Indonesia, Alvin Rajaswara
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementation of Grapyak Semanak Culture-Based Character Strengthening in the Prevention of Psychic Violence among Blind Students (Thomas Lickona's Character Education Perspective) Indonesia, Alvin Rajaswara; Septina Galih Pudyastuti; Yosafat Hermawan Trinugraha
Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora) Vol 8 No 1 (2024): Santhet : Jurnal Sejarah, Pendidikan, dan Humaniora
Publisher : Proram studi pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/santhet.v8i1.3871

Abstract

Psychological violence between students is a problem in the world of education and can occur between blind students in special schools. This study aims to explore the strategies, inhibiting factors, and implications of character strengthening based on grapyak semanak culture in preventing psychological violence between blind students at SLB A YKAB Surakarta. The informants involved in this study include three teachers of blind students and seven blind students of grade VI SDLB. Data collection was conducted through participant observation, semi-structured interviews, and documentation. The collected data were analyzed using an interactive model with the stages of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed: 1) character strengthening based on grapyak semanak culture in the prevention of psychological violence among blind students at SLB A YKAB Surakarta is implemented by teachers through storytelling strategies and guidance and counseling; 2) inhibiting factors for strengthening grapyak semanak culture-based character in the prevention of psychological violence among blind students at SLB A YKAB Surakarta include the difficulty of blind students in regulating negative emotions and less than optimal synergy between parents and teachers of blind students; 3) Teachers' strategies in strengthening character based on grapyak semanak culture can have constructive-progressive implications for the majority of aspects in the grapyak semanak character component of visually impaired students, but not for aspects of moral awareness, self-control, and habits.
Internalisasi Nilai Hasthalaku melalui Braille Comic sebagai Strategi Pendidikan Karakter Siswa Tunanetra Aziz, Hafidz Al; Indonesia, Alvin Rajaswara; Husaini, Febian Akbar Al; Dipawijaya, Firdaus; Isnanto, Irham Hasri; Siregar, Riadi Syafutra
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 7 No. 6 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i6.5450

Abstract

Era globalisasi memberikan efek negatif berupa degradasi moral pada siswa tunanetra karena keterbatasan pengelihatannya yang berpengaruh terhadap keterampilan sosial dan perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi internalisasi pendidikan karakter nilai Hasthalaku pada siswa tunanetra melalui media braille comic. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam dengan 5 siswa tunanetra, 4 tenaga pendidik SLB, 3 ahli materi nilai Hasthalaku, 1 pewaris budaya kearifan lokal. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dalam 4 dimensi, meliputi domain, taksonomik, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi internalisasi nilai Hasthalaku dalam pendidikan karakter berfokus pada 3 komponen penting, yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral acting serta menggunakan media braille comic. Media braille comic dapat menginternalisasi nilai Hasthalaku pada siswa tunanetra dengan baik dan memenuhi kebutuhan, keminatan, dan ketersediaan pendidikan karakter. Setelah proses internalisasi pendidikan karakter, terjadi perubahan pola perilaku siswa tunanetra menjadi lebih positif.