Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Studi Kestabilan Lereng Highwall Berdasarkan Metode Kesetimbangan Batas Di Cv Gudang Hitam Prima Kecamatan Sanga Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara Wahyu Garini, Andini Dwi; Trides, Tommy; Hasan, Harjuni; Oktaviani, Revia; Juvensius Pontus, Albertus
Jurnal Inovasi Global Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Inovasi Global
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jig.v2i2.63

Abstract

Aktivitas penambangan yang berhubungan dengan penggalian pada lereng akan menghasilkan potensi bahaya, terutama pergerakan material dalam bentuk longsoran sehingga diperlukan mengetahui kondisi kestabilan lereng. Terdapat berbagai metode untuk menganalisis kestabilan lereng, salah satunya dengan metode kesetimbangan batas menggunakan metode Morgenstern-Price yang didasarkan pada nilai faktor keamanan (FK). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kestabilan lereng highwall berupa nilai keamanan dan nilai probabilitas kelongsoran, serta dapat mengetahui geometri optimal pada lereng. Metode yang digunakan dalam menentukan faktor keamanan dan probabilitas kelongsoran yaitu metode kesetimbangan batas Morgenstern-Price dengan kriteria keruntuhan Generalized Hoek-Brown pada kondisi lereng statis dan dinamis. Parameter masukan yang digunakan dalam analisis yaitu bobot isi, nilai kuat tekan (UCS), geological srength index (GSI), disturbance factor (D), konstanta batuan utuh (mi), konstanta mb, konstanta s, dan a, nilai koefisien Hu, serta faktor kegempaan (seismic load). Kondisi lereng lereng highwall pada section C-C’ dan section F-F’ menunjukkan kondisi stabil. Sedangkan pada highwall section D-D’ menunjukkan kondisi kritis di mana nilai FK statis 1,27 dengan PK statis 2,76% dan FK dinamis 1,18 dengan PK dinamis 11,27% sehingga diperlukan perbaikan lereng. Geometri optimal perbaikan lereng highwall yaitu konfigurasi lereng highwall dengan tinggi 90 m dan sudut 34°, ditunjang dengan lereng tunggal dengan tinggi 12 m dan sudut 40°.
Analisis Kestabilan Lereng Penambangan Ex Disposal Cv Gudang Hitam Prima Kecamatan Sanga Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara Shalizam, Shalizam; Trides, Tommy; Juvensius Pontus, Albertus; Oktaviani, Revia; Winarno, Agus
Jurnal Inovasi Global Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Inovasi Global
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jig.v2i2.66

Abstract

Kegiatan penambangan terbuka tidak lepas dari lereng tambang. Lereng tambang tidak lepas dari faktor keamanan. Untuk menentukan faktor keamanan digunakan metode kesetimbangan batas yaitu Morgenstern-Price dengan simulasi Monte-Carlo dengan dua kondisi, yaitu statis dan dinamis. Dari 3 section yang telah di analisis didapatkan 2 section yang tidak aman, yaitu pada section A-A’ dengan nilai FK pada kondisi statis untuk lereng utara sebesar 0,599 dengan PK 83,1% dan dalam kondisi dinamis FK sebesar 0,360 dengan nilai PK 93,1%, lereng selatan dengan nilai FK dalam kondisi statis sebesar 1,29 dengan PK 35,4% dan kondisi dinamis FK 0,662 dengan PK 76,5%. Section E-E’ pada lereng sisi utara didapatkan FK kondisi statis 1,3 dengan nilai PK 12,9% dan dalam kondisi dinamis dengan nilai FK 1,2 dan nilai PK 26,1%. Dari hasil analisis tersebut kemudian dilakukan redesign goemetri lereng agar mendapatkan lereng yang stabil. Hasil redesign geometri setelah dilakukan simulasi, didapatkan geometri lereng overall sisi selatan yang stabil dengan tinggi lereng overall 88 m, sudut overall 40° dengan FK statis 1,8 dengan PK 0,1% dan FK dinamis 1,8 dengan PK 0,0%. dan lereng sisi utara dengan tinggi overall 118 m dengan sudut overall 35° dengan FK statis 1,5 dengan PK 0,4% dan FK dinamis 2,0 dengan PK 0,3%.
Analisis Hubungan Nilai Drilling Rate Index Dengan Point Load Index Pada Batuan Formasi Balikpapan Dan Formasi Pulaubalang Gunawan Manullang, Ronal Edi; Trides, Tommy; Litha Respati, Lucia; Oktaviani, Revia; Juvensius Pontus, Albertus
Jurnal Sosial Teknologi Vol. 3 No. 8 (2023): Jurnal Sosial dan Teknologi
Publisher : CV. Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsostech.v3i8.906

Abstract

Drilling rate index (DRI) merupakan ukuran dari kemudahan atau kesusahan dari pengeboran batuan, nilai DRI merupakan hasil kombinasi dari dua test yaitu brittleness test (S20) dan SJ value. Drilling rate index juga merupakan satuan yang sering digunakan untuk memprediksi kemampuan pengeboran dalam pembuatan suatu terowongan dan pengeboran pada proyek pertambangan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai S20 dan SJ Value sehingga didapatkan nilai DRI nya, setelah didapatkan nilai DRI nya kemudian dilakukan analisis dengan nilai Point load index (PLI) kemudian diperoleh nilai koefisien determinasi R2 pada setiap sampel. Pada sampel batupasir formasi Balikpapan diperoleh nilai R2 sebesar 0.0149 dan pada sampel batupasir formasi Pulaubalang diperoleh nilai R2 sebesar 0.1776, pada sampel batulempung formasi Balikpapan diperoleh nilai R2 sebesar 0.2789 dan pada sampel batulempung formasi Pulaubalang diperoleh nilai R2 sebesar 0.2223. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai PLI tidak berpengaruh besar terhadap nilai DRI nya
Studi Pencampuran Batubara Beda Kualitas Untuk Memenuhi Permintaan Konsumen Pt. Multi Harapan Utama Riyan Pradika, Muhamad; Winarno, Agus; Trides, Tommy; Nugroh, Windhu; Juvensius Pontus, Albertus
Journal of Comprehensive Science Vol. 2 No. 8 (2023): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v2i8.500

Abstract

Multi Harapan Utama adalah salah satu perusahaan yang melakukan kegiatan blending batubara guna memenuhi permintaan konsumen, agar batubara yang dikirim sesuai dengan permintaan konsumen. Karena PT. Multi Harapan utama memiliki banyak lapisan (multi seam) sehingga kualitas batubaranya berbeda-beda, untuk itu perlu dilakukan sistem pencampuran yang terencana melalui presentase atas proporsi yang tepat agar dapat menghasilkan produk batubara yang sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk mendapatkan hasil kuantitas masing-masing produk batubara dalam perencanaan blending, penulis menggunakan metode pemrograman linear dengan fitur solver yang ada di microsoft excel. Adapun rumus blending yang digunakan adalah menggunakan rumus Weighting Factor untuk mendapat hasil kualitas ketersediaan batubara pada masing-masing port dan hasil akhir blending. Untuk mengetahui ketidaksesuaian peneliti melakukan analisa data rencana dan aktual dan analisa kelapangan. Hasil penelitian didapatkan hasil akhir rencana untuk permintaan konsumen dari pemrograman linear pada solver yaitu, 71.800 ton dengan kualitas TS 0,78 % (ad) dan CV 5580 kcal/kg (ar). Untuk hasil aktual yaitu, 71.864 ton dengan kualitas TS 0,72 % (ad) dan CV 5503 kcal/kg (ar). Hasil dari analisa ketidaksesuaian kualitas batubara yaitu terdapatnya genangan air di ROM yang mengakibatkan kenaikan total moisture, terbawa nya material kedalam feeder yang mengakibatkan kenaikan ash, ketidaksengajaan tercampurnya produk lain di ROM yang mengakibatkan ketidaksesuaian terhadap kualiatas (TM, Ash, TS dan CV), dan kenaikan TM yang berpengaruh terhadap nilai kalori.
Studi Pendahuluan Analisis Potensi Baji Pada Rencana Bukaan Terowongan Jalan Sipil Di Daerah Gunung Manggah Satria Bekti, Nanda; Trides, Tommy; Dina Devy, Shalaho; Oktaviani, Revia; Juvensius Pontus, Albertus
Journal of Comprehensive Science Vol. 2 No. 10 (2023): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v2i10.521

Abstract

Ambrukan atau subsidence merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi pada saat konstruksi pembangunan terowongan bisa disebabkan oleh kondisi geologi maupun kualitas batuan penyusunnya. Dengan metode analisis streografis ambrukan dapat ditentukan baik tipe, bentuk, bahkan volumenya. Selain itu nilai kualitas batuan juga menjadi salah satu parameter penting untuk mengetahui tingkat kekuatan batuan pada sekitar rencana bukaan terowongan tersebut. Hasil analisis streografis pada bukaan terowongan pada bukaan inlet dengan 5 joint set dan bukaan outlet dengan 3 joint set keduanya memiliki potensi terbentuknya baji. Untuk nilai kualitas batuan pada bukaan inlet memiliki nilai RQD 97,63% dan pada bukaan outlet memiliki nilai 99,82% dimana dari kedua nilai tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan bantuan perangkat lunak titik baji pada sisi geometri terowongan dapat dilihat dimana pada bukaan inlet terowongan baji yang terbentuk ada pada sisi kiri terowongan dengan FK stabil ; sisi kanan bawah terowongan dengan FK 1,73 ; sisi kanan atas terowongan dengan FK 0,00 ; sisi atas terowongan dengan FK 0,00 ; dan sisi bawah terowongan dengan FK 0,06. Pada bukaan outlet terowongan baji yang terbentuk ada pada sisi kiri atas terowongan dengan FK 1,43 ; pada sisi kanan bawah terowongan dengan FK stabil ; sisi kanan atas dengan FK 0,17. Setelah dikentahui titik mana baji terbentuk maka dilakukan perkuatan pada bukaan inlet bagian sisi atas terowongan dengan menggunakan rockbolt berjenis mechanical anchor. Pada inlet terowongan spesifikasi rockbolt yang digunakan pada sisi bawah (panjang 1,5 m, jarak vertikal 1,5 m, jarak horizontal 1,5 m, kapasitas rockbolt 15 ton, FK 2,25), sisi kanan bawah (panjang 1,5 m, jarak vertikal 1,5 m, jarak horizontal 1,5 m, kapasitas rockbolt 15 ton, FK 2,09), kanan atas (panjang 1 m, jarak vertikal 2 m, jarak horizontal 2 m, kapasitas rockbolt 5 ton, FK 2,00), sisi atas (panjang 1 m, jarak vertikal 1,5 m, jarak horizontal 2 m, kapasitas rockbolt 10 ton, FK 2,20), dan sisi kiri (panjang 0,5 m, jarak vertikal 2 m, jarak horizontal 2 m, kapasitas rockbolt 5 ton, FK stabil). Untuk outlet terowongan spesifikasi rockbolt yang digunakan pada sisi kiri (panjang 2 m, jarak vertikal 1 m, jarak horizontal 1 m, kapasitas rockbolt 20 ton dengan penambahan shotcrete 10 cm, FK 2,05), sisi kanan atas (shotcrete 10 m, FK 23), sisi kanan dan bawah (panjang 0,5 m, jarak vertikal 2 m, jarak horizontal 2 m, kapasitas rockbolt 5 ton, FK stabil).
Analisis Jarak Lemparan Flyrock Untuk Meminimalisir Radius Aman Alat Pada Panel L0-K1, Pt. Harmoni Panca Utama Jobsite Dta, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Sokisha, Sokkia; Litha Respati, Lucia; Oktaviani, Revia; Trides, Tommy; Juvensius Pontus, Albertus
Journal of Comprehensive Science Vol. 2 No. 10 (2023): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v2i10.527

Abstract

Salah satu efek terhadap lingkungan dari kegiatan peledakan yaitu adanya flyrock. Flyrock adalah fragmentasi batuan yang terlempar akibat hasil peledakan. Fragmentasi batuan ini apabila terlempar melebihi radius aman dapat mengakibatkan kerusakan untuk alat mekanis dan dapat mengakibatkan cidera bahkan kematian untuk manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak lemparan maksimum flyrock aktual di lapangan serta faktor yang mempengaruhi terjadinya flyrock. Penelitian ini di lakukan pada panel L0-K1 PT. Harmoni Panca Utama Jobsite DTA, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Pengamatan jarak lemparan maksimum flyrock aktual di lakukan sebanyak 31 kali pengamatan dan di peroleh jarak lemparan maksimum flyrock aktual yaitu 119,53 m. Dari 31 kali pengamatan di lapangan, kegiatan peledakan yang dilakukan masuk kedalam kategori energi terkontrol dengan nilai rata-rata Scale Depth Of Burial yaitu 1,31 m/kg1/3. Untuk memprediksi flyrock secara teoritis di gunakan metode empirik Richard & Moore serta metode analisis dimensi Ebrahim Ghasemi. Dari kedua teori tersebut, teori Ebrahim Ghasemi merupakan teori yang paling mendekati dengan hasil aktual dilapangan dengan persentase kesalahan paling kecil yaitu 14,18 %. Dari hasil korelasi antara parameter peledakan terhadap flyrock aktual di lapangan di peroleh faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya flyrock adalah stemming. Maka dari itu di berikan rekomendasi berupa tinggi stemming untuk memperkecil jarak lemparan flyrock. Setelah di lakukan kegiatan trial dan error menggunakan data rekomendasi, radius aman alat dapat di minimalisir menjadi 230 m