This study aims to increase the curiosity of fifth-grade in Palembang Elementary School through implementing the Problem Based Learning (PBL) learning model in the Indonesian Language subject. The method used is Classroom Action Research (CAR) based on the Kemmis and McTaggart model, which consists of two cycles. Each cycle includes the planning, implementation, observation, and reflection stages. The instrument used is a questionnaire to measure the level of student curiosity. The results of the study showed that in the first cycle, 73% of students had curiosity in the moderate to very high category, but had not met the success target set at 80%. After improvements were made to the learning media and teacher teaching strategies in the second cycle, there was a significant increase with 80% of students reaching the curiosity category as expected. The application of the PBL model has proven effective in increasing student curiosity through an active, collaborative, and contextually relevant learning process. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap ingin tahu peserta didik kelas VA di SD Negeri 55 Palembang melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada model Kemmis dan McTaggart, yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk memperoleh data maka digunakan instrumen non-tes berupa angket. Pada pelaksanaan siklus pertama, diperoleh hasil bahwa sebanyak 73% peserta didik menunjukkan rasa ingin tahu yang tergolong dalam kategori sedang hingga sangat tinggi. Namun demikian, capaian tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan, yaitu minimal 80% dari jumlah siswa. Menyikapi hal tersebut, dilakukan perbaikan pada media pembelajaran yang digunakan serta penyesuaian strategi mengajar guru pada siklus kedua. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, di mana 80% peserta didik berhasil mencapai kategori rasa ingin tahu yang diharapkan. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model PBL mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, interaktif, dan relevan dengan kehidupan nyata, sehingga berkontribusi positif terhadap peningkatan sikap ingin tahu.