Bhekti Pribadi, Cherie Bhekti Purwanti , Renita Putra Nur Ariffianto Rafli Maulana Rahimmatussalisa Rahimmatussalisa, Rahimmatussalisa Rahman, Arif Rainhard S. Simatupang Renita Purwanti Ria Widiastuty Ria Widiastuty, Ria Ristanto, Wahyu Rizky Romadhon Rohman, Yoga Arif Sari , Atika Separsa, G Masthry Candhra Simatupang, Rainhard S. Susilo Susilo Talif, Musdiyana Taufik , Muhammad Teguh Fayakun Teguh Fayakun, Teguh Teguh Hariyanto, Teguh Titiarni , Mariska Titiarni, Mariska Torana Arya Gasica Trismono C. Krisna Trismono Candra Krisna Ulum , Miftakhul Wahyu Ristanto Yoga Arif Rohman Yuwono Yuwono Yuwono Yuwono Yuwono Yuwono Zahra, Ayu Isnania