Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Comparison of Several Types of Plasma as Media in the Germ Tube Test for Identification of Candida albicans Hidayati, Yunia; Asnaily, Asnaily; Jumaisal, Akhirul; Simanjuntak, James Perdinan
Jurnal Teknokes Vol. 16 No. 2 (2023): June
Publisher : Jurusan Teknik Elektromedik, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Candida albicans is a commensal on the oral mucosal surfaces of healthy individuals but can be pathogenic in immunocompromised individuals. The germ tube test is an inexpensive, faster, and easier method used to identify and differentiate it from other yeast species. Generally, the test is carried out using serum as the medium. Plasma overall has the same characteristics as serum and differs only in the content of clotting factors. In addition, plasma is easier to obtain than serum in most healthcare services. This study aims to demonstrate three types of plasma as alternative media for germ tube tests. CPDA (Citrate Phosphate Dextrose Adenine), EDTA (Ethylenediaminetetraacetic), and Sodium Citrate plasma were compared to serum in producing of germ tubes. Each plasma and serum was tested in five repetitions. The experimental method was carried out in Mycology Laboratory at the Health Polytechnic of Jambi. The data were observed based on the germ tube formation time and analyzed with a one-way ANOVA test. The average germ tube formation times observed in this study were 70 minutes (serum), 129 minutes (CPDA plasma), 164 minutes (EDTA plasma), and 146 minutes (Citrate plasma). The lengths were significantly different between serum and the three plasma (P>0.05). Nevertheless, CPDA plasma showed the average time which is at the minimum incubation time limit according to the standard protocol of the test. The CPDA plasma was faster than other plasma in the formating time of the germination. Therefore, CPDA plasma can be recommended as a substitute for serum in the germ tube test for it was easier to obtain, and considered safer to use.
Deteksi Dini dan Peningkatan Pengetahuan Masyarakat dalam Upaya Pengendalian Faktor Risiko Stroke Rezekiyah, Sholeha; Lestari, Wuni Sri; Asnaily, Asnaily
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS) Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Kesehatatan Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v4i2.1425

Abstract

Stroke is the number one cause of disability and death in the world in both developed and developing countries. The prevalence of stroke in Jambi Province was 6.8 permil, while in Kerinci Regency the prevalence of stroke was 21.74 permil. Risk factors that can trigger stroke are hypertension and diabetes. This Community Service activity includes early detection of risk factors and education to increase public knowledge in controlling stroke risk factors. The method used is counseling and health checks for the people of Belui Village and Kayu Ahok Mangkak Village, the working area of ​​the Depati VII Health Center, Kerinci Regency. This community service activity was attended by 100 people, most of whom were female (58%) and housework (48%). Most of them are <65 years old (73%) with basic education level (SD+SMP) (62%). Most of the people with light and moderate activities with daily consumption patterns rich in sugar, oil and salt and low consumption of fruits and vegetables and smoking. Has a history of hypertension, DM, asthma, heart disease and stroke. And also have parents who suffer from diabetes, hypertension and stroke. The results of the interview can be seen that there is an increase in public knowledge about stroke from 30% to 85%. The results of the health examination, most of the people suffer from hypertension (62%), normal BMI status (58%) and normal blood glucose levels (94%) and high blood cholesterol levels (58%). Keywords: stroke, early detection, risk factors, counseling Abstrak Stroke merupakan penyebab kecacatan dan kematian nomor satu di dunia baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi stroke di Provinsi Jambi sebesar 6,8 permil, sedangkan di Kabupaten Kerinci prevalensi stroke sebesar 21,74 permil. Faktor risiko yang dapat memicu terjadinya stroke adalah hipertensi dan DM. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini meliputi deteksi dini faktor risiko dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengendalian faktor risiko stroke. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan pada masyarakat Desa Belui dan Desa Kayu Ahok Mangkak wilayah kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci. Kegiatan Pengabmas ini diikuti oleh 100 orang masyarakat, terbanyak berjenis kelamin perempuan (58%) dan pekerjaan urus rumah tangga (48%). Sebagian besar berusia < 65 tahun (73%) dengan tingkat pendidikan dasar (SD+SMP) (62%). Sebagian besar masyarakat dengan aktivitas ringan dan sedang dengan pola konsumsi harian yang kaya dengan gula, minyak dan garam serta rendah konsumsi buah dan sayur serta merokok. Memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM, asma, jantung dan stroke. Dan juga memiliki orangtua yang menderita DM, hipertensi dan stroke. Hasil wawancara dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang stroke dari 30% menjadi 85%. Hasil pemeriksaan kesehatan sebagian besar masyarakat menderita hipertensi (62%), status IMT normal (58%) dan kadar glukosa darah normal (94%) serta kadar kolesterol darah tinggi (58%). Kata kunci: stroke, deteksi dini, faktor risiko, penyuluhan
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN DALAM PENANGANAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Siregar, Sarinah; Asnaily, Asnaily
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i3.1195-1200

Abstract

Anemia masih merupakan permasalahan di dunia, dinyatakan 1 diantara 3 wanita menderita anemia. Data WHO (2013) menunjukkan prevalensi anemia di dunia 40-88%. Di Indonesia  84,6% remaja putri usia 15-24 tahun menderita anemia. Remaja putri lebih berisiko menderita anemia disbanding remaja putra karena kehilangan darah setiap bulan saat menstruasi. Setiap siklus menstruasi terjadi pembuangan zat besi ditambah kurangnya konsumsi zat gizi untuk pembentukan darah, seperti protein, zat besi, asam folat dan vitamin B12, sehingga remaja putri lebih rentan terhadap anemia.Anemia dapat mengakibatkan kelelahan, penurunan konsentrasi belajar sehinggan dapat menurunkan prestasi belajar  dan produktivitas kerja, menurunkan daya tahan tubuh   sehingga meningkatkan resiko infeksi. Anemia pada remaja putri tidak dapat ditanggulangi sampai dewasa  maka meningkatkan kejadian Angka Kematian Ibu (AKI), berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kejadian stunting.Permasalahan mitra adalah tingginya kejadian anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Penyengat Olak. Penelitian Umi Kalsum dkk, tahun 2016 menyatakan 66,7% siswi SMA Negeri 8 Muaro Jambi menderita anemia. Hasil Pengabdian Masyarakat yang dilakukan penulis tahun 2019 di SMA N 8 Kabupaten Muaro Jambi bahwa dari 57 siswi kelas XI MIA 1, 2 dan 3 yang diperiksa kadar Hemoglobin (Hb), terdapat 22 orang (38,5 %) menderita anemia dengan rata-rata kadar Hb sebesar 11,69 mg/dl. SMA Negeri 8 merupakan wilayah kerja Puskesmas Penyengat Olak.Setelah dilakukan penyuluhan tentang anemia, pemberian buku saku dan pendampingan oleh kader kesehatan reproduksi terdapat peningkatan pengetahuan, penurunan kejadian anemia dan kepatuhan mengkonsumsi TTD. Pada kelompok remaja yang anemia 14 orang (28%) setelah dilakukan pendampingan oleh kader kesehatan reproduksi selama tiga bulan adanya penurunan anemia menjadi 6  orang (12%),  kelompok ini juga sudah teratur mengkonsumsi TTD sesuai rekomendasi WHO. Pencegahan dan penanganan anemia pada remaja putri dengan pendekatan pemberdayaan kader kesehatan dapat memberikan hasil yang optimal.