Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Dagusibu untuk generasi muda: dampak kimiawi pada penyimpanan obat Agus, Wahyuni; Sri Wahyuningsih; Noer Fauziah Rahman; Fauziah Hasdin; Rieka Nurul Dwi Anggraeni
Abdimas Toddopuli: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2025): Volume 7 No 1, Desember 2025
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/atjpm.v7i1.7125

Abstract

Pengelolaan obat yang kurang tepat, khususnya pada kalangan generasi muda, dapat menimbulkan dampak negatif terhadap efektivitas dan keamanan obat. Kegatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman generasi muda terkait penyimpanan obat yang benar melalui kegiatan edukasi dan evaluasi pengetahuan, termasuk pemahaman mengenai dampak kimiawi seperti degredasi bahan aktif, oksidasi, dan hidrolisis yang dapat menurunkan stabilitas obat. Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan edukasi interaktif berupa penyuluhan kepada generasi muda dengan menggunakan pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta. Kegiatan dilaksanakan dalam kelompok partisipatif dengan pembahasan langsung mengenai dampak kimiawi terhadap stabilitas obat, serta evaluasi pengetahuan dilakukan melalui sepuluh soal tes sebelum dan sesudah pemberian materi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah pemberian materi. Misalnya, pemahaman bahwa obat rusak bila disimpan di tempat panas atau lembab meningkat dari 60% menjadi 94%, dan pengetahuan bahwa vitamin C terurai bila terkena cahaya meningkat dari 50% menjadi 90%. Secara keseluruhan, hampir semua indikator pengetahuan mengalami peningkatan lebih dari 20–40%. Mayoritas peserta perempuan dan laki-laki menunjukkan respons positif yang serupa, menandakan bahwa edukasi efektif tanpa perbedaan mencolok antar gender. Temuan ini selaras dengan teori stabilitas kimia obat yang menjelaskan pengaruh suhu, cahaya, dan kelembaban terhadap kualitas obat. Kesimpulan dari kegiatan ini menegaskan bahwa edukasi berbasis praktik langsung efektif meningkatkan pemahaman generasi muda tentang penyimpanan obat. Kegiatan ini memberikan kontribusi penting dalam memberdayakan masyarakat, khususnya kelompok usia produktif, untuk lebih peduli dan terlibat dalam menjaga keamanan penggunaan obat di lingkungan sehari-hari.
PERAN MODEL ZEBRAFISH (Danio rerio) DALAM SKRINING SENYAWA BAHAN ALAM NUSANTARA: TINJAUAN DAN PROSPEKNYA DI WILAYAH WALLACEA Agus, Wahyuni
Illea : Journal of Health Sciences, Public Health and Medicine Vol.1, No.3 (2025): Oktober 2025
Publisher : Education and Talent Development Center Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan model zebrafish (Danio rerio) dalam skrining senyawa bahan alam terus berkembang karena kemiripan biologisnya dengan vertebrata lain, perkembangan embrio yang cepat, serta sensitivitas tinggi terhadap perubahan fenotipik. Kawasan Wallacea yang kaya keanekaragaman hayati menyediakan sumber metabolit sekunder dengan potensi bioaktivitas yang belum banyak dieksplorasi, sehingga diperlukan telaah mengenai prospek penggunaan zebrafish sebagai platform uji awal. Artikel ini mengulas peran zebrafish dalam skrining toksisitas dan bioaktivitas senyawa alam Nusantara dengan penekanan pada implementasinya di Wallacea. Kajian dilakukan melalui penelusuran literatur dari basis data nasional dan internasional serta analisis terhadap tren penggunaan model ini. Hasil telaah menunjukkan bahwa zebrafish merupakan model yang efisien dan serbaguna untuk evaluasi toksisitas akut, pengamatan morfologi, aktivitas angiogenik dan antiangiogenik, respons inflamasi, serta perubahan perilaku. Integrasi model transgenik dan bioassay multi-level memungkinkan identifikasi dini mekanisme aksi senyawa. Selain itu, pengembangan Wallacea Natural Product Bioactivity Library berpotensi memperkuat pemetaan kandidat senyawa unggul dari flora endemik. Secara keseluruhan, skrining berbasis zebrafish menawarkan pendekatan cepat, sensitif, dan terstandarisasi yang dapat mempercepat eksplorasi bahan alam serta mendukung pengembangan riset pra-klinik di wilayah Wallacea.
OVERVIEW OF PHYTOCHEMICAL COMPOUNDS AND PHARMACOLOGICAL ACTIVITIES OF Borassus flabellifer Linn. AS A REGIONAL EMBLEM PLANT OF SOUTH SULAWESI Agus, Wahyuni
JURNAL PHARMA BHAKTA Vol 5 No 2 (2025): November 2025
Publisher : FACULTY OF PHARMACY, INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Borassus flabellifer Linn. (palmyra palm) is a member of the Arecaceae family with important ecological, economic, and pharmacological roles, and serves as the floral emblem of South Sulawesi, Indonesia. Traditionally, almost all parts of the plant have been used for food, beverages, and handicrafts. Objective: This review summarizes its phytochemical constituents and pharmacological activities. Methods: Relevant articles were collected from Scopus, ScienceDirect, PubMed, and Google Scholar. Publications from 2005 to 2025 were screened using the keywords Borassus flabellifer, palmyra palm, phytochemistry, and pharmacological activity. Based on inclusion and exclusion criteria, 19 articles were analyzed. Result: Findings indicate that plant parts contain bioactive compounds such as flavonoids, phenols, alkaloids, saponins, tannins, terpenoids, and steroidal saponins including flabelliferins and borassosides. These metabolites are linked to antioxidant, anti-inflammatory, cytotoxic, antidiabetic, antibacterial, antifungal, and diuretic effects, through mechanisms such as free radical scavenging, suppression of inflammation, induction of apoptosis, inhibition of carbohydrate-digesting enzymes, and regulation of renal electrolyte excretion. Conclusion: Overall, Borassus flabellifer shows strong potential as a source of phytopharmaceuticals and natural drug candidates. Beyond pharmacological value, its ecological resilience, cultural significance, and economic importance support its designation as the floral emblem of South Sulawesi. Further preclinical and clinical studies are needed to validate therapeutic efficacy and safety.