Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Nilai Peak Nasal Inspiratory Flow pada Kejadian Rinitis Alergi Faathira, Ken Rabbani; Asyari, Ade; Afdal, Afdal
Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jokli.v2i1.44

Abstract

Latar Belakang: Gejala hidung tersumbat sering merupakan gejala yang dominan pada rinitis alergi. Peak Nasal Inspiratory Flow (PNIF) adalah alat yang sangat bermanfaat untuk mengukur sumbatan hidung pada rinitis alergi karena terkait erat dengan tanda-tanda rinitis alergi berdasarkan pemeriksaan klinis dan berkorelasi baik dengan derajat keparahan rinitis alergi dan memiliki kelebihan yang sederhana, murah, nyaman, dan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan nilai PNIF antara orang dengan rinitis alergi dan non-rinitis alergi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Skrining rinitis alergi menggunakan kuesioner Score For Allergic Rhinitis (SFAR) kemudian dilakukan anamnesis, nasoendoskopi, dan pengukuran PNIF di poliklinik THT BKL RSUP Dr. M. Djamil Padang. Populasi adalah seluruh mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Andalas yang mengidap rinitis alergi dan non-rinitis alergi dengan total sampel sebanyak 36 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling. Hasil: Hasil penelitian didapatkan median nilai PNIF pada kejadian rinitis alergi sebesar 100 (50-120) L/m. Rata-rata nilai PNIF pada kejadian non-rinitis alergi sebesar 130,56 ± 24,36 L/m (Maks = 190 L/m, Min = 90 L/m). Dari hasil uji statistik Mann-Whitney didapatkan analisis beda nilai PNIF pada kejadian rinitis alergi dan non-rinitis alergi dengan nilai p < 0,001. Kesimpulan: Kesimpulannya terdapat perbedaan nilai PNIF yang signifikan antara kejadian rinitis alergi dan non-rinitis alergi.
PENINGKATAN UPAYA KESEHATAN SEKOLAH DASAR NEGERI 05 SURAU GADANG MELALUI PELATIHAN DOKTER KECIL: Little Doctor Training As An Effort To Strengthen The School Health Program At SDN 05 Surau Gadang Post-Covid-19 Pandemic Burhan, Ida Rahmah; Yetti, Husna; Faathira, Ken Rabbani; Herinda, Dwi Putri; Genia, Dara Indah; Ansharina, Hafiznie; Sulthani, Muhammad Zhorif
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol. 8 No. 3 (2025)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v8i3.778

Abstract

Elementary schools are strategic environments for developing healthy lifestyles from an early age through a promotive and preventive approach. The little doctor training program as school health cadres is one effective strategy for strengthening School Health Program (UKS). The training was initiated as a post-COVID-19 pandemic recovery program to revitalize UKS in response to the low implementation of UKS and the high percentage of students who have not implemented Clean and Healthy Living Behaviours (PHBS). To increase the capacity of students at SDN 05 Surau Gadang as school health cadres to achieve school health empowerment. The training was conducted in collaboration with the Nanggalo Community Health Centre with group-based interventions for 63 students in grades 3–5 at SDN 05 Surau Gadang, which included the delivery of material on UKS, PHBS, Primary Preventive Care (P3P), and First Aid for Accidents (P3K), as well as hands-on practice in six-step hand washing and first aid simulations. Evaluation was conducted using pre-tests and post-tests. There was an increase in the average knowledge score from 65.56 to 71.59 (p = 0.019), and the proportion of students in the “good” category increased from 36.5% to 46%. Little doctor training is effective in improving understanding of PHBS and UKS and forming independent elementary school health cadres. This program positively impacts the capacity of community health centres in optimizing ongoing little doctor training programs post-pandemic.