Masyarakat desa, termasuk di Kecamatan Pujon, mengalami pergeseran dalam pola konsumsi, tidak terkecuali dalam hal fashion. Fenomena thrifting atau membeli pakaian bekas yang sebelumnya populer di perkotaan, kini mulai merambah wilayah pedesaan. Penelitian ini penting untuk memahami bagaimana masyarakat desa menyerap dan memaknai tren ini dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor pendorong masyarakat desa pujon menggemari thrifting dan mengetahui bagaimana pola prilaku thrifting masyarakat desa pujon. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi yang berfokus pada penemuan fakta terhadap suatu fenomena social dan berusaha memahami tingkah laku manusia berdasarkan perspektif partisipan. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi sebagai pelengkap penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa factor pendorong masyarakat desa pujon menggemari thrifting adalah harga yang terjangkau, akses ke barang branded atau unik, pengaruh media sosial dan anak muda, kesadaran lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan, adanya peluang ekonomi, keterbatasan pilihan fashion lokal, budaya gotong royong dan rekomendasi sosial sedangkan pola prilaku thrifting masyarakat desa pujon menggemari thrifting yakni motivasi pembelian bersifat fungsional dan ekonomis, pemilihan produk berdasarkan harga, kualitas, dan merek, tempat berbelanja bervariasi: pasar, lapak kaki lima, hingga online, frekuensi thrifting tidak terlalu tinggi tapi konsisten, pola sosial: rekomendasi dan belanja kolektif, perilaku selektif dan cermat dalam memilih, nilai tambah: modifikasi dan kreativitas. Anak remaja hingga dewasa sebagai salah satu kelompok masyarakat yang mengikuti perkembangan trend serta gaya hidup tertentu sehingga akan menjadi subjek yang menarik untuk mempelajari fenomena thrifting ini. Sebagian besar anak remaja dan dewasa mereka tertarik untuk mengekspresikan diri melalui gaya pakaian yang kekinian namun memiliki keterbatasan biaya.