Gayuh Aji , Gagas
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Representasi Nilai Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Pada Fi lm The Lion King Ameziziana, Ameziziana; Bilqis Kinanti, Amara; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Amalia Sinulingga, Rizky; Gayuh Aji , Gagas
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 2 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 2 Juli 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5317

Abstract

ABSTRAK Saat ini, penggunaan teknologi digital membuka banyak peluang dalam membentuk karakter dan membangun kepemimpinan, terutama melalui platform belajar online dan media sosial yang mendorong partisipasi generasi muda. Namun, pengembangan ini sering kali hanya fokus pada aspek teknis dan kecepatan dalam menyampaikan informasi, sehingga kurang memperhatikan pembentukan nilai moral, etika, dan tanggung jawab sebagai bagian penting dari kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana nilai-nilai kepemimpinan transformasional ditunjukkan oleh tokoh Simba dalam film The Lion King, sebagai upaya memahami bagaimana cerita populer bisa menjadi media untuk membangun kepemimpinan yang jujur dan bermoral. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan fokus pada empat aspek utama,yaitu pengaruh ideal, motivasi yang memotivasi, pengembangan intelektual, dan pertimbangan individual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan Simba dari sosok yang menghindari tanggung jawab menjadi seorang pemimpin yang berani dan adil memberikan contoh kuat tentang pentingnya kepemimpinan yang didasari nilai. Penelitian ini diharapkan bisa melengkapi pendekatan teknologi dalam pembentukan kepemimpinan dengan memperkuat aspek karakter dan moralitas. ABSTRACT Currently, the use of digital technology opens up many opportunities in shaping character and building leadership, especially through online learning platforms and social media that encourage youth participation. However, this development often focuses only on technical aspects and speed in delivering information, thus neglecting the formation of moral values, ethics, and responsibility as important parts of leadership. This study aims to analyze how transformational leadership values are demonstrated by the character Simba in the movie The Lion King, in an effort to understand how popular stories can be a medium for building honest and moral leadership. This study uses a descriptive qualitative method with a focus on four main aspects, namely idealinfluence, motivating motivation, intellectual development, and individual consideration. The results show that Simba's transformation from a figure who avoids responsibility to a brave and fair leader provides a strong example of the importance of values-based leadership. This research is expected to complement the technological approach to leadership development by strengthening character and morality aspects.
Implementasi Gaya Kepemimpinan Visioner Pada Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta Romadhoni Sasongko, Nandamar; Fikri, Muhammad; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Amalia Sinulingga, Rizky; Gayuh Aji , Gagas
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 2 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 2 Juli 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5332

Abstract

AbstractLeadership is a factor that can determine the success of an organization in achieving its goals. This study aims to analyze the implementation of visionary leadership in the film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018), on Sultan Agung’s character as a historical leader with long-term vision, moral courage, and a deep commitment to Javanese cultural values. Using a descriptive qualitative approach, the research examines key scenes that depict Sultan Agung’s political strategies, inspirational communication, and personal sacrifices in resisting VOC colonialism. The film illustrates that visionary leadership is not solely about power, but also about shaping the people’s character through education and cultural preservation. Sultan Agung is portrayed as a religious, humanistic, and strategic leader who integrates local wisdom with sustainable development principles, aligning with SDG 16. This analysis affirms that film can serve as an effective educational medium to foster public understanding of leadership that is just, inclusive, and future-oriented. The representation of Sultan Agung also demonstrates how visionary leadership can build collective solidarity and historical awareness in the face of socio-political challenges. Thus, his character becomes a compelling reflection of leadership that remains relevant and inspirational within the contemporary Indonesian context. AbstrakKepemimpinan merupakan faktor yang dapat menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam pencapaian tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi gaya kepemimpinan visioner dalam film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018), dengan fokus pada karakter Sultan Agung sebagai representasi pemimpin historis yang memiliki visi jangka panjang, keberanian moral, dan komitmen terhadap nilai-nilai budaya Jawa. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini mengkaji adegan-adegan kunci yang menampilkan strategi politik, komunikasi inspiratif, dan pengorbanan pribadi Sultan Agung dalam menghadapi kolonialisme VOC. Film ini menunjukkan bahwa kepemimpinan visioner tidak hanya berorientasi pada kekuasaan, tetapi juga pada pembangunan karakter rakyat melalui pendidikan dan pelestarian budaya. Sultan Agung digambarkan sebagai pemimpin religius, humanis, dan strategis yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, selaras dengan tujuan SDG 16. Analisis ini menegaskan bahwa media film dapat menjadi sarana edukatif yang efektif dalam membentuk pemahaman publik tentang kepemimpinan yang adil, inklusif, dan berorientasi masa depan. Representasi Sultan Agung dalam film ini juga memper-lihatkan bagaimana kepemimpinan visioner mampu membangun solidaritas kolektif dan kesadaran historis dalam menghadapi tantangan sosial-politik. Dengan demikian, karakter Sultan Agung menjadi refleksi dari kepemimpinan yang relevan dan inspiratif bagi konteks Indonesia masa kini.
Kecerdasan Emosional Pemimpin dalam Mengelola Konflik: Kajian Naratif pada Karakter Nelson Mandela dalam Film Invictus. Fahria Herlambang, Ivan; Fikri, Muhammad; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Amalia Sinulingga, Rizky; Gayuh Aji , Gagas
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 2 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 2 Juli 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5494

Abstract

ABSTRAK Melalui analisis naratif kualitatif terhadap film Invictus, penelitian ini menyelidiki signifikansi kecerdasan emosional dalam praktik kepemimpinan. Fokus kajian ini adalah pada karakter Nelson Mandela dan strateginya dalam memimpin rekonsiliasi pasca-apartheid di Afrika Selatan. Dengan memeriksa secara mendalam alur cerita, dialog, dan adegan-adegan kunci, penelitian ini mengidentifikasi bagaimana kompetensi emosional termasuk empati, kesadaran diri, regulasi emosi, dan keterampilan sosial berperan penting bagi keberhasilan Mandela dalam menavigasi konflik sosial yang kompleks. Temuan menunjukkan bahwa pendekatan kepemimpinan transformasional Mandela, yang berlandaskan pada prinsip pengampunan, rekonsiliasi, dan tujuan bersama, secara efektif mempersatukan bangsa yang terfragmentasi serta membangun perdamaian dan solidaritas nasional. Studi ini menyimpulkan bahwa kapasitas emosional adalah krusial bagi para pemimpin yang menghadapi dinamika konflik dan perubahan sosial, serta merekomendasikan agar pengembangan kecerdasan emosional diprioritaskan sebagai kompetensi inti untuk kepemimpinan yang efektif di semua tingkatan, baik organisasi maupun nasional. ABSTRACT Through a qualitative narrative analysis of the film Invictus, this study investigates the significance of emotionalintelligence in leadership practice. The focus of the study is on the character of Nelson Mandela and his strategy in leading post-apartheid reconciliation in South Africa. By closely examining the plot, dialogue, and key scenes, this research identifies how emotional competencies including empathy, self-awareness, emotion regulation, and social skills were instrumental to Mandela's success in navigating complex social conflict.The findings indicatethat Mandela's transformational leadership approach, which was grounded in the principles of forgiveness, reconciliation, and common goals, effectively united a fragmented nation and built national peace and solidarity. The study concludes that emotional capacity is crucial for leaders facing the dynamics of conflict and social change, and recommends that the development of emotional intelligence be prioritized as a core competencyfor effective leadership at all levels, both organizational and national.
Eksplorasi Peran Kepemimpinan Transformasional dalam Mendukung Pengembangan Pendidikan: Studi Kasus AUG sebagai Konsultan Pendidikan Labibul Hilmi, Harun; Az Zahra Hasoloan, Hanifah; Gayuh Aji , Gagas; Ria Triwastuti, Amaliyah; Dimisqiyani, Erindah; Amalia Sinulingga , Rizky
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 2 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 2 Juli 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5518

Abstract

ABSTRAK Kepemimpinan transformasional mendorong perubahan dalam organisasi pendidikan global melalui inspirasi, pemberdayaan, dan inovasi. Namun, sebagian besar penelitian hanya menyoroti penerapannya di sekolah atau universitas, sedangkan sektor konsultan pendidikan internasional masih jarang diteliti. Penelitian ini mengeksplorasi praktik kepemimpinan transformasional di AUG, konsultan pendidikaninternasional yang menyediakan layanan bimbingan studi luar negeri. Pendekatan kualitatif naratif digunakan melalui observasi dan dokumentasi untuk menggali praktik kepemimpinan secara mendalam. Hasil menunjukkan penerapan empat dimensi kepemimpinan transformasional idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individualized consideration tercermin dalam visiglobal, komunikasi terbuka, pemberdayaan staf, dan pendampingan personal mahasiswa. Praktik ini memperkuat kepercayaan, meningkatkan kemampuan analitis mahasiswa, serta menciptakan iklim inovatif yang relevan dengan tantangan pendidikan abad ke-21. Dampaknya terlihat pada peningkatan kesiapan mahasiswa menghadapi kompetisi global dan keberhasilan AUG mempertahankan layanan berkualitas dipasar kompetitif. Studi ini memperluas literatur kepemimpinan dengan menerapkan teori transformasional pada sektor konsultan pendidikannonformal serta merekomendasikan penelitian lanjutan untuk menilai dampak jangka panjang pada karier alumni dan adaptasi model dalam konteks pendidikan digital serta multikultural. ABSTRACT Transformational leadership drives change in global education by inspiring, empowering, and fostering innovation. Most research highlights schools or universities, leaving international education consultancy underexplored. This study examines transformational leadership at AUG, an international consultancy offering overseas study guidance. A qualitative narrative approach with observation and documentation captured leadership practices. Findings show four dimensions idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, and individualized consideration reflected in a global vision, open communication, staff empowerment, and personalized mentoring. These practices strengthen trust, enhance students’ analytical skills, and create an innovative climate suited to 21st century challenges. Impacts include greater student readiness for global competition and AUG’s success in sustaining high quality services within a competitive market. This research expands leadership literature by applying transformational theory to nonformal education consultancy and recommends future studies on long-term effects for alumni careers and adaptation of the model in digital and multicultural contexts.