This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pemodelan Banjir untuk Perencanaan Jembatan Hauling Road Pengangkutan Bauksit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat Menggunakan Kombinasi Data Terestris, DEMNAS, dan HEC-RAS 2D Robby Nugraha, Muhamad Reza; Andityo Nurrachman Halim; Fahriza Anshary; Dimas Gustoro; Rahma Nindya Ayu Hapsari; Nurti Kusuma Anggraini; Farhan Sholahudin; Alfita Ilfiyaningrum; Amjel Oberto Simanungkalit
Jurnal Teknik Sipil Vol. 18 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Faculty Of Engineering University 17 August 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/zxfgpn73

Abstract

Banjir merupakan bencana hidrometeorologi yang paling sering terjadi di Indonesia, dengan frekuensi kejadian yang terus meningkat setiap tahun. Dalam perencanaan infrastruktur, khususnya bangunan air, analisis banjir penting untuk menjamin keamanan struktur. HEC-RAS 2D banyak digunakan dalam pemodelan banjir karena efisien dan mampu memodelkan sebaran genangan secara akurat. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan data berkualitas, seperti Digital Elevation Model (DEM). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan banjir menggunakan HEC-RAS 2D pada perencanaan jembatan di Sungai Mempawah sebagai bagian dari desain awal jalan hauling pengangkutan bauksit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, serta mengevaluasi kombinasi DEMNAS dan data terestris untuk mengatasi keterbatasan data. Analisis hidrologi menggunakan metode hujan-limpasan dan hidrograf debit menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetis Snyder. Simulasi dilakukan menggunakan konfigurasi mesh 5×5 m, interval komputasi 10 detik, koefisien Manning 0.06 dan periode ulang 100 tahun. Luas DAS sebesar 1324,09 km², curah hujan rencana 234.5 mm, dan debit puncak 2733.48 m³/s. Muka air banjir mencapai +39 meter, kedalaman 15 m, dan kecepatan 4.48 m/s. Freeboard antara muka air dan jembatan hanya 0.3 meter, di bawah standar minimum 0.5 meter, sehingga perlu penyesuaian desain. Kombinasi DEMNAS dan data terestris terbukti efektif dalam pemodelan banjir.