Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Modification of the Kato-Katz Diagnosis Technique Using “Canang” Flower Waste Extract as a Staining for Ascaris lumbricoides Eggs Maheswari, Kadek Indira; Janendra, Putu Sathiya Adi; Widnyana, I Komang Tri Yasa; Mahayana, Dewa Gede Putra; Pramesti, Komang Kirana Ardhia; Dwisaputra, Indra; Permasutha, Made Bayu; Wiguna, Nyoman Intan Permatahati; Giri, Made Kurnia Widiastuti
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 33 No. 1 (2026): January 2026
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.33.1.71-78

Abstract

Helminthiasis, particularly that caused by Ascaris lumbricoides, is a major global health issue, especially in areas with poor sanitation. One method for preventing and controlling Ascaris lumbricoides infection is through identification via the Kato-Katz diagnostic technique. The use of synthetic dyes, such as methylene blue, in the Kato-Katz method raises concerns for both human health and the environment. In humans, methylene blue causes skin irritation, gastrointestinal issues upon ingestion, and systemic effects. Furthermore, its environmental impact includes reducing light penetration and acting as a toxic component in food chains. An alternative approach involves utilizing post-use offerings from Hindu rituals in Bali, known as canang, which consist of flower components such as Impatiens balsamina L. and Tagetes erecta. The natural dyes found in these flowers serve as an alternative to traditional staining methods. This study examined the efficacy of flower extracts as stainings using the cellophane absorption test, helminth egg detection and morphology identification, pH test, and measurement of heavy metal concentration. The dye made from canang flower waste at 3% did not differ much from manufactured stainings. Thus, canang flower waste is a safe alternative.
UJI FITOKIMIA DAN GUGUS FUNGSI EKSTRAK ETANOL DAUN Spondias pinnata (L.f.) Kurz Sari, Desak Made Vina Puspita; Permasutha, Made Bayu; Wiguna, Nyoman Intan Permatahati; Kurniawathi, Ni Luh Ranthi; Krisnadevi, I Gusti Agung Ayu Ari; Maheswari, Ni Putu Devi
Jurnal Farmasi Higea Vol 17, No 2 (2025)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v17i2.759

Abstract

Masyarakat Indonesia sampai saat ini masih sering menggunakan obat herbal karena manfaatnya dan harganya yang murah. Bali adalah daerah yang memanfaatkan tanaman sebagi obat-obatan, salah satunya adalah loloh daun cemcem. Loloh daun cemcem diyakini dapat menambah nafsu makan, mengurangi gejala batuk kering, memperlancar buang air kecil, mengontrol tekanan darah, meredakan panas dalam, mengembalikan cairan tubuh, dan obat pencahar. Penelitian ini bertujuan sebagai deteksi awal fitokimia dan validasi gugus fungsi yang dimiliki oleh ekstrak etanol daun cemcem. Proses ekstraksi pada penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol pronalisis. Uji fitokimia menganalisis alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, dan saponin. Analisis gugus fungsi dilakukan dengan metode Attenuated Total Reflectance-Fourier Transform Infrared (ATR-FTIR). Berdasarkan, pengujian fitokimia didapatkan bahwa senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, dan saponin terkandung dalam ekstrak etanol daun cemcem. Metode ATR-FTIR menunjukkan senyawa fenolik, flavonoid, tanin, dan glikosida karena teridentifikasinya gugus –OH, C–H, C=O, C=C, dan C–O.