Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Menyelaraskan Etika dan Self Branding di Era Media Sosial SMP Nurul Islam Indonesia Nasution, Nurhadani; Suryani, Ira
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pentingnya penyelarasan antara etika dan self-branding di media sosial pada siswa SMP Nurul Islam Indonesia di era digital. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pendidikan etika digital dan pembentukan self-branding yang positif dapat membentuk karakter siswa dalam menggunakan media sosial secara bijak. Melalui program pelatihan yang melibatkan pemahaman mendalam tentang etika berkomunikasi, pengelolaan privasi, serta penghindaran perilaku negatif di dunia maya, siswa diberdayakan untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk memperkuat citra diri dan membangun reputasi yang baik. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti peran penting sekolah, guru, dan orang tua dalam membimbing siswa untuk mengembangkan kesadaran etika serta kemampuan dalam menciptakan identitas online yang autentik dan profesional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya pendidikan yang tepat, siswa tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan komunikasi mereka, tetapi juga mampu menghadapi tantangan dunia maya dengan penuh tanggung jawab, menjadikan mereka individu yang lebih percaya diri dan siap menghadapi perkembangan teknologi di masa depan.
Hukum Menggunakan Artificial Intelligence (AI) dalam Kehidupan Umat Muslim Sitorus, Ahmad Ardhi Mauluddin; Afdhalurrahman, Afdhalurrahman; Khairani, Dia Ayu; Nawawi, Muhammad Imam; Nasution, Nurhadani
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i1.25279

Abstract

Artificial Intelligence (AI) adalah sistem komputer yang dirancang untuk meniru pola pikir manusia dalam menyelesaikan berbagai tugas atau pekerjaan. Kehadiran Artificial Intelligence (AI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan di dunia. Kemunculan mesin yang dilengkapi dengan AI menciptakan dampak disruptif terhadap beragam struktur sosial dalam masyarakat. Kecerdasan buatan kini telah merambah hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam ranah keagamaan. Umat Islam kini dapat dengan mudah, cepat, dan melimpah mendapatkan informasi keislaman, termasuk fatwa, berkat bantuan teknologi AI. Namun, hal ini memunculkan tantangan etis ketika algoritma AI mulai menggeser peran otoritas-otoritas keagamaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka serta analisis terhadap literatur Islam yang membahas etika, teknologi, dan kecerdasan buatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam mendukung pemanfaatan teknologi yang memberikan manfaat bagi manusia, namun tetap menekankan pentingnya prinsip-prinsip etika seperti keadilan, tanggung jawab, dan kehati-hatian dalam mengantisipasi potensi dampak negatif dari penggunaan kecerdasan buatan.
Telaah Tiga Pilar Utama Filsafat Sains Menurut Perspektif Barat dan Islam Wibowo, Mas Teguh; Salminawati, Salminawati; Sitepu, Nur Alfina Sari; Nasution, Nurhadani
PEMA Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/pema.v5i1.694

Abstract

Ilmu pengetahuan saat ini sering kali menghadapi dilema tantangan moral dan etika karena kemajuan teknologi yang sering tidak diiringi dengan nilai-nilai etika yang jelas. Tiga pilar utama filsafat sains, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi, berperan sebagai pedoman dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara bijak dan bertanggung jawab. Ontologi membahas tentang keberadaan dan hakikat sesuatu, epistemologi menjelaskan cara mendapatkan pengetahuan, dan aksiologi menilai penggunaan ilmu berdasarkan manfaat dan nilai-nilai etika. Dalam pandangan Barat, ketiga pilar ini dibangun dengan pendekatan sekuler yang mengutamakan logika dan bukti empiris. Sebaliknya, pandangan Islam mengintegrasikan wahyu sebagai sumber utama, sehingga ilmu diarahkan untuk ibadah dan kemaslahatan manusia. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan analisis komparatif untuk mempelajari teori serta melihat perbedaan dan persamaan pendekatan Barat dan Islam dalam memahami tiga pilar filsafat sains. Pendekatan ini membantu menggali pandangan yang lebih luas dari kedua tradisi. Penelitian ini penting karena dibutuhkan ilmu yang tidak hanya benar secara ilmiah tetapi juga mengandung nilai - nilai etis dan spiritual. Dalam hal ini, Islam, dengan pendekatan yang menggabungkan wahyu dan akal, dapat melengkapi pendekatan Barat yang berbasis rasionalitas. Sinergi ini diharapkan mampu mengarahkan ilmu pengetahuan ke tujuan yang lebih bermakna. Sebagai solusi, disarankan untuk mengembangkan paradigma baru yang menggabungkan nilai-nilai spiritual Islam dengan pendekatan rasional Barat. Langkah ini bertujuan menciptakan ilmu pengetahuan yang menyeluruh dan bermanfaat. Penelitian lanjutan diperlukan untuk melihat penerapan sinergi ini, misalnya dalam teknologi, pendidikan, dan kebijakan publik, agar dapat mendukung pembangunan peradaban yang adil, seimbang, dan berkelanjutan.
Pendidikan Jasmani Perspektif Hadits Sitorus, Ahmad Ardhi Mauluddin; Nasution, Nurhadani; Harahap, Winda Yani; Basri, Muhammad
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Jasmani adalah bagian penting dari keseluruhan sistem pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai aspek seperti kebugaran fisik, keterampilan motorik, kemampuan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat, dan kesadaran akan lingkungan bersih. Hal ini dilakukan melalui kegiatan fisik, olahraga, dan program kesehatan yang dirancang secara terstruktur untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan meliputi kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskular, kelentukan, dan komposisi tubuh. Dalam Islam, ajarannya tidak hanya terbatas pada shalat, puasa, dan zakat, tetapi juga mendorong umatnya untuk memiliki kekuatan jasmani dan rohani. Pendidikan Islam mencakup aspek keimanan, ibadah, akhlak, dan intelektual, sekaligus memberikan perhatian pada kesehatan serta kekuatan fisik melalui pendidikan jasmani. Sesungguhnya, Allah lebih mencintai seorang mukmin yang kuat dibandingkan yang lemah.
Analisis Implementasi Pembelajaran Fikih dalam Kurikulum Merdeka di MTs S Laboratorium IAIN-SU Medan Halimah, Siti; Siregar, Pipi Darsina; Nasution, Nurhadani; Hasibuan, Muhammad Zakir
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19595

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pembelajaran Fikih dalam Kurikulum Merdeka di MTs S Laboratorium IAIN-SU Medan. Fokus utama kajian ini adalah bagaimana perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi pembelajaran Fikih dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran berdiferensiasi, penguatan profil pelajar Pancasila, dan kemandirian peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran Fikih di MTs S Laboratorium IAIN-SU Medan telah dilakukan dengan penyesuaian terhadap struktur Kurikulum Merdeka, seperti penggunaan modul ajar yang kontekstual, strategi pembelajaran aktif-partisipatif, dan penilaian berbasis proyek. Namun, ditemukan pula beberapa kendala, seperti keterbatasan sumber daya dan kebutuhan pelatihan guru dalam menyusun perangkat ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Secara umum, pembelajaran Fikih dalam Kurikulum Merdeka di madrasah ini menunjukkan arah yang positif, meskipun masih memerlukan penguatan dalam aspek kolaborasi dan pendampingan guru.