HARSONO, ALI BUDI
Dep/KSM Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS Hasan Sadikin, Bandung

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Hubungan antara Ekspresi Ki-67 dan Kaspase-3 dengan Respons Kemoterapi Neoajuvan pada Pasien Karsinoma Serviks Stadium IB2 dan IIA2 di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung MAHAYASA, I MADE WIDYALAKSANA; TOBING, MARINGAN DIAPARI LUMBAN; HARSONO, ALI BUDI
Indonesian Journal of Cancer Vol 10, No 2 (2016): April - June 2016
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1302.96 KB)

Abstract

ABSTRACTCervical carcinoma is the second ranks cancer in women in developing countries. This study was a retrospective cohortstudy of the relationship between the role of Ki-67 expression and caspase-3 on tumor shrinkage response in cervical carcinoma stage IB2 and IIA2. A total of 41 cases have been done NACT with Cisplatin, Vincristine and Bleomycin. All samples showed expression in immunohistochemical staining for Ki-67 and caspase-3. Meanwhile, Pearson correlation analysis found no correlation between the expression levels of Ki-67 and caspase-3 with a diminution oftumor mass (p>0.05). While the correlation between the ratio of Ki-67 expression and caspase-3 with a significant diminution of tumor mass is obtained p 0.042, R-0.319, means that the higher the Ki-67 expression levels compared caspase-3 expression level then the response of the tumor mass size reduction will be better.ABSTRAKKarsinoma serviks merupakan kanker kedua terbanyak pada wanita di negara berkembang. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif yang mempelajari hubungan antara peran ekspresi Ki-67 dan kaspase-3 terhadap respons pengecilan tumor pada karsinoma serviks stadium IB2 dan IIA2. Sebanyak 41 kasus telah dilakukan KTNA dengan Cisplatin, Vincristin, dan Bleomycin (PVB).Hasil penelitian menunjukkan seluruh sampel ekspresi pada pewarnaan imunohistokimia untuk Ki-67 dan kaspase-3. Sedangkan analisis korelasi Pearson tidak didapatkan korelasi antara tingkat ekspresi ki-67 dan kaspase-3 dengan pengecilan massa tumor dan nilai p>0,05. Sedangkan korelasi antara rasio ekspresi Ki-67 dan kaspase-3 dengan pengecilan massa tumor didapatkan bermakna dengan nilai p = 0,042 (p<0,05), R-0,319. Artinya, semakin tinggi proliferasi (tingkat ekspresi Ki-67) dibandingkan dengan apoptosis (tingkat ekspresi kaspase-3) maka respons pengecilan tumor akan semakin baik pada karsinoma serviks stadium IB2 dan IIA2
Sistem Deteksi Pra-Kanker Serviks dengan Pengolahan Citra Hasil Inspeksi Visual Asam Asetat Hilman Fauzi; Galih Surya; Rita Magdalena; Ali Budi Harsono; Tauhid Nur Azhar
Techno.Com Vol 20, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : LPPM Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/tc.v20i2.4285

Abstract

Kanker serviks merupakan penyakit mematikan nomor satu di Indonesia dengan angka kematian tertinggi pada wanita. Berbagai upaya untuk mengurangi angka kematian wanita Indonesia akibat kanker serviks telah banyak dilakukan, salah satunya dengan melakukan screening kanker menggunakan tes inspeksi visual asam asetat (tes IVA). Tes ini merupakan upaya screening untuk mengetahui pra-cancer atau invasive cancer pada kanker serviks dengan memunculkan Acetowhite Epithelium Zone (AEZ) yang dapat dikategorikan sebagai lesi IVA positif maupun lesi jinak. Umumnya, AEZ dapat dilihat dengan kasat mata yang memerlukan keahlian khusus sehingga hasil pengamatannya akan bersifat subjektif dan bergantung pada pengalaman operator. Selain itu, utilitas pemeriksaan kanker serviks ini pun dinilai terbatas dikarenakan sedikitnya jumlah operator ahli yang terlatih. Pada penelitian ini, lesi pra-kanker serviks dikuantifikasi dengan pengolahan citra digital. Citra yang digunakan adalah citra hasil inspeksi visual asam asetat atau citra area mulut rahim yang telah diolesi oleh asam asetat dan dinyatakan terdapat sambungan skuamosa kolumnar (SSK) positif. Kuantifikasi citra lesi pra-kanker serviks dilakukan dengan menggunakan metode standarisasi karakter warna citra pada RGB dan HSV. Pengujian system deteksi lesi pra-kanker serviks diukur dengan menggunakan parameter akurasi, sensitivitas dan spesifisitas terhadap pengaruh tingkat kecerahan dan mean filter. Melalui penelitian ini didapatkan klasifikasi citra tes IVA beserta area lesi IVA positif yang optimal dengan tingkat akurasi 81%, nilai sensitivitas 78% dan nilai spesifisitas 84%. Performa system sangat dipengaruhi oleh ketajaman dan efek pencahayaan pada citra, baik itu intensitas cahaya, efek bayangan, maupun efek pantulan cahaya.
Profil Pasien Kanker Ovarium yang Dilakukan Fertility Sparing Surgery di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2017-2020 Rania Ramadha Athiyazahra; Ali Budi Harsono; Hartanto Bayuaji
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 5 Nomor 1 Maret 2022
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v5n1.349

Abstract

Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan karakteristik pasien kanker ovarium yang dilakukan tindakan fertility sparing surgery.Metode: Penelitian deskriptif menggunakan data rekam medis pasien kanker ovarium yang dilakukan tindakan fertility sparing surgery di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2017-2020. Sampel yang digunakan sebanyak 35 data rekam medis menggunakan metode total sampling. Hasil: Dari 35 pasien, sebagian besar berusia 20-29 tahun (37%),belum menikah (54%), dan nulipara (71%), Tindakan fertility sparing surgery dilakukan pada stadium I-II untuk tipe sel epitel, stadium I-III untuk tipe sel germinal, dan hanya pada stadium I untuk tipe sel sex cord stromal. Pasien usia <20 tahun dilakukan tindakan fertility sparing surgery pada stadium III dengan jenis histopatologi tipe sel germinal sementara pasien dengan usia>20 tahun mayoritas dilakukan tindakan pada stadium I dengan tipe histopatologi terbanyak adalah tipe sel epitel.Kesimpulan: Tindakan fertility sparing surgery bertujuan untuk mempertahankan organ reproduksi. Karakteristik pasien kanker ovarium yang dapat dilakukan tindakan fertility sparing surgery berusia 20-29 tahun dan nulipara. Tindakan fertility sparing surgery pada tipe sel epitel dan tipe sex cord stromal hanya dilakukan pada stadium dini, sementara pada tipe sel germinal dapat dilakukan hingga stadium III. Ovarian Cancer Patient Profile Undergoing Fertility Sparing Surgery at Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung From 2017 Until 2020Abstract Objective: Aimed to describe the characteristics of ovarian cancer patients underwent fertility sparing surgery between 2017-2020 at Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung. Methods: A descriptive study that used medical records of ovarian cancer patients that underwent fertility sparing surgery at Dr. Hasan Sadikin General Hospital from 2017-2020. The sample used was 35 data, using the total sampling methods. Result: From a total of 35 patients, most were aged 20-29 years (37%), unmarried (54%), and nulliparous (71%). Fertility sparing surgery was performed at stage I-II for epithelial cell, stage I-III for germ cells, and stage I for sex-cord stromal cells. Patients <20 years underwent fertility sparing surgery at stage III with the most common histopathology type is germ cell while patients >20 years underwent fertility sparing surgery at stage I with the histopathology type is surface epithelial cells.Conclusion: Fertility sparing surgery aimed to maintain the reproductive organs. Characteristics of patients who underwent fertility sparing surgery are aged 20-29 years and nulliparous. Fertility sparing surgery can be performed at an early stage for epithelial cell and sex-cord stromal cells, while germ cell can be performed up to stage III.Key words: ovarian cancer, fertility sparing surgery, characteristics
Pemeriksaan Tunggal Kadar Osteopontin Serum dan CA 125 untuk Prediktor Keganasan Tumor Ovarium Tipe Epitel: Inferior dibandingkan dengan Pemeriksaan Gabungan Aditiyono Aditiyono; Ali Budi Harsono; Gatot N.A. Winarno; Supriadi Gandamihardja; Ardhanu Kusumanto; Herman Susanto
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 1 Nomor 1 Maret 2018
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.179 KB) | DOI: 10.24198/obgynia.v1n1.55

Abstract

AbstrakTujuan: Membandingkan penanda tumor osteopontin (OPN), cancer antigen 125 (CA125), kombinasi sebagai prediktor keganasan pada penderita tumor ovarium. Metode: Penelitian cross sectional ini dilakukan pada pasien dengan keganasan pada kista ovarium jenis epitel. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil: 47 pasien dengan hasil hitopatologi jinak dan 43 dengan hasil histopatologi ganas masuk dalam penelitian. Hasil nilai median CA125 kelompok ganas dibanding kelompok jinak (142,2 vs 61,030, p < 0,05), cut off point CA125 99,9 U/mL, sensitivitas 76,7% dan spesifisitas 61,7%. Diskusi: Kombinasi CA125 dan OPN memiliki sensitivitas lebih rendah dibandingkan CA125. Kombinasi CA125 dan OPN akan meningkatkan spesifitas, nilai duga positif dan akurasi yang lebih baik. Tumor marker OPN tidak tepat digunakan untuk proses deteksi dini, tetapi lebih tepat untuk penegakan diagnosis lebih baik dibandingkan dengan gold standard CA125.Kesimpulan: Kombinasi OPN dan CA125 memiliki nilai tingkat akurasi paling tinggi apabila dibandingkan pemeriksaan tunggal CA125, OPN.  Single Check of Serum Ostepontin and CA 125 Levels as A Predictor of Malignancy in Epitheliaal Ovarium Tumor is Inferior to Combined ExaminationAbstractObjective: To compare the sensitivity, specificity, expected value positive, expected value negative and accuracy among osteopontin (OPN), cancer antigen 125 (CA125), and combination as predictor of malignancy in ovarian tumor patients.Method: A cross sectional study was done to compare parameters OPN and CA125 in determining malignancy of ovarian cysts. Data analysis was performed by univariate and bivariate analysis. Results: A total of 47 subjects were included with benign histopathological result and 43 subjects with malignant histopathological result. The median value of CA125 in malignant group was compared to that of benign group (142.2 vs. 61.030, p value <0.05), the cut-off point of CA125 was 99.9 U/mL with sensitivity of 76.7% and specificity of 61.7%. Discussion: Combination of CA125 dan OPN has lower sensitivity compared to single tumor marker CA125. This combination will increase specificity, positive predictive value and accuracy. The OPN is inappropriate when used for early detection instead is suggested for diagnostic value risk predictor for malignancy in ovarian tumor compared to gold standard CA125.Conclusion: Combination OPN dan CA125 has higher accuracy compared to single CA125, and OPN. OPN was useful biomarker for predicting ovarian malignancy.Key words: Epithelial ovarian tumor, OPN, CA 125, predictor for ovarian malignancy
Hubungan antara Ekspresi Ki-67 dan Kaspase-3 dengan Respons Kemoterapi Neoajuvan pada Pasien Karsinoma Serviks Stadium IB2 dan IIA2 di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung I MADE WIDYALAKSANA MAHAYASA; MARINGAN DIAPARI LUMBAN TOBING; ALI BUDI HARSONO
Indonesian Journal of Cancer Vol 10, No 2 (2016): April - June 2016
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1302.96 KB) | DOI: 10.14414/ijoc.v10i2.425

Abstract

ABSTRACTCervical carcinoma is the second ranks cancer in women in developing countries. This study was a retrospective cohortstudy of the relationship between the role of Ki-67 expression and caspase-3 on tumor shrinkage response in cervical carcinoma stage IB2 and IIA2. A total of 41 cases have been done NACT with Cisplatin, Vincristine and Bleomycin. All samples showed expression in immunohistochemical staining for Ki-67 and caspase-3. Meanwhile, Pearson correlation analysis found no correlation between the expression levels of Ki-67 and caspase-3 with a diminution oftumor mass (p>0.05). While the correlation between the ratio of Ki-67 expression and caspase-3 with a significant diminution of tumor mass is obtained p 0.042, R-0.319, means that the higher the Ki-67 expression levels compared caspase-3 expression level then the response of the tumor mass size reduction will be better.ABSTRAKKarsinoma serviks merupakan kanker kedua terbanyak pada wanita di negara berkembang. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif yang mempelajari hubungan antara peran ekspresi Ki-67 dan kaspase-3 terhadap respons pengecilan tumor pada karsinoma serviks stadium IB2 dan IIA2. Sebanyak 41 kasus telah dilakukan KTNA dengan Cisplatin, Vincristin, dan Bleomycin (PVB).Hasil penelitian menunjukkan seluruh sampel ekspresi pada pewarnaan imunohistokimia untuk Ki-67 dan kaspase-3. Sedangkan analisis korelasi Pearson tidak didapatkan korelasi antara tingkat ekspresi ki-67 dan kaspase-3 dengan pengecilan massa tumor dan nilai p>0,05. Sedangkan korelasi antara rasio ekspresi Ki-67 dan kaspase-3 dengan pengecilan massa tumor didapatkan bermakna dengan nilai p = 0,042 (p<0,05), R-0,319. Artinya, semakin tinggi proliferasi (tingkat ekspresi Ki-67) dibandingkan dengan apoptosis (tingkat ekspresi kaspase-3) maka respons pengecilan tumor akan semakin baik pada karsinoma serviks stadium IB2 dan IIA2
Infeksi Luka Operasi pada Kanker Ginekologi Siti Salima; Kemala Isnainiasih Mantilidewi; Ali Budi Harsono
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 5 Nomor 2 September 2022
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v5n2.425

Abstract

Infeksi luka operasi (ILO) merupakan infeksi pada area operasi yang terjadi dalam waktu 30 hari setelah intervensi bedah. Menurut World Health Organization (WHO), ILO merupakan jenis infeksi nosokomial yang paling sering terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan insidensi 11,8 episode per 100 prosedur bedah.1 Infeksi luka operasi dilaporkan terjadi pada 2.6-4.3% pasien yang menjalani operasi.2 Insidensi ILO setelah histerektomi bervariasi mulai dari 1.7-11% tergantung pendekatan operasi, indikasi operasi, dan penggunaan antibiotik profilaksis
Profil dan Karakteristik Penderita Tumor Trofoblas Gestasional di RSUP Dr. Hasan Sadikin Periode 2021 Muhamad Bagja Ramadhan; Siti Salima; Andi Kurniadi; Gatot Nyarumenteng Adhipurnawan Winarno; Ali Budi Harsono
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 5 Nomor 2 September 2022
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v5n2.380

Abstract

Tujuan: Tumor trofoblas gestasional (TTG) adalah suatu bentuk keganasan ginekologi pada hidatidosa yang diakibatkan oleh adanya abnormalitas proliferasi sel trofoblas. Insidensi TTG di negara Asia Tenggara ialah 9,2:40000 kehamilan. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan TTG diantaranya ialah riwayat kehamilan, usia dan kadar b-hcg. Namun hingga saat ini profil pasien TTG masih terbatas, oleh karenanya penelitian ini bertujuan menganalisis profil dan karakteristik pasien TTG di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.Metode: Metode penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medis pasien. Seluruh pasien yang didiagnosis TTG pada periode 2021 menjadi sampel pada penelitian ini. Variabel penelitian ini ialah status sosiodemografi, faktor risiko, gambaran klinis, dan gambaran terapi.Hasil: Jumlah sampel pada penelitian ini ialah 66 pasien. Sebanyak 53,03% pasien berusia 20-35 tahun. Sebanyak 55 pasien datang dalam kondisi stadium I (83,33%) sedangkan berdasarkan skoring FIGO sebanyak 42 pasien (63,63%) merupakan pasien dengan risiko rendah. Metastasis paru terjadi pada 7 pasien (20,61%). Kesimpulan: Mayoritas pasien TTG berusia 20-35 tahun dan tidak bekerja. Secara gambaran klinis; stadium I dan risiko rendah sering ditemukan. Kemoterapi dominan dipilih, serta multi-agent lebih sering digunakan.Profile and Characteristics GTN cases in Hasan Sadikin General Hospital in 2021 Gestational Trophoblastic NeoplasmaAbstractObjective: Gestational trophoblastic tumor (TTG) is a form of hydatidiform gynecologic malignancy caused by abnormal trophoblast cell proliferation. The incidence of TTG in Southeast Asian countries is 9.2:40000 pregnancies. Several factors that influence the development of TTG include a history of pregnancy, age and levels of b-hCG. However, until now the profile of TTG patients is still limited, therefore this study aims to analyze the profiles of TTG patients at Dr. Hasan Sadikin Bandung.Methods: This research method is descriptive quantitative, using secondary data derived from the patient's medical record. All patients diagnosed with TTG in the period 2021 were sampled in this study. The variables of this study were sociodemographic status, risk factors, clinical features, and therapeutic features.Results: The number of samples in this study was 66 patients. A total of 53.03% of patients aged 20-35 years. A total of 55 patients came in stage I condition (83.33%) while based on FIGO scoring 42 patients (63.63%) were low risk patients. Pulmonary metastases occurred in 7 patients (20.61%). Conclusion: The majority of TTG patients are aged 20-35 years and do not work. In the clinical picture; stage I and low risk are common. Predominant chemotherapy is chosen, and multi-agent is used more often.Key words: Gestational Trophoblastic Neoplasia, Patient Profile, Hydatidiform mole, Gynecological Malignancy
Classification of Cervical Cancer Images Using Deep Residual Network Architecture Hilman Fauzi; Revydo Bima Ansori; Thomhert Siadari; Ali Budi Harsono; Qisthi Nur Rahmah
International Journal of Artificial Intelligence Research Vol 7, No 1 (2023): June 2023
Publisher : STMIK Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29099/ijair.v7i1.955

Abstract

According to data from the World Health Organization (WHO), cervical cancer is ranked second, with a high mortality rate in women every year. Cervical cancer is caused by the presence of the Human Papilloma Virus (HPV), which directly attacks the cervix. Additionally, an unhealthy lifestyle can cause attacks of this disease. Several methods can be used to detect cervical cancer early, one of which is Visual Inspection with Acetic Acid (VIA). Through VIA, tests can determine whether patients are infected with the HPV virus. The results of the VIA test can be seen with the naked eye, but medical experts have different opinions about the diagnosis made using their vision. Therefore, to assist medical practitioners in diagnosing the results of VIA, an examination with a technological approach was carried out. Digital imagery was used for the analysis. A medical expert’s Android camera was used with .jpg image format to capture pictures of the VIA test results. In this study, cervical cancer image classification was carried out from the results of the VIA test examination that had been carried out at Hasan Sadikin Hospital, Bandung, with as many as 255 data points for Negative VIA and 65 data points for Positive VIA. In the image processing of the VIA test results, CLAHE images and Canny Edge Detection images are used. Deep learning was used with the ResNet-50 and ResNet-101 architectural models to classify images, and different hyperparameter configurations, such as optimizers, learning rates, batch sizes, and input sizes, were tested. In this study, the best results were obtained using Canny Edge Detection images with hyperparameter configurations using the SGD optimizer with a learning rate of 0.1, a batch size of 32, and an input size of 224 × 224.