Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

A Case Study of the Head CT Scan Procedure in Pediatric Patients with Clinical Hydrocephalus at Hospital X Ponorogo Dewi, Hanifa Larasati; Nasokha, Ildsa Maulidya Mar’athus; Utami, Asih Puji
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 4 (2025): in Progress
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i4.10197

Abstract

Hydrocephalus is a common congenital abnormality in pediatric patients, characterized by ventricular enlargement due to the accumulation of cerebrospinal fluid (CSF). However, variations in handling, parameters, and radiation protection exist among hospitals, necessitating further evaluation. This study aims to analyze the head CT scan procedure in pediatric patients with clinical hydrocephalus. This study employed qualitative case study design involving a 7-month-old pediatric patient with an indication of hydrocephalus. Data were obtained through observation and interviews with three radiographers and one radiology specialist, as well as from secondary sources. The hospital’s examination procedure included general preparation, positioning the patient supine (head first), and no sedation was performed. Technical parameters used the default settings of the machine, 120 kV, 140 mAs, slice thickness of 5 mm, and reconstruction slice of 1.25 mm, for both pediatric and adult patients. Radiation protection was applied only to the patient’s companion, while the patient dose was monitored by the CT system. Radiographic findings indicated obstructive hydrocephalus with a cystic lesion, with the underlying cause identified as Dandy–Walker malformation. In conclusion, pediatric head CT scan procedures were performed according to basic standards. However, the use of standard parameters and limited radiation protection indicate a need for improvement. It is recommended to implement protocols tailored to the patient's age and clinical condition, and optimize radiation protection according to the ALARA principle, to improve examination quality and patient safety.
STUDI KASUS PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CLAVICULA PROYEKSI AP STRESS DENGAN KLINIS SUSPEK RUPTUR AC JOINT DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU Maurani, Malika Yesha; Astari, Fisnandya Meita; Nasokha, Ildsa Maulidya Mar’athus
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v5i3.6768

Abstract

This study was motivated by the variation in load usage in radiographic examinations of the clavicle-acromioclavicular (AC) joint with stress projections, where the literature recommends a load of 3-5 kg, while practice at PKU Muhammadiyah Delanggu Hospital uses a load of 2 kg. This gap between theory and practice encourages an in-depth analysis of the techniques applied at the hospital. Therefore, this study focuses on describing the examination technique and uncovering the clinical reasons for using a load of 2 kg in cases of suspected AC joint rupture. This study used a case study method with a qualitative approach. Data collection was carried out through direct observation, interviews with three radiographers, one radiologist, and one referring physician, as well as documentation studies. The results showed that the examination procedure used bilateral Antero Posterior (AP) stress projections with a load of 2 kg on each arm. The main reason for using a load of 2 kg was to stabilize the shoulder position to prevent movement, as well as to effectively compare the acromioclavicular joint gap between the right and left sides. It was concluded that the technique with a 2 kg load at PKU Muhammadiyah Delanggu Hospital was considered adequate to identify abnormalities such as dislocation or differences in joint space. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya variasi penggunaan beban dalam pemeriksaan radiografi clavicula acromioclavicular (AC) joint dengan proyeksi stress, di mana literatur merekomendasikan beban 3-5 kg, sementara praktik di RS PKU Muhammadiyah Delanggu menggunakan beban 2 kg. Kesenjangan antara teori dan praktik ini mendorong perlunya analisis mendalam terhadap teknik yang diterapkan di rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus untuk mendeskripsikan teknik pemeriksaan dan mengungkap alasan klinis penggunaan beban 2 kg pada kasus suspek ruptur AC joint. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, wawancara dengan tiga radiografer, satu dokter spesialis radiologi, dan satu dokter pengirim, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pemeriksaan menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP) stress bilateral dengan beban 2 kg pada masing-masing lengan. Alasan utama penggunaan beban 2 kg adalah untuk menstabilkan posisi bahu guna mencegah pergerakan, sekaligus untuk secara efektif membandingkan celah sendi acromioclavicular antara sisi kanan dan kiri. Disimpulkan bahwa teknik dengan beban 2 kg di RS PKU Muhammadiyah Delanggu dianggap memadai untuk mengidentifikasi adanya kelainan seperti dislokasi atau perbedaan celah sendi.
RANCANG BANGUN ALAT FIKSASI PADA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI MANUS DENGAN PROYEKSI OBLIQUE 'Aditya, Siska Dwi Nur; Nasokha, Ildsa Maulidya Mar’athus; Silfina, Redha Okta
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i4.50354

Abstract

Radiografi ossa manus adalah pemeriksaan yang dilakukan engan menggunakan sinar-X pada ossa manus yang bertujuan untuk melihat bentuk, fungsi dan kelainan yang ada pada ossa manus. Pada pemeriksaan os manus dengan kasus fraktur proyeksi yang rutin dgunakan adalah Posteroanterior (PA) dan Oblique, pada pemeriksaan manus dengan proyeksi oblique biasanya menggunakan alat fiksasi untuk memudahkan radiographer dalam memposisikan pasien. RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu saat melakukan pemeriksaan manus oblique tidak menggunakan alat fiksasi hanya tangan pasien yang dimiringkan karena keterbatasan alat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan rancang bangun alat fiksasi manus pada emerisaan proyeksi oblique dan mengetahui hasil dar alat fiksasi manus oblique. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan eksperimen. Dilakukan pada bulan September 2024 – Maret 2025. Pengambilan data dilakukan dengan cara kuisioner, dokumentasi, dan wawancara. Dilakukan dengan 3 dokter spesialis radiologi dan 11 radiografer. Perhitungan dari uji fungsi terhadap hasil radiograf diperoleh skor seberas 3,9 yang berarti alat fiksasi manus oblique memiliki fungsi yang sangat baik mampu membantu dokter radiolog dalam membaca diagnose radiograf manus proyeksi oblique dan dapat memperlihatkan anatomi manus secara keseluruhan tanpa adanya anatomi yang terpotong atau tumpeng tindih. Untuk hasil uji kinerja terhadap efisiensi alat diperoleh skore 3,8 yang berarti alat fiksasi manus oblique memiliki fungsi yang sangat baik, alat fiksasi ini membantu radiographer dalam melakukan pemeriksaan manus proyeksi oblique, alat fiksasi ini mampu meminimalkan pengulangan pemeriksaan karena pergerakan pasien. Hasil uji fungsi terhadap hasil radiograf diperoleh skor seberas 3,9 dan untuk hasil uji kinerja terhadap efisiensi alat diperoleh skore 3,8. Berdasarkan hasil uji fungsi dan uji kinerja alat fiksasi manus proyeksi oblique dapat disimpulkan bahwa alat fiksasi ini layak untuk digunakan.