Sitepu, Nur Alfina Sari
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Telaah Tiga Pilar Utama Filsafat Sains Menurut Perspektif Barat dan Islam Wibowo, Mas Teguh; Salminawati, Salminawati; Sitepu, Nur Alfina Sari; Nasution, Nurhadani
PEMA Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/pema.v5i1.694

Abstract

Ilmu pengetahuan saat ini sering kali menghadapi dilema tantangan moral dan etika karena kemajuan teknologi yang sering tidak diiringi dengan nilai-nilai etika yang jelas. Tiga pilar utama filsafat sains, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi, berperan sebagai pedoman dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara bijak dan bertanggung jawab. Ontologi membahas tentang keberadaan dan hakikat sesuatu, epistemologi menjelaskan cara mendapatkan pengetahuan, dan aksiologi menilai penggunaan ilmu berdasarkan manfaat dan nilai-nilai etika. Dalam pandangan Barat, ketiga pilar ini dibangun dengan pendekatan sekuler yang mengutamakan logika dan bukti empiris. Sebaliknya, pandangan Islam mengintegrasikan wahyu sebagai sumber utama, sehingga ilmu diarahkan untuk ibadah dan kemaslahatan manusia. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan analisis komparatif untuk mempelajari teori serta melihat perbedaan dan persamaan pendekatan Barat dan Islam dalam memahami tiga pilar filsafat sains. Pendekatan ini membantu menggali pandangan yang lebih luas dari kedua tradisi. Penelitian ini penting karena dibutuhkan ilmu yang tidak hanya benar secara ilmiah tetapi juga mengandung nilai - nilai etis dan spiritual. Dalam hal ini, Islam, dengan pendekatan yang menggabungkan wahyu dan akal, dapat melengkapi pendekatan Barat yang berbasis rasionalitas. Sinergi ini diharapkan mampu mengarahkan ilmu pengetahuan ke tujuan yang lebih bermakna. Sebagai solusi, disarankan untuk mengembangkan paradigma baru yang menggabungkan nilai-nilai spiritual Islam dengan pendekatan rasional Barat. Langkah ini bertujuan menciptakan ilmu pengetahuan yang menyeluruh dan bermanfaat. Penelitian lanjutan diperlukan untuk melihat penerapan sinergi ini, misalnya dalam teknologi, pendidikan, dan kebijakan publik, agar dapat mendukung pembangunan peradaban yang adil, seimbang, dan berkelanjutan.
Telaah Konsep Pendidikan Keimanan dalam Perspektif Hadis untuk Membentuk Generasi Bertakwa Wibowo, Mas Teguh; Basri, Muhammad; Sitepu, Nur Alfina Sari; Siregar, Pipi Darsina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan keimanan merupakan pondasi utama untuk membentuk karakter seseorang agar sesuai dengan nilai - nilai agama. Namun, tantangan di era modern saat ini seperti gaya hidup yang materialistik dan juga pengaruh media sosial, membuat pendidikan keimanan semakin sulit diterapkan. Artikel ini membahas pendidikan keimanan dengan pendekatan tematik melalui hadis - hadis Nabi Muhammad SAW, yang bertujuan untuk membentuk generasi bertakwa yang mampu menghadapi tantangan zaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Maudu’i, yaitu cara mengkaji hadis - hadis berdasarkan tema tertentu. Dengan pendekatan ini, hadis - hadis yang relevan dengan pendidikan keimanan dikumpulkan, dianalisis, dan diterapkan sesuai kebutuhan masyarakat. Penelitian ini menemukan bahwa hadis - hadis tematik memberikan pemahaman mendalam tentang iman, yang melibatkan keyakinan dalam hati, ucapan baik, dan perbuatan nyata. Solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah mengintegrasikan nilai - nilai keimanan ke dalam sistem pendidikan formal maupun kehidupan sehari - hari. Pendidikan keimanan ini diharapkan mampu menciptakan individu yang tidak hanya memiliki iman yang kuat tetapi juga mampu memberikan dampak positif bagi lingkungannya. Melalui penerapan pendidikan keimanan, generasi bertakwa dapat dibentuk untuk menghadapi berbagai tantangan modern, seperti globalisasi dan perkembangan teknologi, tanpa menghilangkan nilai - nilai Islam di dalamnya. Dengan pendekatan ini, generasi muda tidak hanya akan tumbuh menjadi individu yang religius tetapi juga menjadi agen perubahan di masyarakat. Pendidikan berbasis hadis ini diharapkan dapat menjadi panduan utama untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, religius, dan bertanggung jawab.
Konsep Al Ghazali dalam Perspektif Akhlak dan Relevansinya di Era Modern Sitepu, Nur Alfina Sari; Suryani, Ira
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemikiran Al-Ghazali tentang akhlak menjadi warisan intelektual yang sangat relevan dalam menghadapi tantangan moral di era modern. Tantangan tersebut meliputi individualisme, hedonisme, dan degradasi etika yang semakin terlihat di dunia digital, seperti maraknya ujaran kebencian dan perilaku tidak etis. Artikel ini mengkaji konsep akhlak menurut Al-Ghazali, dengan menyoroti nilai-nilai utama seperti kejujuran, kesederhanaan, dan kasih sayang, yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan moral kontemporer. Masalah yang dihadapi adalah lemahnya kesadaran terhadap nilai-nilai moral, yang sering kali menyebabkan konflik sosial dan kehilangan arah spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, menganalisis karya-karya utama Al-Ghazali serta pandangannya tentang pendidikan akhlak. Artikel ini mencakup biografi singkat Al-Ghazali, definisi akhlak dalam Islam, serta pandangan beliau tentang pembentukan karakter yang holistik. Akhlak dipandang sebagai cerminan dari kebersihan hati dan niat yang tulus, yang memerlukan usaha penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) untuk mencapai sifat mulia. Sebagai solusi, artikel ini menekankan pentingnya pendidikan akhlak sejak dini. Pendidikan ini harus didukung oleh peran teknologi sebagai alat bantu, serta keteladanan nyata dari orang tua dan guru sebagai pilar utama. Al-Ghazali juga menekankan pentingnya introspeksi diri (muhasabah) sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan tujuan spiritual. Harapannya, nilai-nilai akhlak yang diajarkan oleh Al-Ghazali dapat diterapkan secara efektif dalam kehidupan modern untuk membangun masyarakat yang bermoral, harmonis, dan penuh keberkahan. Dengan menerapkan ajaran ini, diharapkan dapat lahir individu-individu berkarakter mulia, yang mampu membawa dampak positif bagi masyarakat serta mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Dalam Pembelajaran di SD Negeri No. 104274 Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupatan Serdang Berdagai Sitepu, Nur Alfina Sari; OK, Azizah Hanum
Jurnal Kependidikan Islam Vol. 13 No. 2 (2023): Agustus
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jkpi.2023.13.2.26-35

Abstract

In the learning process is not only related to knowledge but communication in the world of education is also very important. Every learning activity is synonymous with communicating, therefore a teacher has an important role in developing students' communication skills in learning. So there needs to be an effort made by PAI teachers at SD Negeri No. 104274 Pematang Kasih to improve students' communication skills to make it easier for students to understand the learning material delivered. The efforts made are in the form of providing good communication examples, guiding students when asking questions, making presentations in discussion activities, using question and answer methods, using active learning strategies and doing habituation. This research uses qualitative methods with a phenomenological approach. The purpose of the efforts made is to create effective communication and a pleasant learning atmosphere.