Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan asesmen diagnostik dalam pembelajaran berdiferensiasi di SD Gugus IV Tembuku. Kurikulum Merdeka, yang menekankan pada kebebasan belajar dan penyesuaian dengan kebutuhan individu siswa, telah diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang praktik asesmen diagnostik oleh guru-guru kelas IV di tujuh sekolah dasar dalam gugus tersebut. Data dikumpulkan melalui wawancara dan studi dokumen, kemudian dianalisis menggunakan model Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan variasi dalam pelaksanaan asesmen diagnostik, dari tes tertulis hingga wawancara langsung, dengan sebagian besar guru melaksanakan asesmen non-kognitif. Kendala yang dihadapi mencakup keterbatasan sumber daya, dan kurangnya pemahaman tentang metode asesmen yang tepat. Agar Sekolah Dasar di Gugus IV Tembuku dapat melakukan evaluasi diagnostik, manajemen waktu sangatlah penting. Guru harus membuat rencana yang cermat, termasuk menetapkan tujuan materi dan mengembangkan jadwal penilaian yang terorganisir. Disarankan agar pelatihan dan dukungan lebih lanjut diberikan kepada guru untuk meningkatkan efektivitas asesmen diagnostik, serta penelitian lanjutan dilakukan untuk mengeksplorasi aspek lain dari pembelajaran berdiferensiasi.Kata kunci: pembelajaran berdiferensiasi; asesmen diagnostik; sekolah dasar