Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISA KEJADIAN KASUS AIHA PADA PENYANDANG THALASEMIA DI UDD PMI KABUPATEN BEKASI Rawina; Dewi Kusuma Astuti
Jurnal Teknologi Bank Darah JTBD Vol.2 No.2 (Desember 2023)
Publisher : Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65228/jtbd.v2i2.2

Abstract

Autoimmune Hemolytic Anemia (AIHA) merupakan kondisi langka yang ditandai dengan penghancuran eritrositoleh sistem imun tubuh sendiri. Pada pasien talasemia, komplikasi ini memperumit proses transfusi karena adanyaantibodi autoimun yang menyebabkan aglutinasi dan inkompatibilitas darah donor. Penelitian ini bertujuan untukmenggambarkan proses penanganan pemeriksaan serologis pada kasus AIHA tipe warm pada pasien penyandangtalasemia di UTD PMI Kabupaten Bekasi. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif berbasis laporan kasusdari kegiatan Praktik Kerja Lapangan mahasiswa Akademi Bakti Kemanusiaan PMI Jakarta. Pemeriksaan yangdilakukan meliputi golongan darah, Direct Coombs Test (DCT), skrining antibodi, identifikasi antibodi, crossmatch,dan teknik pre-warm. Hasil menunjukkan adanya autoaglutinasi yang mengganggu pembacaan pemeriksaan, DCTpositif, serta antibodi non-spesifik yang bereaksi terhadap sebagian besar panel sel donor. Teknik pre-warmterbukti membantu mengurangi interferensi aglutinasi, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkan reaktivitas.Pemilihan unit darah dengan hasil crossmatch paling lemah dilakukan secara hati-hati atas dasar pertimbanganklinis. Penanganan kasus seperti ini membutuhkan pendekatan serologis yang komprehensif serta koordinasiintensif antara laboratorium dan klinisi untuk menjamin keamanan transfusi.
GAMBARAN KASUS PENOLAKAN CALON DONOR YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT DONOR DARAH DI UDD PMI KABUPATEN BEKASI Rawina; Dewi Kusuma Astuti
Jurnal Teknologi Bank Darah JTBD Vol.2 No.2 (Desember 2023)
Publisher : Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65228/jtbd.v2i2.4

Abstract

Pelayanan transfusi darah merupakan bagian dari upaya pelayanan kesehatan yang menggunakan darah manusiadengan tujuan kemanusiaan dan tidak diperjualbelikan. Salah satu instansi penyelenggara pelayanan darah diIndonesia adalah Unit Transfusi Darah (UDD) dan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS). Salah satu tahap pentingdalam pelayanan darah adalah seleksi donor, yang bertujuan untuk memastikan kesehatan dan kelayakan pendonordemi menjamin kualitas darah yang akan ditransfusikan. Namun, masih banyak calon pendonor yang tidak lolosseleksi karena tidak memenuhi syarat seperti kadar hemoglobin rendah atau tinggi, tekanan darah abnormal, beratbadan kurang, dan kondisi medis tertentu. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase sertapenyebab penolakan calon pendonor darah di UDD PMI Kabupaten Bekasi pada periode Januari hingga Mei 2024,serta bagaimana tindak lanjut yang dilakukan terhadap calon pendonor yang ditolak. Metode yang digunakan adalahdeskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalammenambah wawasan tentang seleksi donor darah, manfaat praktis sebagai referensi penelitian selanjutnya, danmanfaat institusional bagi UDD sebagai dasar evaluasi untuk meningkatkan pelayanan dan memenuhi kebutuhandarah secara nasional.
GAMBARAN PROSES DONOR DARAH DI UDD PMI KABUPATEN BEKASI Rawina; Dewi Kusuma Astuti
Jurnal Teknologi Bank Darah JTBD Vol.2 No.2 (Desember 2023)
Publisher : Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65228/jtbd.v2i2.5

Abstract

Pelayanan transfusi darah merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan kemanusiaan dantidak bersifat komersial. Salah satu tahapan penting dalam proses pelayanan darah adalah seleksi donor, Tujuanuntuk memastikan calon pendonor berada dalam kondisi sehat dan aman untuk mendonorkan darahnya. Namun,masih banyak calon pendonor yang tidak memenuhi syarat, sehingga ditolak pada tahap seleksi.Tujuan untukmengetahui gambaran proses donor darah di UDD PMI Kabupaten Bekasi. Metode penelitian deskriptif analitikdengan pendekatan retrospektif, menggunakan data sekunder di UDD PMI Kabupaten Bekasi. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa proses donor darah dimulai seleksi donor, pengambilan darah, uji saring imltd, pengolahankomponen darah, konfirmasi golongan darah, penyimpanan darah, pelayanan permintaan darah/patient service,dan distribusi, serta rujukan/referral.
ANALISA FAKTOR PENYEBAB PENOLAKAN CALON PENDONOR WANITA BERDASARKAN KADAR HB Sahruni; Dewi Kusuma Astuti
Jurnal Teknologi Bank Darah JTBD Vol.3 No.2 (Desember 2024)
Publisher : Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65228/jtbd.v3i2.11

Abstract

Pelayanan transfusi darah adalah salah satu bentuk layanan kesehatan yang menggunakan darah manusia sebagai bahan untuk perawatan demi tujuan kemanusiaan. Pada proses seleksi calon pendonor ada beberapa syarat yang harus dipenuh. Adapun salah satu faktor penyebab utama pada penolakan seleksi donor diantaranya adalah kadar hemoglobin (Hb). Setiap individu memiliki tingkat hemoglobin yang bervariasi, dan ini bisa dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti kebiasaan hidup seseorang. Beberapa di antaranya adalah kurangnya istirahat, pola makan yang tidak seimbang (tidak cukup mengonsumsi makanan kaya protein dan zat besi), serta konsumsi kafein. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa factor penyebab penolakan calon pendonor wanita berdasarkan Hb. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan metode accidental sampling yaitu berupa suatu pengambilan data pada saat yang diambil secara kebetulan pada waktu tertentu, penelitian dilakukan di UTD PMI Kabupaten Bekasi. Jumlah penolakan terhadap calon pendonor perempuan karena kadar Hb yang rendah di UTD PMI Kabupaten Bekasi pada bulan Juni mencapai 18 orang. Penelitian menunjukkan hasil dengan persentase kadar hemoglobin terendah yaitu 10,0 gr/dL sebesar 5,5%. Selain itu, faktor yang paling tinggi berasal dari menstruasi dengan presentase 94 %.