Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Transukma

HRS-WC Kajian Pemanfaatan Limbah Kerikil Tambang Emas Dalam Campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS-WC): Study of Utilization of Gold Mining Gravel Waste in Mixed Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS-WC) PAUL CAVIN MARTHIN PAUL; Desriantomy; Robby
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Penelitian TRANSUKMA
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.34 KB)

Abstract

Daerah Katingan Kalimantan Tengah dilihat dari Atlas Peta Sebaran Tanah Lunak di Indonesia umumnya didominasi dengan tanah lempung lunak yang memiliki daya dukung umumnya rendah sehingga dapat berpotensi menimbulkan kendala dalam pekerjaan konstruksi berupa perosokan (settlement). Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan studi mengenai korelasi antara nilai CBR (California Bearing Ratio) dan Kuat Tekan Bebas Tanah Lempung di Daerah Kampung Banjar Kecamatan Kasongan Kabupaten Katingan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik dan dan mekanis tanah asli. Data yang didapatkan kemudian dilakukan analisis data dengan mencari hubungan satu sama lain (korelasi) menggunakan regresi linear atau dengan menggunakan regresi yang paling sesuai untuk mendapatkan hubungan antar parameter yang berguna untuk memperkirakan nilai CBR laboratorium dan Kuat Tekan Bebas. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan nilai kuat tekan bebas pada 5 titik di daerah Kampung Banjar Kecamatan Kasongan Kabupaten Katingan yakni 0,580 kg/cm2; 0,485 kg/cm2; 0,518 kg/cm2; 0,550 kg/cm2; 0,548 kg/cm2. Sedangkan nilai %CBR pada masing-masing titik yakni 3,08%; 3,02%; 4,05%; 5,01%; dan 6,30%. Dari nilai tersebut didapatkan korelasi antara nilai kuat tekan bebas dan California Bearing Ratio (CBR) menggunakan persamaan regresi liner yakni %CBR = 1,872 qu + 2,0102.   The Katingan area, Central Kalimantan, as seen from the Atlas of Soft Soil Distribution Map in Indonesia is generally dominated by soft clay soils which have generally low bearing capacity so that they can potentially cause obstacles in construction work in the form of settlements. Therefore, in this study, a study was conducted on the correlation between the value of CBR (California Bearing Ratio) and the unconfined Compressive Strength of Clay in the Banjar Village, Kasongan District, Katingan Regency. This test was conducted to determine the physical and mechanical characteristics of the original soil. The data obtained are then analyzed by looking for relationships with each other (correlation) using linear regression or by using the most appropriate regression to obtain relationships between parameters that are useful for estimating laboratory CBR and unconfined compressive strength. Based on the tests that have been carried out, the value of the unconfined compressive strength at 5 points in the Banjar Village, Kasongan District, Katingan Regency is 0.580 kg/cm2, 0.485 kg/cm2, 0.518 kg/cm2, 0.550 kg/cm2, 0,548 kg/cm2. While the %CBR values ​​at each point are 3,08%, 3,02%, 4,05%, 5,01%, dan 6,30%. From this value, the correlation between the value of unconfined compressive strength and the California Bearing Ratio (CBR) was obtained using a linear regression equation is %CBR = 1,872 qu + 2,0102.
ANALASIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL (STUDI KASUS: KAWASAN JALAN CEMPAKA) DI KOTA PALANGKA RAYA: ANALYSIS OF UNSIGNALIZED INTERSECTION (CASE STUDY: CEMPAKA STREET AREA) IN PALANGKA RAYA CITY Julia Cancer Batu Bara; Robby; Parasian Silitonga
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Penelitian TRANSUKMA
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.141 KB)

Abstract

Persimpangan adalah bagian terpenting dari jalan perkotaan, karena sebagian besar dari efisiensi, keamanan, kecepatan, dan tingkat pelayanan jalan bergantung dari perencanaan persimpangannya. Dengan demikian diperlukan adanya manjemen lalu lintas yang terarah untuk mengatur kelancaran arus lalu lintas. Gambaran diatas merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada beberapa simpang empat tak bersinyal Jalan Cempaka. Pada Jalan utama Cempaka ini banyak terdapat pertokoan, perdagangan, pendidikan, tempat ibadah dan rumah masyarakat sekitar yang bisa menyebabkan arus lalu lintas yang cukup sibuk dan terjadi tundaan juga antrian dibeberapa persimpangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja simpang tak bersinyal dan memberikan alternatif pemecahan masalah dengan acuan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan secara langsung untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil dari analisis simpang yaitu lokasi 1 nilai tundaan simpang sebesar 10,222 detik/skr atau pada tingkat pelayanan B dan Nilai peluang antrian sebesar 8% - 19,494% dengan derajat kejenuhan Dj = 0,413 (Dj ≤ 0,85), lokasi 2 nilai tundaan simpang sebesar 13,262 detik/skr atau pada tingkat pelayanan C dan Nilai peluang antrian sebesar 23% - 46% dengan derajat kejenuhan Dj = 0,761 (Dj ≤ 0,85). Arus belok kanan ≥200 kend/jam dengan kondisi tersebut alternatif yang dilakukan yaitu dengan memasang APILL, lokasi 3 nilai tundaan simpang sebesar 8,596 detik/skr atau pada tingkat pelayanan C dan Nilai peluang antrian sebesar 7% - 19% dengan derajat kejenuhan Dj = 0,404 (Dj≤ 0,85), lokasi 4 nilai tundaan simpang sebesar 11,088 detik/skr atau pada tingkat pelayanan C dan Nilai peluang antrian sebesar 12% - 27% dengan derajat kejenuhan Dj = 0,533 (Dj ≤ 0,85).   Intersections are the most important part of urban roads, because most of the efficiency, safety, speed, and service level of roads depend on the intersection planning. Thus, it is necessary to have a directed traffic management to regulate the smooth flow of traffic. The picture above is one of the problems that occur at several unsignalized intersections on Jalan Cempaka. On the main street of Cempaka, there are many shops, trades, education, places of worship and houses of the surrounding community which can cause quite busy traffic flow and delays and queues at several intersections. The purpose of this study is to analyze the performance of unsignalized intersections and provide alternative solutions to problems with reference to the 2014 Indonesian Road Capacity Guidelines (PKJI). The research procedure used in this study was a direct field survey to obtain primary and secondary data. Based on the results of the intersection analysis, namely location 1, the intersection delay value is 10.222 seconds/cur or at service level B and the queue opportunity value is 8% - 19.494% with the degree of saturation Dj = 0.413 (Dj ≤ 0.85), location 2 the value of the intersection delay of 13,262 seconds/skr or at service level C and the queue probability value is 23% - 46% with the degree of saturation Dj = 0.761 (Dj ≤ 0.85). Right turn flow 200 vehicles/hour with these conditions the alternative is to install APILL, location 3 intersection delay value is 8.596 seconds/skr or at service level C and queue probability value is 7% - 19% with saturation degree Dj = 0.404 (Dj≤ 0.85), location 4, the intersection delay value is 11.088 seconds/skr or at service level C and the queue probability value is 12% - 27% with the degree of saturation Dj = 0.533 (Dj ≤ 0.85).
PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN SERBUK BATA MERAH PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COURSE: THE EFFECT OF ADDING RICE HUSK ASH AND RED BRICK POWDER ON MIXED HOT ROLLED SHEET WEARING COURSE Samuel Hans; Supiyan Supiyan; Robby Robby
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Penelitian Transukma
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekam padi di Indonesia masih belum termanfaatkan dengan baik. Diantara sekian kegunaan sekam padi, sebagian besarnya dipergunakan untuk keperluan tradisional seperti media tanam, perapian, abu gosok. Dalam upaya memanfaatkan nilai guna sekam padi, penelitian ini mencoba mengkombinasikan abu sekam padi dengan serbuk bata merah untuk di analisis pengaruh kinerja campuran tersebut sebagai bahan tambahan filler pada campuran Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC). Bahan penambah terdiri dari 3 komposisi, yakni; 75% abu sekam padi dan 25% serbuk bata merah (K1), 50% abu sekam padi dan 50% serbuk bata merah (K2), 25% abu sekam padi dan 75% serbuk bata merah (K3). Setiap komposisi terdiri dari 3 jenis kadar sebanyak 0,3%, 0,35% dan 0,4%. Hasil yang diperoleh dari semua proporsi campuran bahan tambah yang memenuhi spesifikasi untuk campuran Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC), disimpulkan bahwa nilai KAO terendah yaitu 6,25% pada K2 kadar 0,4% dengan stabilitas 1473 kg, VMA 17,8%, VIM 3,7%, VFB 78%, dan MQ 486,7 kg/mm. Sedangkan nilai stabilitas tertinggi yaitu 1688 kg pada K3 kadar 0,3% dengan nilai KAO 6,34%, VMA 18,2%, VIM 3,7%, VFB 79%, dan MQ 548,8 kg/mm.   Rice husk in Indonesia is still not utilized properly. Among the many uses of rice husks, most of them are used for traditional purposes such as planting media, fireplaces, and ash. In an effort to take advantage of the use value of rice husks, this study tried to combine rice husk ash with red brick powder to analyze the effect of the performance of the mixture as a filler additive in Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) mixture. The additive consists of 3 compositions, namely; 75% rice husk ash and 25% red brick powder (K1), 50% rice husk ash and 50% red brick powder (K2), 25% rice husk ash and 75% red brick powder (K3). Each composition consists of 3 types of content as much as 0.3%, 0.35% and 0.4%. The results obtained from all the proportions of added ingredients that meet the specifications for the Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) mixture, it is concluded that the lowest KAO value is 6.25% at 0.4% K2 with stability of 1473 kg, VMA 17.8%, VIM 3.7%, VFB 78%, and MQ 486.7 kg/mm. While the highest stability value was 1688 kg at 0.3% K3 with KAO 6.34%, VMA 18.2%, VIM 3.7%, VFB 79%, and MQ 548.8 kg/mm.