Suharti , Profiyanti Hermien
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISA EKONOMI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA PEMBUATAN BIODIESEL BERBAHAN BAKU MINYAK JELANTAH DENGAN KATALIS KOH KAPASITAS 37.000 TON/TAHUN Tomasila, Delfira Yudith; Wahyu, Citra Putri; Adi, Muhammad; Hardiansyah, Yuliandro; Suharti , Profiyanti Hermien
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.141

Abstract

Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan masyarakat akan bahan bakar fosil terus meningkat. Hal ini tidak seimbang dengan ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin menurun. Cadangan bahan bakar fosil di Indonesia sendiri diperkirakan akan habis dalam 10 tahun kedepan. Sehingga dibutuhkan suatu energi alternatif. Biodiesel adalah energi alternatif yang terbuat dari bahan bakar nabati, menyerupai solar atau minyak diesel, dan dapat menghasilkan emisi CO2 lebih sedikit dibanding solar. Pemillihan minyak jelantah dilakukan karena mudah didapat serta mampu menekan biaya produksi. Penambahan katalis KOH untuk membantu mempercepat reaksi. Pra rancangan pabrik biodiesel kapasitas 37.000 ton/tahun ini diharapkan mampu memenuhi 60% kebutuhan masyarakat. Hasil dari perhitungan diperoleh nilai Return on Investment (ROI) sebelum dan seudah pajak berturut-turut sebesar 24% dan 18%, nilai Pay Out Time sebelum dan sesudah pajak berturut-turut adalah 4,1 tahun dan 5,4 tahun, nilai Break Even Point (BEP) sebesar 58,14%, dan nilai Shut Down Point (SDP) sebesar 27%. Berdasarkan hasil perhitungan maka Pra Rancangan Pabrik Kimia Pembuatan Biodiesel Berbahan Baku Minyak Jelantah dengan Katalis KOH Kapasitas 37.000 Ton/tahun layak untuk didirikan.
PENGARUH SUHU PEMANASAN DAUN KELOR (MORINGE OLEIFERA) TERHADAP YIELD DALAM PEMBUATAN HAND SANITIZER GEL Rahayu, Shintiya Gangsar; Suharti , Profiyanti Hermien
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.259

Abstract

Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Daun kelor mengandung senyawa fenolik seperti flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dan lain-lain hingga mencapai 5,52%. Kandungan flavonoid dapat dimanfaatkan sebagai agen antibakterial dan antivirus yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu pemanasan dalam pengambilan ekstrak daun kelor hingga bisa memaksimalkan dalam pengambilan ekstrak. Selain itu, juga mempengaruhi terhadap yield yang diperoleh dari pemanasan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode infusa. Metode infusa dipilih karena memiliki berbagai keunggulan yaitu murah, mudah dalam penggunaan dan aplikatif digunakannya. Metode ekstraksi ini dilakukan pada suhu 700C dan 900C. Hasil yang didapat semakin tinggi suhu yang digunakan untuk pemanasan maka semakin sedikit yield yang diperoleh, karena faktor pemanasan tersebut bisa membuat penguapan terjadi pada campuran air dan daun kelor tersebut.
ANALISIS EKONOMI PRA-RANCANGAN PABRIK HAND SANITIZER DAUN SIRIH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 480 TON/TAHUN Pradana, Wulandari Novi; Suharti , Profiyanti Hermien
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.275

Abstract

Hand sanitizer adalah cairan antiseptik untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan. Peran antiseptik dalam hand sanitizer biasanya bergantung pada komposisi alkohol. Alkohol membuat tangan menjadi kering serta menimbulkan dehidrasi pada kulit. Penggunaan alkohol sebagai antiseptik dapat diganti dengan bahan-bahan alami. Bahan alami yang digunakan harus memiliki sifat antibakteri seperti daun sirih serta jeruk nipis. Daun sirih (Piper betle Linn) sangat terkenal dalam kehidupan warga di Indonesia. Daun sirih bermanfaat untuk kesehatan gigi serta kerap digunakan selaku obat kumur, menghilangkan bau tubuh serta mulut, mengobati sariawan, mimisan, gatal- gatal, koreng serta keputihan pada perempuan. Daun sirih memiliki senyawa antibakteri yang terdiri dari senyawa fenol serta turunannya. Daun sirih memiliki berbagai kandungan kimia yaitu minyak atsiri. Proses pembuatan hand sanitizer ini diawali dengan pembuatan ekstrak daun sirih menggunakan metode soxhlet. Hasil ekstrak daun sirih ditambahkan bahan lainnya yaitu etanol, na-cmc, natrium metabisulfit, dan gliserin dalam rangka menghasilkan hand sanitizer berbentuk gel. Perhitungan analisis ekonomi pabrik ini didasarkan pada rencana pendirian pabrik di Rembang pada tahun 2024 untuk hasil dari perhitungan didapatkan nilai Return on Investment (ROI) saat sebelum pajak sebesar 90% serta Return on Investment (ROI) setelah pajak sebesar 54%. Nilai Pay Out Time (POT) sehabis pajak sebesar 1,8 tahun dan sebelum pajak sebesar 1,1 tahun. Break Even Poin (BEP) sebesar Rp. 99.064.027.413,39 serta Shut Down Point (SDP) sebesar Rp. 28.773.654.292,14. Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, pra-perancangan pabrik hand sanitizer menggunakan daun sirih dengan formulasi na-cmc dan gliserin dengan kapasitas 480 ton/ tahun layak untuk didirikan.
SELEKSI PROSES EKSTRAKSI DAUN SIRIH PADA PRA RANCANGAN PABRIK HAND SANITIZER DAUN SIRIH DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 480 TON/TAHUN Yulinar, Farah; Suharti , Profiyanti Hermien
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.305

Abstract

Penggunaan hand sanitizer oleh masyarakat di era pandemi Covid-19 semakin meningkat sebagai salah satu protokol Covid-19 pengganti cuci tangan. Zat antiseptik yang ada pada kandungan Hand sanitizer membantu mengatasi berbagai virus yang menempel pada permukaan tangan yang mempunyai kandungan alkohol dan berwujud gel. Penggunaan alkohol yang terlalu sering akan menyebabkan kulit menjadi kering. Daun sirih hijau memiliki sifat antiseptik karena memiliki minyak atsiri yang mengandung +30% fenol. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan proses terbaik yang akan digunakan dalam masing-masing tahapan pembuatan hand sanitizer gel tersebut. Tujuan dari seleksi itu sendiri adalah untuk mendapatkan proses yang terbaik dari dua pilihan alternatif proses yang mungkin dari segi teknis dan ekonomis. Seleksi proses ekstraksi daun sirih pada proses pembuatan hand sanitizer ini mencakup serangkaian jenis proses produksi dengan membandingkan penggunaan metode maserasi dan soxhletasi. Soxhletasi adalah teknik ekstraksi secara berkesinambungan dengan alat soxhletasi menggunakan pelarut organik pada suhu didih. Metode soxhletasi dilakukan dengan cara melarutkan sampel dalam pelarut soxhletasi yang telah dipanaskan, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel dapat terisolasi dengan sempurna. Proses ekstraksi yang dipilih yaitu metode soxhletasi dengan produk yang dihasilkan berupa minyak atsiri. Waktu proses ekstraksi adalah 4 sampai 6 jam untuk mencapai sirkulasi dengan suhu ekstraksi 60-80°C.
PENGARUH LAMA MASERASI KULIT JERUK NIPIS TERHADAP ANTISEPTIK PADA PEMBUATAN HAND SANITIZER GEL Wasilah , Qasimatul; Suharti , Profiyanti Hermien
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.517

Abstract

Hand sanitizer merupakan antiseptic dengan kandungan alkohol 60-80%. Bahan aktifnya adalah alkohol yang memiliki efektivitas tertinggi terhadap virus, bakteri, dan jamur serta tidak menyebabkan resistensi bakteri. Hand sanitizer pada penelitian ini menggunakan penambahan bahan alami yaitu ekstrak kulit jeruk nipis. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh variasi lama maserasi kulit jeruk nipis pada pembuatan hand sanitizer. Penggunaan alkohol terus menerus pada kulit dirasa kurang aman karena alkohol merupakan pelarut organic yang dapat melarutkan sebum pada kulit, maka dilakukan penambahan bahan alami berupa ekstrak kulit jeruk nipis. Jeruk nipis merupakan tanaman yang mudah didapatkan masyarat. Jeruk nipis mengandung minyak atsiri yang mempunyai fungsi sebagai antibakteri. Jeruk nipis juga mengandung flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan staphylococcus aereus (kuman pada kulit). Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu lama perendaman maserasi dengan variasi tidak maserasi, 1 hari maserasi dan 2 hari maserasi. Pengujian karakteristik ekstrak kulit jeruk nipis dapat dilakukan terhadap uji flavonoid dan uji alkaloid sedangkan untuk analisis hand sanitizer dapat dilihat dari hasil analisis organoleptik dan analisis homogenitas. Adanya senyawa flavonoid ditunjukkan pada variabel 1 hari maserasi konsentrasi pelarut 70%, 2 hari maserasi konsentrasi pelarut 65%, dan 2 hari maserasi pada konsentrasi pelarut 70% yaitu dengan adanya warna jingga pada hasil uji, akan tetapi tidak diketahui kadar flavonoid tersebut. Hasil dari uji antibakteri menunjukkan hasil terbaik pada 2 hari maserasi konsentrasi pelarut 70% dengan zona hambat 15mm.
PEMANFAATAN PSIDIUM GUAJAVA DAN ANNONA MURICATA SEBAGAI GREEN CORROSION INHIBITOR TERHADAP PENURUNAN LAJU KOROSI PADA PIPA BAJA KARBON Sa’diyah, Jamilatus; Suharti , Profiyanti Hermien
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.518

Abstract

Korosi menjadi salah satu permasalahan pada industri, terutama pada perpipaan yang mengalami kerusakan karena korosi. Dengan penambahan green corrosion inhibitor yang akan mengurangi laju korosi pada baja. Green corrosion inhibitor digunakan sebagai alternatif dengan memanfaatkan senyawa tanin. Selain murah dan aman dalam penggunaannya, ketersediaan bahannya juga mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efisiensi daya hambat laju korosi pada pipa baja karbon dengan menggunakan ekstrak daun jambu biji dan daun sirsak. Ekstrak daun jambu biji dan daun sirsak diperoleh dengan cara maserasi kemudian hasil ekstrak didistilasi. Metode pengukuran laju korosi menggunakan weight loss. Spesimen baja karbon yang sudah dipotong kemudian direndam pada air laut dengan dan tanpa ekstrak daun jambu biji dan daun sirsak, dengan perbandingan konsentrasi 0%; 25%; 50%; 75%; dan 100% dengan masa perendaman selama 720 jam. Hasil penelitian didapatkan bahwa konsentrasi variabel dari daun jambu biji dan daun sirsak yang optimal pada penambahan konsentrasi inhbitor korosi sebesar 100%. Hasil penelitian adalah bahwa laju korosi terendah dari ekstrak daun jambu yang diperoleh yaitu 0,049 mm/tahun sedangkan untuk ekstrak daun sirsak laju korosi terendah yang dihasilkan yaitu 0,091 mm/tahun dengan konsentrasi penambahan 100%. Nilai efisiensi inbitor terbaik pada daun sirsak yaitu 79,63 % sedangkan efisiensi daun jambu biji terbaik yaitu 86,21 % pada konsentrasi penambahan ekstrak 100%.
PENGARUH WAKTU DAN KADAR ETANOL PADA MASERASI LIDAH BUAYA TERHADAP ANTISEPTIK HAND SANITIZER GEL Dianda , Tirza Putri; Suharti , Profiyanti Hermien
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.512

Abstract

Hand sanitizer merupakan pembersih tangan berbasis alkohol yang berfungsi untuk menghilangkan bakteri pada tangan. Bahan utama dari hand sanitizer adalah alkohol. Alkohol yang digunakan pada percobaan ini adalah etanol. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kadar etanol dan lama maserasi lidah buaya terhadap kemampuan antiseptik pada hand sanitizer gel. Lidah buaya ditambahkan pada hand sanitizer karena kandungan saponinnya dapat membantu untuk membunuh bakteri. Lidah buaya dimaserasi menggunakan etanol untuk memperoleh ekstraknya. Lama maserasi yang digunakan adalah tanpa maserasi, 3 hari maserasi, dan 5 hari maserasi. Konsentrasi etanol yang digunakan untuk maserasi adalah 50%, 60%, dan 70%. Lama maserasi dan kadar etanol yang digunakan untuk maserasi akan mempengaruhi kemampuan dalam menarik komponen yang ada dalam lidah buaya, yang mana komponen tersebut berfungsi untuk menghambat bakteri. Etanol yang digunakan untuk maserasi yang mana masih tertinggal dalam ekstrak juga berfungsi untuk menghambat bakteri. Uji antibakteri dilakukan untuk melihat kemampuan hand sanitizer dalam membunuh bakteri. Uji antibakteri yang digunakan adalah metode sumuran. Metode sumuran dipilih karena lebih mudah dalam mengukur luas zona hambat yang terbentuk serta dapat menghasilkan zona hambat yang baik dan luas. Kemampuan antiseptik hand sanitizer gel ditunjukkan dengan luas zona hambat yang terbentuk. Semakin besar ukuran zona hambat yang dihasilkan, maka semakin besar daya hambat antiseptik terhadap bakteri. Penelitian menujukkan bahwa hand sanitizer dengan lama maserasi lidah buaya 5 hari menggunakan etanol 70% memiliki zona hambat terbesar, yaitu: 55mm. Hand sanitizer dengan lama maserasi 3 hari menggunakan etanol 50% dan 60% memiliki zona hambat terkecil yaitu sebesar 3 mm.
PERHITUNGAN EFISIENSI TOTAL KEBUTUHAN AIR DI UNIT UTILITAS PADA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN Widianto, Yoga Tri; Suharti , Profiyanti Hermien; Wulan, Dyah Ratna
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 9 No. 4 (2023): December 2023
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v9i4.4385

Abstract

Total Water Utilisation atau pemanfaatan penggunaan total air merupakan salah satu program yang sangat penting untuk keberlangsungan proses produksi. Program ini juga akan sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan penggunaan air terutama dalam skala produksi dan lingkungan. Input dan Output air pada unit  produksi harus dilakukan pengecekan agar didapatkan data penggunaan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total penggunaan air pada unit  produksi agar penggunaan air tetap optimal. Perhitungan penggunaan air dilakukan dengan melakukan pengambilan data secara langsung dalam setiap jam selama 1 shift, dilanjutkan dengan melakukan pengolahan data menggunakan aplikasi Microsoft excel untuk mengetahui data total input, total output, dan target penggunaan air sehingga diketahui total penggunaan air unit  produksi. Dalam project tersebut didapatkan data 15 hari sampling dengan 7 hari dinyatakan penggunaan air tidak sesuai dengan standar. Standar penggunaan air yang diperlukan pada setiap proses produksi ditentukan dengan cara mengetahui total produk yang sesuai standar atau layak dipasarkan kemudian mengkonversi dalam satuan liter dan dikali dengan 1,2 yang merupakan ketetapan yang ditentukan industri. Penggunaan air yang melebihi standar yang ditentukan menyebabkan terjadinya kerugian dalam aspek financial.