Sindrom Koroner Akut (SKA) berkontribusi sebesar 32% terhadap angka kematian global dan merupakan 85% penyebab kematian akibat penyakit jantung. Terdapat berbagai faktor predisposisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya SKA, antara lain usia >45 tahun, jenis kelamin, potensi genetik, riwayat keluarga, hipertensi, dislipidemia, merokok, obesitas, diabetes melitus, dan pola hidup dengan aktivitas fisik rendah. Namun berdasarkan kajian epidemiologi terkini dilaporkan bahwa kejadian SKA meningkat pada usia ?45 tahun. Maka perlu adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan kesehatan terkait SKA dengan penekanan pada upaya dan pengendalian SKA di lingkungan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan yang meliputi kunjungan lapangan dan survei kebutuhan mitra agar materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan serta pengurusan perizinan. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan penyampaian materi, diskusi kelompok dan tanya jawab interaktif. Tingkat pengetahuan peserta kegiatan dapat diukur dengan menganalisis rerata skor pre-test dan post-test peserta kegiatan. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan rerata skor. Dari hasil yang diperoleh dilakukan uji paired sample T test dan diperoleh nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tentang SKA yang diberikan berdampak pada peningkatan pengetahuan peserta kegiatan.