Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Membantu Efisiensi Workflow Desain Grafis dan Motion Graphic dengan Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelligence Handoyo, Issai Sonny; Nugroho, Julius Andi
Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 7 No. 6 (2025): Ranah Research : Journal Of Multidisciplinary Research and Development
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/rrj.v7i6.1779

Abstract

Era transformasi digital menciptakan tantangan kompleks bagi industri desain komunikasi visual kontemporer, dimana percepatan produksi konten visual menjadi imperatif strategis yang tidak dapat dihindari. Ketidakseimbangan antara lonjakan permintaan konten visual dan kapasitas produksi menciptakan kesenjangan kritis yang memerlukan solusi inovatif. Penelitian ini bertujuan menganalisis efisiensi proses kerja desain grafis dan motion graphic melalui implementasi strategis teknologi Artificial Intelligence sebagai alat pendukung produktivitas kreatif, serta mengeksplorasi model human-in-the-loop yang optimal. Penelitian menggunakan pendekatan mixed-method dengan systematic literature review dan semi-structured interview terhadap lima belas praktisi desain profesional, menganalisis data melalui thematic analysis dan triangulasi. Implementasi AI menciptakan tiga kategori dominan: generative design, optimisasi workflow, dan quality enhancement. Graphic designer melaporkan peningkatan efisiensi hingga 60% untuk tugas repetitif, motion graphic artist mengalami efisiensi 25-40% pada proyek kompleks. Pendekatan human-in-the-loop optimal melalui fase conceptualization, iteration, dan refinement, dimana AI berfungsi sebagai creative catalyst tanpa menggantikan peran strategis desainer. AI menciptakan transformasi paradigma menuju iterative collaboration, memerlukan pengembangan AI literacy, structured workflow integration, dan ethical guidelines untuk mencapai synergistic relationship antara human creativity dan AI capabilities.
Dari Fiksasi Menuju Kesejahteraan: Analisis Psikologis Keterhambatan Perkembangan dan Pencarian Makna Pada Generasi Z Handoyo, Issai Sonny; Andreas, Andreas; Noor, Abidin M.; Valentina, Anny; Nugroho, Julius Andi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 3 (2025): Desember
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa transisi menuju kedewasaan bagi Generasi Z sering kali diwarnai oleh berbagai tantangan kesehatan mental, meliputi stres, kecemasan, dan depresi. Kondisi ini berisiko memicu fenomena dewasa terfiksasi, suatu keadaan keterhambatan perkembangan psikologis yang ditandai oleh ketidakmatangan emosional dan penghindaran tanggung jawab. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif konstruksi dewasa terfiksasi dan merumuskan jalur menuju dewasa yang sejahtera, yang didefinisikan oleh kematangan serta kesejahteraan psikologis. Dengan mengaplikasikan pendekatan kualitatif dan sintesis teoretis, penelitian ini mengidentifikasi akar masalah melalui dua kerangka utama yaitu fiksasi perkembangan dalam teori psikoanalitik Freud dan krisis identitas versus kebingungan peran dari Erik Erikson. Analisis diperkaya dengan data wawancara bersama psikolog klinis yang mengungkap faktor pemicu kontekstual, seperti dinamika keluarga yang disfungsi dengan pola asuh terlalu protektif, luka relasional, dan tekanan ekspektasi yang berlebihan. Faktor tersebut terbukti mendorong mekanisme koping maladaptif, terutama pelarian digital sebagai bentuk penghindaran. Sebagai antitesis, konsep dewasa yang sejahtera dibedah melalui enam dimensi Kesejahteraan Psikologis dari Ryff yang mencakup penerimaan diri, pertumbuhan pribadi, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, kemandirian, dan relasi positif. Pada akhirnya, penelitian ini mengusulkan Logoterapi Viktor Frankl sebagai intervensi terapeutik yang efektif. Dengan berfokus pada kehendak untuk bermakna, Logoterapi secara langsung mengatasi kekosongan eksistensial yang menjadi inti dari kondisi terfiksasi, serta membingkai ulang tanggung jawab dan penderitaan sebagai jalan untuk menemukan makna, sehingga memfasilitasi transformasi menuju kedewasaan yang berfungsi penuh dan sejahtera.