Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

UJI KADAR GAS METAN SAMPAH ORGANIK PASAR TARUMANEGARA MENGGUNAKAN RANCANG BANGUN TONG SAMPAH LISTRIK TERINTEGRASI SENSOR SEBAGAI POTENSI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Alhara Yuwanda
Jurnal Teknik Vol 8, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jt.v8i1.1598

Abstract

Energi dapat dihasilkan dari beberapa sumber yang dikumpulkan dan dipanen dengan konversi menjadi listrik. Salah satu media nya adalah elektrolisis dari limbah organik. Tetapi diperlukan pebaharuan untuk membuat sistem dengan terintegrasi komputer. Mesin pengolah limbah organik yang terintegrasi dengan sensor suhu dan kelembaban ini dikembangkan karena kebutuhan solusi alternative. Digunakan Sensor DHT 11dan Sensor MQ4 untuk menguji kelembaban dan metan. Grafik menunjukan peningkatan dan penurunan gas yang dihasilkan. Hasil dari grafik puncak optimal yang dihasilkan.pada hari ke 8 yaitu sebesar 2650 ppm dengan volume tong digester satu galon sebanyak 19 Liter. Hal tersebut sesuai dengan suhu dan kelembapan yang dihasilkan yaitu pada hari ke 8 dan 9. Hasil ini dapat menjadi dasar petani yang memproduksi gas metan dan metode dari prototype ini untuk mengevaluasi gas metan yang dihasilkan. 
Potential of phenolic compounds in persimmon fruit extract (Diospyros Kaki L.) against atherosclerosis in rats Alhara Yuwanda; Endang Hanani; Fadhlina Chani Saputri
Pharmaciana Vol 9, No 1 (2019): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3975.995 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v9i1.11345

Abstract

Persimmon fruits (Diospyros kaki L.) contain catechins and epigallocatechin gallate (EGCG) which have antioxidant properties. The study aimed to prove the antioxidant potential of phenolics in persimmon fruit (D. kaki L.) in reducing oxidation of LDL and as antiatherosclerotics. The research method included an anti-oxidant test using a UV-VIS spectrophotometer and measurement of polyphenol level using High-Performance Liquid Chromatography (HPLC). Also, blood serum levels were examined in vitro and in vivo based on the histopathology of the aorta of male Sprague-Dawley rats subjected to a cholesterol diet. There were five test groups: positive control (receiving α-tocopherol), negative control, dose I (administered with the extract at 450 mg/kg BW), dose II (extract 900 mg/kg BW), and dose III (extract 1800 mg/kg BW). The testing was carried out for eight weeks. Antioxidant test using DPPH method produced an IC50 of 44.07±15.06 mg/mL. The polyphenol contents identified in the persimmon extract were catechins 2.55% and EGCG 9.49%. The results showed that the persimmon extract exhibited antioxidant activity that prevented atherosclerosis through the mechanism of LDL oxidation. At a concentration of 1,800 mg/kg BW, the extract decreased the aortic wall thickness by 31.20% and showed activities that were not significantly different from the positive control (p value= 0.05).
PENGEMBANGAN SENSOR PENCEGAH TERORIS PADA MODEL BANGUNAN 3D SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN alhara yuwanda; Ribut Nawang Sari; Prasetyo Prasetyo; Dwi Priyokusumo
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Vol 13, No 2 (2020): JIPTEK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jiptek.v13i2.25660

Abstract

Penjelasan materi ajar yang tidak bervariasi dapat menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Model anatomi bangunan 3D adalah salah satu media pembelajaran yang mampu meningkat pemahaman tentang ilmu elektonika.  Penelitian dilakukan dengan metode research and development (RnD). Perancangan desain yang dilakukan penyesesuaian pembelajaran konstruksi bangunan dengan perancangan model anatomi 3D yang relevan dengan sensor pengaman. Uji hasil sensor keamanan pada prototype mencatat nilai posisi, kelembapan, temperature, heat index, logam detector berfungsi dengan baik 100%. Selanjutnya dilakukan uji coba prototype sebagai media pembelajaran dan diuji dengan instrument dengan kuisioner. Berdasarkan uji terhadap 10 responden instrumen ini sudah valid dan realibel. Data penelitian  menunjukan bahwa, sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan media Sensor keamanan objek, nilai rata-rata peserta didik adalah 52,62. Pembelajaran menggunakan media berupa Sensor keamanan objek dapat meningkatkan prestasi peserta didik sebesar 82,514%. Prototipe aplikasi ini diharapkan mampu memberikan meningkatkan kepemahaman terhadap siswa tentang sensor elektronika.
Potensi Komposit Serat Bambu Untuk Mengganti Material Kayu Gerobak Ditinjau Dengan Uji Elastisitas Alhara Yuwanda
KILAT Vol 6 No 1 (2017): KILAT
Publisher : Sekolah Tinggi Teknik - PLN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.248 KB) | DOI: 10.33322/kilat.v6i1.660

Abstract

Wooden carts have deficiencies of physical properties such as: heavy, easily weathered when exposed to rain, and not attractive. This can be overcome by replacing the polymer composite. In this study the mixture of materials used to make composites is Polyester Resin (Yucalak 157 BQTN-EX), Catalyst, Wax, Bamboo Fiber Apus / Rope. The research that has been done is the composite test with bending and impact test. Based on the test results with the test, the impact and composite strength of the composite is better than the wood commonly used for making cart material. In addition, the strength of bending elasticity and strain on bending test is also quite high. Highest elasticity at 30% bamboo fiber filling. Thus it can be concluded that bamboo composite can be an alternative to wood material on wagon.
Formulasi Hand Sanitizer Gel dengan Ekstrak Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum Cav) Sebagai Antiseptik Vivi Ramadhani Tanjung; Dewi Rahmawati; Alhara Yuwanda
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 12 (2023): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v2i12.719

Abstract

Dutch eggplant fruit (Solanum Betaceum Cav) has chemical contents including alkaloids, flavonoids, tannins, saponins and triterpenoids which are known to have antibacterial activities (Rahmadina and Sudiono 2019). Based on the compounds that are owned Dutch eggplant fruit can be used as a hand antiseptic. This study aims to formulate Dutch eggplant fruit extract (Solanum betaceum Cav) in the form of hand sanitizer preparations. Gel Hand sanitizer extract Dutch eggplant fruit is formulated with different concentrations. The method used is the Disc Diffusion Method (Kirby Bauer Method). Gel Hand sanitizer is tested for its physical properties, including Organoleptis test, homogeneity test, PH test, stability test, irritation test and antibacterial test. Hand sanitizer gel preparations that have antibacterial activity against staphylococcus aureus bacteria are at a concentration of 15%, which is 4.51 mm.
Studi Formulasi Tablet Dispersibel Ekstrak Daun Sawo Manila (Manilkara zapota L) dengan Kombinasi Bahan Pengisi Avicel PH 102® dan Bahan Penghancur Croscarmellose Sodium Fitri Auliya Almadani; Dewi Rahmawat; Alhara Yuwanda
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.5677

Abstract

Dalam obat tradisional, ekstrak daun sawo manila yang dapat digunakan sebagai antibakteri belum diimplementasikan sebagai sediaan obat tradisional. Sediaan tablet dispersibel ekstrak daun sawo manila dirancang dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pengisi avicel PH 102 dan bahan penghancur crosscarmelullose sodium terhadap sifat fisik tablet dispersibel ekstrak daun sawo manila. Metode yang digunakan dalam pembuatan ekstrak daun sawo manila adalah metode meserasi menggunakan etanol 96%. Tablet dispersibel dicetak kempa langsung dengan kombinasi bahan pengisi Avicel PH 102 dan bahan penghancur crosscarmelullose sodium 3 macam perbandingan konsentrasi (32,29%:1%; 31,29%:2%; dan 30,29:3%). Massa tablet siap cetak yang dihasilkan dievaluasi sifat alir dan susut pengeringan. Tablet dispersibel dievaluasi sifat fisik tablet berupa keseragaman bobot, kekerasan, ketebalan, kerapuhan, waktu hancur. Variasi kadar penghancur crosscarmelullose sodium dan pengisi avicel PH 102 dapat menurunkan kekerasan, meningkatkan persentase kerapuhan, mempercepat waktu terdispersi. Kombinasi kadar penghancur crosscarmellose sodium dan kadar pengisi avicel PH 102 dapat menurunkan nilai kekerasan, waktu disintegrasi, dan meningkatkan kerapuhan sediaan tablet dispersibel ekstrak daun sawo manila. Formula optimum yang diperoleh yaitu dengan proporsi kadar penghancur crosscarmellose sodium dan kadar pengisi avicel PH 102 sebesar 3%: 29,43% dalam setiap 350 mg.
Pengenalan Profesi Apoteker dan Edukasi “Anak Hebat Paham Obat” di SDIT Al-Azhar 46 GDC Kota Depok Rizky Farmasita Budisastuti; Ahda Sabila; Alhara Yuwanda; Nopratilova Nopratilova; Anugerah Budipratama Adina
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 12 (2023): Volume 6 No 12 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i12.12281

Abstract

ABSTRAK Mengenalkan profesi apoteker dan obat sejak usia dini kepada anak sekolah dasar dirasa sangat perlu untuk memberikan tambahan wawasan kepada anak-anak tentang profesi apoteker dan bagaimana menggunakan serta memperlakukan obat yang ada di rumah dengan benar. Untuk mendukung hal tersebut maka dilakukan kegiatan pengabdian ini untuk memberikan informasi terkait profesi apoteker dan edukasi penggunaan obat yang tepat. Anak-anak perlu mendapatkan banyak informasi tentang berbagai profesi agar dapat menambah wawasan sekaligus memacu semangat belajar. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan kegiatan edukasi “Apocil” apoteker cilik kepada siswa Sekolah Dasar yang bertujuan untuk mengenalkan profesi Apoteker, mengenalkan cara menggunakan dan memperlakukan obat dengan benar. Pelatihan dilakukan pada siswa kelas 2 Madinah SD Islam Al-Azhar 46 Grand Depok City sebanyak 81 siswa. Metode kegiatan ini dilakukan dengan Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) dan evaluasi edukasi dilakukan dengan tanya jawab dengan tema “good and bad choice". Dari hasil evaluasi menunjukkan hasil yang positif yaitu terjadi peningkatan pengetahuan mengenai profesi apoteker dan cara menggunakan serta memperlakukan obat yang ada di rumah dengan benar. Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah dapat dicapai tujuan kegiatan yaitu adanya peningkatan citra positif siswa siswi terhadap profesi apoteker dan mampu menumbuhkan semangat anak-anak untuk dapat mengenal dan mencintai profesi apoteker yang akan tertuang ketika mereka menjadi Apoteker Cilik (Apocil). Siswa-siswi yang masih berusia belia juga semakin mengenal hal-hal yang berkaitan dengan cara menggunakan serta memperlakukan obat. Kata Kunci: Apocil, Apoteker, SD Islam Al-Azhar 46.  ABSTRACT Introducing the pharmacy profession and medicine from an early age to the elementary school children are necessary to provide more insights about the profession and how to use and treat medicines at home in a right way. Based on this matter, the Apoteker Cilik - little pharmacist education activity was carried out for elementary school students with the aims of introducing the pharmacist profession, as well as how to use and treat drugs properly at home. The training was conducted for 25 students of Madinah class SD Islam Al-Azhar 46 Grand Depok City. Active Individual Learning Method and educational evaluation was carried out with questions and answers with the theme "good and bad choice". The evaluation was showing positive results due to an increase in knowledge about the pharmacist profession and the correct method of use and treat medicine. The aims of study were achieved in which there was an increase in the positive image of students towards pharmacy profession and the activity was able to foster students’ enthusiasm to know and love pharmacy profession which will be applied when they become young pharmacists. Moreover, young students are getting to know things related to medicines and how to treat medicines appropriately. Keywords: Pharmacy Profession, Little Pharmacist, SD Islam Al-Azhar 46
FORMULASI HAND SANITIZER GEL DENGAN EKSTRAK BUAH TERUNG BELANDA (Solanum betaceum Cav) SEBAGAI ANTISEPTIK Tanjung, Vivi Ramadhani; Rahmawati, Dewi; Yuwanda, Alhara
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.10895

Abstract

Buah terung belanda (Solanum Betaceum Cav.) mempunyai kandungan kimia antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan triterpenoid yang diketahui senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas sebagai senyawa antibakteri (Rahmadina dan Sudiono 2019). Berdasarkan senyawa yang di miliki buah terung belanda dapat di manfaatkan sebeagai antiseptik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas ekstrak buah terung belanda (Solanum betaceum Cav.) sebagai antiseptik dan memformulasikannya dalam bentuk sediaan hand sanitizer. Gel Hand sanitizer ekstrak Buah terung belanda di formulasikan dengan konsentrasi yang berbeda kemudian diuji aktivitasnya menggunakan metode difusi atau Disc diffusion method (Metode Kirby Bauer). Gel Hand sanitizer di uji sifat fisiknya, meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji stabilitas, uji iritasi dan uji antibakteri. Sediaan gel hand sanitizer yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri staphylococcus aureus yaitu pada konsentrasi 15% dengan zona hambat sebesar 4,51 mm.
Evaluasi Sikap dan Persepsi Apoteker Terhadap Promosi Obat oleh Medical Representative Hanin, Sofia; Sabila, Ahda; Nugroho, Dedi; Yuwanda, Alhara; Budipratama, Anugerah; Nopratilova
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Medical Representative memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang akurat dan komprehensif tentang produk obat kepada professional Kesehatan, termasuk apoteker, bagi meningkatkan penggunaan obat yang rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sikap dan persepsi apoteker terkait promosi obat oleh Medical Representative serta dampak penerimaan reward oleh apoteker. Menggunakan desain studi survei cross-sectional, kuesioner (n=244) telah diisi oleh apoteker guna menilai sikap dan persepsi terhadap promosi obat, kelayakan, dan penerimaan reward yang diberikan oleh Medical Representative. Mayoritas apoteker berpartisipasi dalam penelitian ini adalah perempuan (84,4%) dengan rentang usia 30-39 tahun (45,5%). Sebagian besar dari responden bertemu dengan Medical Representative lebih dari sekali dalam sebulan (53,7%) dan tidak memiliki hubungan non-profesional dengan Medical Representative (86,5%). Apoteker menyatakan setuju bahwa informasi yang diberikan oleh Medical Representative memiliki kualitas yang baik (54,9%). Selain itu, 81,9% apoteker setuju bahwa informasi obat dari Medical Representative memiliki manfaat sebagai sarana pengenalan obat baru. Akan tetapi, hanya 41,4% apoteker setuju bahwa penerimaan reward meningkatkan kemungkinan mereka untuk merekomendasikan obat tersebut. Sehubungan dengan jenis reward, 69,3% apoteker memilih Seminar dengan SKP, 53,7% apoteker memilih Alat tulis, dan 51,6% apoteker memilih sampel obat sebagai reward yang paling sesuai untuk diberikan kepada apoteker. Berdasarkan uji Chi-Square, terdapat hubungan antara penerimaan reward dan persepsi apoteker (p<0.05). Kesimpulannya, kualitas informasi yang diberikan oleh medical representative adalah baik dan bermanfaat sebagai sarana pengenalan obat baru. Pemberian reward tidak memberikan pengaruh yang besar untuk apoteker dalam merekomendasikan obat, akan tetapi terdapat hubugan antara penerimaan reward dan persepsi apoteker. Pedoman dan norma etik diperlukan untuk mengatur interaksi antara tenaga kesehatan dengan perusahaan farmasi.
Formulasi dan Evaluasi Emulsi Ekstrak Minyak Biji Sawo Manila (Manilkara zapota L.) sebagai Penumbuh Rambut Fatta, Chika Apselia; Yuwanda, Alhara; Rahmawati, Dewi; Adina, Anugrah Budipratama; Budiastuti, Rizky Farmasita
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak biji sawo manila (Manilkara zapota L.) dikenal memiliki kandungan asam lemak seperti oleat, stearat, palmat, dan linoleat yang dapat merawat rambut bagi mereka yang memiliki rambut keriting dan mengalami masalah rambut rontok. Emulsi dibuat dengan mencampur ekstrak minyak biji sawo dengan basis emulsi yang terdiri dari HPMC, propilen glikol, metil paraben, propil paraben, tween 80, span 80, parafin cair, dan aquadest. Perbandingan konsentrasi ekstrak minyak biji sawo 1%, 3%, dan 5% (b/b). Evaluasi emulsi yang terdiri dari organoleptis, tipe emulsi, homogenitas, daya sebar, pH, viskositas, dan stabilitas. Uji aktivitas pertumbuhan rambut secara in vivo pada kelinci jantan selama 21 hari. Hasil uji aktivitas pertumbuhan rambut menunjukkan bahwa kelinci yang mendapat perlakuan emulsi ekstrak minyak biji sawo dengan konsentrasi 5% (b/b) menunjukkan hasil yang signifikan dalam merangsang pertumbuhan rambut pada kelinci jantan. Kesimpulan yang didapat bahwa emulsi ini memiliki potensi sebagai penumbuh rambut.