Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

OPTIMALISASI MANAJEMEN TRANSPORTASI PUBLIK ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) DI KAWASAN METROPOLITAN BANDARLAMPUNG Persada, C.; Usman, K.
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bandarlampung sebagai ibu kota Prtovinsi Lampung terus mengalami perkembangan yang pesat. Peningkatan jumlah penduduk dan makin terbatasnya lahan di dalam kota menyebabkan perkembangan wilayah sekitar Kota Bandarlampung sangat pesat. Hasil studi Rencana Pengembangan Aglomerasi Kawasan Metropolitan Bandarlampung Raya (2022) menetapkan kawasan metropolitan Bandarlampung (MBL) meliputi 7 Kabupaten/Kota yaitu Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Lampung Timur. Distribusi ruang kegiatan tersebut di dalam ruang akan membutuhkan/menimbulkan pola interaksi kegiatan secara spasial di dalam system transportasi yang menghasilkan pola pergerakan penumpang dan barang. Pembangunan kawasan ini perlu memfasilitasi prasarana dan sarana mobilitas yang berorientasi kepada angkutan umum di Kawasan Metropolitan Bandarlampung. Penggunaan angkutan umum khususnya AKDP sebagai pilihan utama dalam perjalanan penduduk diharapkan akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan mengurangi kemacetan. Kajian ini bertujuan untuk merancang langkah-langkah yang komprehensif dalam optimalisasi Manajemen Transportasi Publik AKDP di Provinsi Lampung, sehingga dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keberlanjutan pelayanan angkutan umum di wilayah tersebut. Kajian ini dibuat sebagai rekomendasi untuk jangka waktu 20 tahun kedepan. Sedangkan sasaran kegiatan adalah: (1) Evaluasi kinerja trayek AKDP di Metropolitan Bandarlampung, (2) Evaluasi kinerja manajemen AKDP di Metropolitan Bandarlampung, (3) Evaluasi fasilitas pelayanan kendaraan angkutan umum di Metropolitan Bandarlampung, (4) Konsep Transportasi Berintegrasi di Kawasan MBL (Identifikasi titik-titik potensial TOD untuk Kawasan Metropolitan).
Asesmen Risiko Rel Patah (Rail Breaks) pada Jalur Kereta Api Sumatera Selatan – Lampung dengan Pendekatan Probabilistic Fault Tree (PFTA) Usman, K.; Putri, V. N. A.; Kustiani, I.; Siregar, A. M.; Iswan; Bayzoni
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya volume angkutan barang di jalur kereta api (KA) Sumatra Selatan-Lampung, yang saat ini menangani sekitar 25 juta ton per tahun, berpotensi menimbulkan dampak pada integritas infrastruktur rel, terutama risiko rel patah (rail breaks). Studi ini menerapkan probabilistic fault tree analysis (PFTA) dalam proses asesmen penyebab utama dari patahnya rel berdasarkan nilai probabilitas (p) aset rel KA. Fault Tree disusun dengan menggabungkan pendapat para ahli (expert opinion) dari operator dan regulator KA. Analisis tersebut mengidentifikasi 23 penyebab utama (basic event) yang dibagi dalam 9 group (intermediate event), termasuk kondisi cuaca ekstrem (B1), kegagalan material (B2), pemuaian posisi rel (B3), anjlokan kereta api (B4), kelelahan material (C1), pemasangan yang tidak tepat (C2), kesalahan dalam perawatan (C3), pemeriksaan terjadwal yang tidak dilakukan (D), kecelakaan atau insiden (E). Analisis tersebut mengidentifikasi ekspansi rel di tikungan (p=0,82%), curah hujan ekstrem (p=0,99%), ekspansi rel di lurusan (p=1,1%), dan mud pumping (p=1,15%) sebagai peristiwa yang paling berisiko berdasarkan kemungkinan terjadinya. Risiko ini dikategorikan menjadi empat faktor risiko tinggi (p>0.80%), enam belas faktor risiko sedang (p=0,4% - 0,8%), tiga faktor risiko rendah (p=0 -0,4%). Oleh karena itu, strategi perbaikan yang diprioritaskan diusulkan untuk menangani faktor-faktor risiko tertinggi yang perlu dilakukan, dengan mempertimbangkan pengkategorian ini. Hasil temuan ini mengindikasikan perlunya intervensi pemeliharaan yang strategis dan terarah demi meningkatkan keselamatan serta keandalan operasional jalur angkutan barang ini.