Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Pola Makan dengan Kadar Gula Darah Puasa (GDP) pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di UPK Balai Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Taufik, Muhammad Akram; Hidayati, Prema Hapsari; Irmayanti, Irmayanti; Julyani, Sri; Natsir, Pratiwi; Safitri, Asrini
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 10 (2025): Volume 5 Nomor 10 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i10.19528

Abstract

ABSTRACT Uncontrolled blood sugar levels are the cause of diabetes, a chronic illness. High blood sugar levels are a hallmark of diabetes, according to the World Health Organization (WHO). This disorder arises when the body either fails to absorb the necessary quantity of insulin from the body or does not make enough of it. Based on its origin and clinical manifestation, diabetes mellitus (DM) can be roughly divided into three types: type 1 diabetes, type 2 diabetes, and gestational diabetes mellitus (GDM). This study was conducted to investigate the correlation between dietary patterns and fasting blood glucose (FBG) levels in individuals with type 2 diabetes mellitus at the UPK Balai Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan in 2024. This study used an analytical observational research type to analyze the relationship or correlation between variables using a cross-sectional method. From the research results obtained, it was found that the significance value p = 0.045 (<0.05), which means that there is a significant relationship between dietary patterns and fasting blood glucose (FBG) levels in people with type 2 diabetes mellitus at the UPK Balai Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan in 2024. An unhealthy diet can increase fasting blood glucose levels in people with type 2 diabetes mellitus. Therefore, people with type 2 diabetes mellitus are strongly advised to follow a healthy and regular diet to control their blood glucose levels. Keywords: Diabetes Melitus, Dietary Patterns, Blood Glucose  ABSTRAK Kadar gula darah yang tidak terkontrol menjadi penyebab diabetes, penyakit kronis. Kadar gula darah yang tinggi merupakan ciri khas diabetes, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Gangguan ini muncul ketika tubuh gagal menyerap jumlah insulin yang diperlukan dari tubuh atau tidak memproduksinya dalam jumlah yang cukup. Berdasarkan asal usul dan manifestasi klinisnya, diabetes melitus (DM) secara kasar dapat dibagi menjadi tiga jenis: diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes melitus gestasional (GDM). Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kadar Gula Darah Puasa (GDP) pada pasien diabetes melitus tipe 2 di UPK Balai Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2024.  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik untuk menganalisis hubungan atau korelasi antar variabel dengan metode cross-sectional. Dari hasil peneltian yang didapatkan, diketahui nilai signifikansi p=0,045 (<0,05), yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan terhadap kadar gula darah puasa (GDP) pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di UPK Balai Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2024. Pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes melitus tipe 2. Oleh karena itu, penderita diabetes melitus tipe 2 sangat disarankan untuk mengikuti pola makan yang sehat dan teratur untuk mengontrol kadar gula darah mereka. Kata Kunci: Diabetes Melitus, Pola Makan, Gula Darah
PENGARUH KADAR HbA1c PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI MAKROVASKULAR DAN MIKROVASKULAR DI RUMAH SAKIT IBNU SINA YW UMI MAKASSAR Cahyani, Putri Aulia; Rasfayanah, Rasfayanah; Abdullah, Rezky Putri Indarwati; Natsir, Pratiwi; Irmayanti, Irmayanti
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.26963

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kencing manis yang disebabkan oleh peningkatan gula darah akibat penurunan sekresi insulin yang rendah oleh kelenjar pankreas. Diabetes Melitus ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah dan HbA1c. Tes hemoglobin A1c digunakan untuk mengevaluasi tingkat kontrol glukosa darah seseorang. Komplikasi yang terjadi akibat penyakit DM dapat berupa gangguan pada pembuluh darah baik makrovaskular maupun mikrovaskular, serta gangguan pada sistem saraf atau neuropati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular di Rumah Sakit Ibnu Sina YW UMI Makassar. Metode yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan Cross sectional dimana data diperoleh data sekunder yang berupa rekam medis penderita. Hasil penelitian dari 57 data yang diambil, perempuan lebih banyak mengalami komplikasi daripada laki-laki dan mayoritas kadar HbA1c yang diperoleh > 7% sebanyak 96,5%. Komplikasi makrovaskular yang terbanyak adalah ulkus diabetik sebanyak 78,9%, dan komplikasi mikrovaskular yang terbanyak adalah neuropati diabetik sebanyak 78,3%. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar HbA1c dengan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular dengan nilai signifikansi sebesar 0,947. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar HbA1c dengan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular di Rumah Sakit Ibnu Sina YW UMI Makassar dengan nilai signifikansi sebesar 0,947 (> 0,05).
Pengaruh Dosis Kemoterapi Terhadap Perubahan Leukosit Dan Status Gizi Anak Penderita Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Wolley, Zulfikra Amin; Julyani, Sri; Rasfayanah, Rasfayanah; Bamahry, Aryanti; Natsir, Pratiwi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 2 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i2.9974

Abstract

Latar Belakang: Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah transformasi ganas dan proliferasi sel progenitor limfoid berupa sel T atau B di sumsum tulang dan darah yang banyak ditemukan pada anak. Penyakit ini memiliki tanda dan gejala malnutrisi pada beberapa fase perjalanan penyakit hingga 50-60% kasus. Salah satu pengobatan utama LLA pada anak adalah kemoterapi yang diberikan untuk mengeliminasi sel-sel kanker dalam tubuh. Berdasarkan status gizi pasien LLA bervariasi sesuai dosis dan fase kemoterapi yang diberikan. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh dosis kemoterapi terhadap perubahan leukosit dan status gizi anak LLA di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin. Metode Penelitian ini menggunakan observasional retrospektif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data rekam medik. Hasil penelitian didapatkan distribusi karakteristik pasien leukimia limfoblastik akut (LLA) anak yang menjalani kemoterapi, distribusi terbanyak di usia 5 – 10 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Distribusi karakteristik pasien leukimia limfoblastik akut (LLA) memiliki status gizi normal diserta kadar leukosit yang normal, sedangkan distribusi karakteristik pasien (LLA) menggunakan dosis pengobatan kemoterapi dengan dosis tinggi. Kesimpulan Terdapat hubungan signifikan antara dosis kemoterapi dengan status gizi dan kadar leukosit pada anak dengan (LLA).
Faktor Resiko Ulkus Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Kamaruddin, M.Yusril; Natsir, Pratiwi; Chaniago, Hendrian
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 5 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i5.15401

Abstract

In 2015, it was reported that around 415 million adults had diabetes, a 4-fold increase from 108 million in the 1980s. If there is no preventive action, this number will continue to increase without any decrease. It is estimated that by 2040 it will increase to 642 million sufferers. More than 415 million people worldwide have diabetes. The prevalence of diabetes continues to increase, and it is estimated that the number of people with diabetes will increase to 640 million by 2040. Currently, up to 1/4 of diabetes patients can experience leg ulcers, and at least a quarter of these ulcers do not heal, so these patients are at risk of amputation. The method used in this study was to review the literature using Google Scholar, National Center for Biotechnology Information (NCBI) & Research Science obtained 20 journals from the inclusion & exclusion criteria. The results of this study are that the risk factors for diabetic ulcers in patients with diabetes mellitus are multifactorial, including neuropathy, peripheral vascular disease, poor blood sugar control, obesity, smoking habits, old age, previous history of ulcers, and poor self-care. Based on this study, it is concluded that the more severe the wound experienced by patients with Diabetes Mellitus, the longer the wound healing time will be. It is possible that the feet of diabetic patients can be triggered by prolonged diabetes mellitus. Early detection or early screening of diabetic feet is needed by health services so that diabetic foot complications can be minimized.