Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita untuk Pencegahan Stunting dengan Memanfaatan Nutraseutikal Daun Kelor (Moringa oleifera) Budiastuti, Rizky Farmasita; Sabila, Ahda; Yuwanda, Alhara; Zhafira, Bilqis; Indriani, Melis; Imanda, Radita Cahya; Hermawati, Shakira Putri
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i2.12950

Abstract

ABSTRAK Permasalahan gizi buruk berkaitan dengan kekurangan gizi kronis, seperti stunting pada anak-anak yang mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat. Berdasarkan data WHO tahun 2020, sekitar 149 juta (21,3%) anak di seluruh dunia mengalami stunting. Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi stunting di Indonesia adalah sebesar 27,7%, atau sekitar 9 juta anak di Indonesia mengalami stunting. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Depok sebesar 12,6%, sedangkan di Jawa Barat sendiri mencapai 24,5%. Upaya pencegahan dan intervensi, seperti program gizi, pendidikan gizi, dan dukungan pangan, menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan gizi buruk. Pengabdian ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Kader Posyandu Flamboyan tentang gizi balita dengan memanfaatkan nutrasetikal daun kelor (Moringa olifiera). Kader Posyandu Flamboyan Kelurahan Cipayung Depok diberikan edukasi tentang stunting dan pelatihan pengolahan makanan bergizi dari daun kelor sebagai solusi nutrasetikal pendukung gizi sehat dan diberikan sebagai PMT saat penyelenggaraan posyandu. Kesimpulan: Terdapat pengaruh signifikan dari pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan tentang stunting dan pemenuhan gizi balita pada kader posyandu Flamboyan (sig 2-tailed<0,050). Kader Posyandu juga telah mampu membuat produk nutraseutikal daun kelor dan memberikan edukasi gizinya ke ibu-ibu yang memiliki balita di Posyandu Flamboyan. Manfaat gizi yang melimpah, ketersediaan lokal, dan kemudahan pertumbuhannya menjadikan PMT nutraseutikal Moringa oleifera sebagai alternatif bahan pangan dalam upaya mengatasi masalah stunting. Kata Kunci: Moringa Oleifera, Posyandu, Kelor, Nutrisi, Stunting, Edukasi  ABSTRACT Malnutrition issues are associated with chronic nutritional deficiencies, such as stunting in children, leading to inhibited growth. According to WHO data in 2020, approximately 149 million (21.3%) children worldwide experience stunting. In Indonesia, based on Riskesdas 2018 data, the prevalence of stunting is 27.7%, with around 9 million Indonesian children affected. According to the 2022 Indonesia Nutrition Status Survey (SSGI), the prevalence of stunting in Depok City is 12.6%, while in West Java, it reaches 24.5%. Prevention and intervention efforts, such as nutrition programs, education, and food support, are key to addressing malnutrition issues. This community service aims to enhance the knowledge and skills of Flamboyan Posyandu cadres regarding toddler nutrition by utilizing moringa (Moringa oleifera) as a nutraceutical. Flamboyan Posyandu cadres in Cipayung, Depok, were educated on stunting and trained in the preparation of nutritious food from moringa leaves as a supportive nutraceutical solution. These products were provided as supplementary feeding during posyandu activities. Conclusion: There is a significant influence of education on the level of knowledge about stunting and nutritional fulfillment for toddlers among Flamboyan Posyandu cadres (sig 2-tailed <0.050). Posyandu cadres have also successfully created moringa nutraceutical products and provided nutritional education to mothers with toddlers at Flamboyan Posyandu. The abundant nutritional benefits, local availability, and ease of cultivation make moringa oleifera nutraceutical supplementary feeding an alternative solution to address stunting issues. Keywords: Moringa oleifera, Posyandu, Moringa Leaves, Nutrition, Stunting, Education
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA TERHADAP OBAT HERBAL DI JAKARTA GLOBAL UNIVERSITY Yuwanda, Alhara; Adina, Anugerah Budipratama; Herli, Amelia; Zulkiefli, Arizal Rachmat; Hermawati, Shakira Putri
JFM (Jurnal Farmasi Malahayati) Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v8i1.18771

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan obat-obatan herbal semakin meningkat di kalangan masyarakat, termasuk di antara mahasiswa, karena dianggap lebih alami dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat sintetis. Penelitian ini menganalisis pengetahuan, sikap, dan praktik (KAP) mahasiswa mengenai penggunaan obat herbal. Metode: Studi dilakukan menggunakan kuesioner daring yang ditujukan kepada mahasiswa di Jakarta Global University (JGU). Total 22 pertanyaan digunakan untuk menyelidiki pengetahuan (8), sikap (7), dan praktik (7) mahasiswa. Hasil: Dari 89 responden, mayoritas mahasiswa berusia 18-22 tahun (70,8%) dengan latar belakang pendidikan terbanyak dari jurusan farmasi (57,3%). Pengetahuan mahasiswa mengenai obat herbal cukup baik, namun masih terdapat persepsi yang dapat diedukasi lebih lanjut terkait efek samping obat herbal dibandingkan dengan obat sintetis. Sikap mahasiswa menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap keamanan dan efektivitas obat herbal, dengan 75,3% responden percaya bahwa obat herbal merupakan pilihan pengobatan yang aman. Selain itu, praktik penggunaan obat herbal juga cukup tinggi, dengan 61,8% mahasiswa rutin menggunakannya untuk masalah kesehatan ringan. Hal ini didukung oleh kesadaran yang kuat terkait pentingnya regulasi yang lebih ketat dan pemahaman yang baik mengenai produk yang digunakan. Kesimpulan: Evaluasi KAP mahasiswa JGU terhadap obat herbal sudah cukup baik dan positif, namun masih ada ruang untuk pengembangan, terutama dalam meningkatkan pemahaman mengenai efek samping dan memastikan penggunaan yang aman dan efektif. Edukasi lebih lanjut dan evaluasi kritis terhadap informasi obat herbal sangat disarankan untuk ke depannya.