Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Effectiveness of Group Counseling with Behavioral Contract Technique to Enhance Vocational Students’ Work Readiness Khairani, Ratna; Siregar, Alfin
Journal of General Education and Humanities Vol. 4 No. 4 (2025): November
Publisher : MASI Mandiri Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58421/gehu.v4i4.749

Abstract

This study aims to examine the effectiveness of group counseling using the Behavioral Contract Technique (Group Counseling with Behavioral Contract Technique / GC-BCT) in improving the work readiness of vocational high school students. The study employs a quasi-experimental design with a pretest–posttest control group model. The research sample consists of 30 students selected purposively and divided into two groups: experimental and control, each comprising 15 students. The instrument used is the Work Readiness Scale with high reliability (Cronbach’s Alpha = 0.91). Data analysis was conducted using paired t-tests and independent t-tests with the assistance of SPSS version 25. The research results indicate that there was a significant increase in students' work readiness after participating in group counseling services using the behavioral contract technique, with a calculated t-value of 4.280 and a Sig. (2-tailed) of 0.001 (< 0.05). Improvements occurred in the aspects of discipline, responsibility, communication, and achievement motivation. These results demonstrate that GC-BCT is effective in enhancing vocational high school students' work readiness, as it promotes behavioral commitment and collective responsibility through social reinforcement within the group.
Peran Guru BK Mengatasi Peserta Didik yang Memiliki Konsep Diri Negatif Sinaga, Harwansyah Putra; Tripertiwi, Ardiva Morlindah; Khairani, Ratna; Widiasti, Wenny; Ningrumi, Widya Asri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.9237

Abstract

Abstrak Konsep Diri yang merupakan bagaimana cara pandang serta perasaan seorang individu terhadap dirinya yang sifatnya psikologis, sosial dan fisik. Konsep diri dapat menghantarkan manusia dalam mengambil sikap dan cara menjalani hidupnya sehari-hari. Sekolah yang merupakan wadah siswa untuk belajar, menjadi wadah untuk mendidik anak bangs. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 Pasal 3, dinyatakan bahwa Fungsi Pendidikan “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Peserta didik yang menjadi sasaran objek pendidikan mulai dari proses pendidikan, tentunya diharapkan dapat berkembang dan membentuk diri sesuai yang diharapkan, yakni tidak hanya menjadi individu yang berintelek untuk mengembangkan potensi setiap anak. Maka anak didik memerlukan fasilitator untuk membantu tumbuh kembangnya menjadi individu yang seutuhnya dengan menyelesaikan tugas perkembangan dengan optimal dan mencegah ataupun mengatasi hambatan-hambatan dari tugas perkembangan di fase remaja. Maka dari itu sebagai mahasiswa PPL 1 dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara di Satuan Pendidikan tingkat MA, yakni SMA IT AL-Ulum Tuasan Medan menyadari pentingnya Guru BK dalam bersikap dan menindaklanjuti keadaan ini agar terciptanya lingkungan sosial yang lebih baik dengan menelaah dari akarnya yakni Sikap dari Konsep Diri Negatif siswa. Adapun Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yakni wawancara, observasi dan dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana peran Guru BK dalam mengatasi Konsep Diri Negatif Siswa di SMA IT Al-Ulum Tuasan Medan. Hasil dari Penelitian ini adalah bagaimana pentingnya Peran Guru BK di Sekolah, Lalu langkah apa yang dapat dilakukan Guru BK serta apa saja tahap-tahap dalam melaksanakan Layanan BK tersebut. Konsep Diri yang merupakan cara pandang serta perasaan seorang individu terhadap dirinya yang sifatnya psikologis, sosial dan fisik. Konsep diri dapat menghantarkan manusia dalam mengambil sikap dan cara menjalani hidup sehari-hari. Sekolah yang merupakan wadah siswa untuk belajar, menjadi wadah untuk mendidik anak bangsa. Dalam UU No 20 2003) Pasal 3, menyatakan bahwa Fungsi Pendidikan “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Peserta didik yang menjadi sasaran pendidikan, tentunya diharapkan dapat berkembang dan membentuk diri sesuai yang diharapkan. Maka anak didik memerlukan fasilitator untuk membantu tumbuh kembangnya menjadi individu yang seutuhnya dengan menyelesaikan tugas perkembangan secara optimal dan mencegah, mengatasi hambatan tugas perkembangan di fase remaja. Maka dari itu sebagai mahasiswa PPL 1 dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara pada tingkat MA, menyadari pentingnya peran Guru BK dalam bersikap dan menindaklanjuti keadaan ini agar terciptanya lingkungan sosial yang lebih baik dengan menelaah dari akarnya, yaitu: Konsep Diri Negatif siswa. Adapun Metodologi pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif: wawancara, observasi dan dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana peran Guru BK dalam mengatasi Konsep Diri Negatif Siswa di Sekolah tersebut. Hasil dari Penelitian ini adalah Bagaimana Peran Guru BK, Lalu langkah apa yang dapat dilakukan Guru BK serta apa saja tahap-tahap dalam melaksanakan Layanan BK tersebut. Kata Kunci: Guru BK, Peserta Didik, Konsep Diri Negatif
VERSTEK DECISION POWER ON UNDER-HANDS SELLING WHICH THE SELLER DOESN'T EXIST Khairani, Ratna; Erliyani, Rahmida; hophan Tornado, Anang S
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 4 (2023): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i4.2023.1773-1793

Abstract

The transfer of land rights is the transfer of land rights from the old right holder to the new right holder according to the provisions of the applicable laws and regulations. Land law in Indonesia requires the transfer of land rights to be carried out before the Land Deed Official (PPAT), because basically buying and selling land must meet clear and cash requirements. Government Regulation Number 24 of 1997 Concerning Land Registration in Article 37 paragraph (1) states that "Transfers of land rights and ownership rights to apartment units through buying and selling, exchange, grants, entry into the company and other legal actions for transferring rights, except for transfers of rights through auctions, can only be registered if proven by a deed drawn up by the PPAT who is authorized according to the provisions of the applicable laws and regulations." This is what happened in the decision of the Batulicin District CourtNumber: 68/Pdt.G/2021/PN Btn, where the sale and purchase is carried out underhanded and when registration is desired, the whereabouts of the seller cannot be identified, so the sale and purchase cannot be transferred and registered, because one of the requirements for land registration is there is a deedauthentic which proves that it is true that a legal act of sale and purchase has taken place, so that the making of the sale and purchase deed is hampered. The problem that the author raises in this study is how is the verstek decision that has been inkracht regarding the Registration of Transfer of Land Rights and what is the validity of the making of the Deed of Sale and Purchase (AJB) by PPAT based on the verstek decision? The results in this study are that decisions that have permanent legal force can be enforced, where decisions have binding legal force (binding force), strength of proof (Proving Power) and powerExecutorial (Executorial Force). So the deed can be said to be valid because until now, no party feels that they have been harmed, or that there has been a lawsuit filed against the PPAT concerned regarding the confusion over the existence of the deed