Fidrian, Natasha Febriani
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peran Pendidikan Agama di Tempat Ibadah dalam Membentuk Sikap Toleransi Beragama Pada Generasi Z Unian, Thaniya; Effendie, Marsella; Chairul, Nabila; Fidrian, Natasha Febriani; Prasetyo, Victoria Alexandra Aureli; Tumanggor, Raja Oloan
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan agama di tempat ibadah memainkan peran penting dalam membentuk sikap toleransi beragama, terutama di kalangan Generasi Z. Generasi Z yang tumbuh di era digital sangat rentan terhadap paparan ideologi intoleran, radikalisme, dan ekstremisme melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran pendidikan agama di tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura, dan vihara dalam membentuk sikap toleransi beragama pada Generasi Z. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama yang dilakukan di tempat ibadah, terutama yang berfokus pada moderasi dan pluralisme, dapat membantu Generasi Z untuk menghormati perbedaan agama dan mencegah penyebaran intoleransi. Kesimpulannya, pendidikan agama di tempat ibadah berperan signifikan dalam membangun toleransi beragama dan memperkuat kohesi sosial di Indonesia yang plural.
Indahnya Bersahabat dalam Perbedaan Kunci Hati yang Bahagia Unian, Thaniya; Effendie, Marsella; Chairul, Nabila; Fidrian, Natasha Febriani; Prasetyo, Victoria Alexandra Aureli; Tumanggor, Raja Oloan
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberagaman merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang mencakup perbedaan suku, agama, ras, budaya, dan bahasa. Persahabatan dalam keberagaman menjadi kunci penting dalam menciptakan harmoni sosial di tengah masyarakat yang majemuk. Makalah ini membahas pentingnya menjalin persahabatan lintas perbedaan, tantangan yang dihadapi, serta strategi yang dapat diterapkan untuk memperkuat hubungan antarindividu dari berbagai latar belakang. Hasil kajian menunjukkan bahwa persahabatan dalam keberagaman memberikan banyak manfaat, seperti meningkatkan toleransi, empati, dan wawasan individu. Namun, hambatan seperti stereotip, prasangka, serta perbedaan budaya dan keyakinan masih menjadi penghalang yang signifikan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan langkah strategis seperti edukasi toleransi sejak dini, mendorong dialog lintas budaya, serta membentuk komunitas inklusif yang menghargai keberagaman. Dengan menerapkan strategi ini, persahabatan dalam keberagaman dapat menjadi alat yang efektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih damai, inklusif, dan harmonis.
Menggali Makna Hidup Influencer Inspiratif di Media Sosial Fidrian, Natasha Febriani; Sahrani, Riana
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggambarkan makna hidup influencer yang menginspirasi generasi muda di media sosial. Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat, terutama generasi muda yang sering menggunakan platform ini untuk mencari informasi, hiburan, dan inspirasi. Influencer memiliki peran besar dalam membentuk pandangan, nilai, dan perilaku pengikutnya melalui konten yang mereka bagikan. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat gambaran makna hidup Influencer yang dapat berdampak positif terhadap generasi muda. Penelitian ini dilakukan pada 5 Influencer yang memiliki pengikut di media sosial minimal 10.000 berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 17 sampai 40 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dan hasilnya menunjukkan bahwa makna hidup para influencer berakar pada kegiatan berbagi pengalaman, memberikan inspirasi, serta memotivasi audiens mereka. Faktor-faktor yang berperan penting dalam pembentukan makna hidup ini meliputi pengalaman pribadi, dukungan sosial, dan tujuan hidup. Para influencer merasa bahwa aktivitas mereka di media sosial tidak hanya berdampak pada audiens tetapi juga memberikan kepuasan pribadi karena mampu membantu orang lain. Studi ini menyoroti peran penting influencer sebagai agen perubahan yang mampu memberikan dampak positif terhadap generasi muda, khususnya dalam membantu mereka menemukan arah dan tujuan hidup yang bermakna.
Hubungan Kecemasan terhadap Tingkat Konsumtif Pada Remaja yang Bermain Media Sosial Tiofani, Fionelyssa; Subroto, Untung; Fidrian, Natasha Febriani; Pebrianti, Sarah
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kecemasan dan perilaku konsumtif di kalangan pengguna media sosial remaja. Desain korelasional kuantitatif digunakan untuk menguji hubungan antara tingkat kecemasan dan perilaku konsumtif pada remaja yang terlibat aktif di media sosial. Instrumen yang digunakan meliputi Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) untuk mengukur kecemasan dan skala perilaku konsumtif. Pengujian reliabilitas HAM-A, yang terdiri dari 14 item, menghasilkan alpha Cronbach sebesar 0,956. Sementara itu, skala perilaku konsumtif, yang terdiri dari 24 item, mencapai alpha Cronbach sebesar 0,939. Dengan 100 responden berusia 12-21 tahun, hasilnya mengungkapkan hubungan positif yang signifikan antara kecemasan dan perilaku konsumtif (r = 0,450, p < 0,05). Selain itu, uji-t sampel independen menunjukkan bahwa remaja perempuan dan mereka yang menggunakan media sosial selama lebih dari 4 jam per hari cenderung lebih konsumtif. Studi ini merekomendasikan pendidikan literasi media untuk mengurangi dampak negatif media sosial pada remaja.