Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROTOTIPE PENGONTROLAN NYALA DAN PADAMNYA LAMPU BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS): PROTOTIPE PENGONTROLAN NYALA DAN PADAMNYA LAMPU Somayasa, Diva Maheswari Nadiguna; Nursalam, Maliqa Naylisa; Taslimah, Inzani Imama; Nafarudin; Sutiari, Desak Ketut; Abidin, Muhammad Zaenal
Bakti Cendekia Vol. 1 No. 1 (2024): Bakti Cendekia
Publisher : Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia Regional Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan IoT (Internet of Things) dalam pengontrolan jarak jauh mampu meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga, menghemat energi listrik sekaligus biaya tagihan listrik, serta meningkatkan keamanan. Salah satu sistem pengontrolan sederhana adalah pengontrolan lampu berbasis IoT yang mampu mengatasi batasan jarak dalam menyalakan ataupun memadamkan lampu. Pada penelitian ini dirancang dan dibangun suatu prototipe pengontrolan lampu berbasis IoT yang mampu mengatasi batasan jarak dalam menyalakan ataupun memadamkan lampu. Rangkaian ini membutuhkan komponen-komponen untuk menjalankan sistem pemrograman, yaitu NodeMCU Esp8266 sebagai mikrokontroler, driver relay sebagai pemutus dan penyambung arus listrik berdasarkan perintah NodeMCU, platform Blynk sebagai penginput perintah ke NodeMCU, dan lampu sebagai bahan uji coba. Program dibuat sedemikian rupa pada platform Arduino IDE sehingga mampu menghubungkan Blynk, wifi, dan NodeMCU. Program yang telah diunggah akan diaplikasikan melalui pemasangan rangkaian prototipe. Rangkaian menghubungkan NodeMCU, relay, kabel USB dan adaptor sebagai sumber tegangan DC untuk mikrokontroler, serta lampu LED yang seluruhnya akan dihubungkan dengan menggunakan kabel jumper di atas papan rangkaian. Sistem yang telah selesai direkatkan pada papan tripleks agar menyatu. Hasil uji coba menunjukkan bahwa Blynk memiliki kontrol sepenuhnya atas menyala dan padamnya lampu dengan syarat bahwa lampu harus menyala/on melalui sakelar manual sejak awal, prototipe terhubung dengan wifi yang telah didaftar dalam program, dan Blynk harus terintegrasi dengan jaringan internet. Di mana pun dan kapan pun, selama perangkat terhubung dengan internet maka pengontrolan lampu dapat dilakukan. Hal ini tentunya dapat membantu meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga, menghemat energi listrik sekaligus biaya tagihan listrik, dan meningkatkan keamanan dalam sistem perangkat elektronik.
PENGARUH PENGAJAR SEBAYA DALAM KELOMPOK BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN NILAI SISWA SMA DALAM MATA PELAJARAN FISIKA: PENGARUH PENGAJAR SEBAYA DALAM MATA PELAJARAN FISIKA Somayasa, Diva Maheswari Nadiguna; Wulandari , Cinta Asti; Putri Marli, Aulia Dwi Kirani
Bakti Cendekia Vol. 1 No. 1 (2024): Bakti Cendekia
Publisher : Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia Regional Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan merupakan suatu proses yang penting dalam menciptakan manusia yang berilmu, berbudaya, bertakwa, serta mampu menghadapi tantangan masa depan. Salah satu tingkatan pendidikan ialah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Di tingkat ini, siswa perlahan mampu mengendalikan dirinya dalam berpikir secara ilmiah. Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang mampu mengasah pola pikir ilmiah siswa melalui perhitungan dan penalaran secara logika. Akan tetapi, minat dan pemahaman siswa terhadap fisika tergolong rendah. Metode belajar yang efektif dan efisien mampu meningkatkan motivasi siswa terhadap pelajaran Fisika. Salah satu strategi belajar yang diterapkan ialah metode pengajaran oleh pengajar sebaya (peer teaching) dalam kelompok belajar dimana metode ini berasal dari siswa dan berpusat kepada siswa (student centered). Melalui pengajar sebaya, diharapkan nilai fisika siswa SMA dapat mencapai atau melebihi nilai standar. Standar yang menjadi acuan ialah hasil pre-test, dan post-test yang masingmasing tes terdiri dari 10 dan 8 soal dengan standar nilai 75. Hasil pre-test menunjukkan nilai di bawah standar, berbanding terbalik dengan nilai hasil posttest setelah mendapat pengajaran, yang menunjukkan nilai di atas standar. Pengajar sebaya memiliki peran krusial dalam meningkatkan pemahaman teman-temannya didorong dengan modal pengetahuan yang diberikan oleh guru. Kuesioner dilakukan untuk mengetahui minat anggota kelompok terhadap metode pengajar sebaya ke depannya. Hasilnya menunjukkan 100% dari anggota kelompok berminat untuk menerapkan metode pengajar sebaya ke depannya. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan pemahaman siswa terhadap pelajaran Fisika mengalami peningkatan melalui metode pengajar sebaya.
PEMANFAATAN KOMODITAS LOKAL DAUN JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE) DAN LIMBAH TULANG IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) SEBAGAI PENGEMBANGAN TRANSDERMAL PATCH ANTIINFLAMASI : PEMANFAATAN JAMBU METE DAN LIMBAH TULANG IKAN CAKALANG SEBAGAI TRANSDERMAL PATCH ANTIINFLAMASI Somayasa, Diva Maheswari Nadiguna; Prangesti, Gita; Runtu, Putri Mardiyah; Kusmalawati, Tuty; Sutiari, Desak Ketut
Bakti Cendekia Vol. 1 No. 1 (2024): Bakti Cendekia
Publisher : Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia Regional Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sulawesi Tenggara adalah provinsi yang kaya akan sumber daya alam potensial, beberapa diantaranya adalah jambu mete (Anacardium occidentale) dan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Namun, potensi ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal terutama pada bagian daun jambu mete dan tulang ikan cakalang. Daun jambu mete diketahui mengandung flavonoid yang bersifat antiinflamasi, antioksidan dan antimikroba dengan IC50 0,26 ppm. Tulang ikan cakalang mengandung kolagen sebesar 18,82% yang juga bersifat antiinflamasi dan dapat menjaga kesehatan kulit. Zat aktif flavonoid dan kolagen dari kedua jenis komoditas lokal ini dapat dikombinasikan menjadi sediaan transdermal patch yang berpotensi mempercepat penyembuhan luka pada kulit, khususnya luka lecet. Selain itu, pengembangan transdermal patch ini dapat menjadi salah satu upaya pemanfaatan komoditas lokal dan limbahnya secara optimal. Pembuatan transdermal patch memerlukan beberapa tahapan, dimulai dari tahap penyiapan serbuk simplisia, ekstraksi maserasi, ekstraksi gelatin dan pembuatan patch. Zat-zat berupa HPMC, PVP dan propilen glikol diperlukan dalam pembuatan basis transdermal patch karena berperan sebagai gelling agent, pelarut dan pengikat campuran. Uji flavonoid dengan metode Wilstater menggunakan serbuk Mg dan HCl pekat menunjukkan bahwa ekstrak dan serbuk simplisia daun jambu mete positif mengandung flavonoid dengan adanya perubahan warna sampel menjadi merah. Melalui uji karakteristik ditunjukkan bahwa transdermal patch telah memenuhi persyaratan sebagai sediaan obat topikal yang baik bagi kulit dengan nilai ketahanan lipat ≥ 300 kali, ketebalan ≤ 1 mm dan rata-rata pH 6,2 pada F2 dan F3. Patch yang telah jadi lalu ditempelkan pada plester hypafix untuk kemudian ditempelkan pada daerah luka