Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dan efektivitas pendidikan berkualitas dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia, dengan fokus pada tiga provinsi termiskin: Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Barat. Menggunakan metode literature review deskriptif-kualitatif, studi ini mengkaji 57 sumber ilmiah terakreditasi (periode 2020–2025), laporan BPS, TNP2K, serta lembaga internasional terkait SDGs. Hasil analisis menunjukkan korelasi negatif yang kuat antara rata-rata lama sekolah dan tingkat kemiskinan; setiap peningkatan satu tahun pendidikan berhubungan dengan penurunan kemiskinan sebesar 1,2–1,7 poin persentase. Namun, berbagai hambatan seperti keterbatasan akses, infrastruktur pendidikan yang minim, distribusi guru yang tidak merata, dan kesenjangan sosial ekonomi melemahkan dampak pendidikan di wilayah 3T. Program afirmatif seperti Beasiswa ADik, KIP, dan pendidikan vokasi berbasis lokal terbukti efektif meningkatkan partisipasi sekolah hingga 8% dan menurunkan angka kemiskinan sebesar 3–5% dalam lima tahun terakhir. Meski demikian, pelaksanaannya masih terhambat oleh manajemen anggaran dan minimnya pendampingan. Oleh karena itu, pendidikan akan efektif dalam mengurangi kemiskinan apabila terintegrasi dengan penguatan infrastruktur, pembangunan ekonomi lokal, serta kebijakan afirmatif berkelanjutan yang mendukung pencapaian SDG 1 dan SDG 4