Dyah Ratna Wulan
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jawa Timur

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Ekstrak Kafein sebagai Inhibitor Korosi Alami pada Logam Aluminium dalam Media Larutan Asam Sulfat dan Biosolar Marinda Sukmawanta, Shafara Najla; Wulan, Dyah Ratna; Widjajanti, Kristina; Azkiya, Noor Isnaini; Maryanty, Yanty
Jurnal Riset Kimia Vol 13, No 1 (2022): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v13i1.488

Abstract

This research, the caffeine extract of arabica coffee beans, cacao beans, and black tea leaves will be tested as a corrosion inhibitor on aluminium in an acidic environment and in biodiesel containing acid. This condition resembles the metabolism of microorganisms in biodiesel which produces H2SO4 as one of the causes of corrosion. Arabica coffee, cacao beans and black tea are natural organic ingredients containing caffeine which can inhibit corrosion. In the maceration process used a variable ratio of 70% ethanol solvent with organic matter, namely 225 grams of organic matter with 450 grams of ethanol and 150 grams of organic matter with 450 grams of ethanol. Concentration of caffeine extract from arabika coffee, cacao beans, and black tea leaves was obtained based on HPLC analysis at an effluent rate of 0.8 mL/min. The corrosion inhibition efficiency test on aluminium was observed at 0, 1, 4, 7 and 10 days of immersion. The previously used aluminium has been corroded with 12% H2SO4. The corrosion inhibition efficiency test on aluminium was observed at 0, 1, 4, 7 and 10 days of immersion. The best inhibitor results on aluminium soaked in biosolar containing 12% H2SO4 is tea 1.234,313 ppm with a corrosion rate of 1.6x10-4 g/cm2 day on day 1 to 2.5x10-4 g/ cm2 day on day 10 with an inhibition efficiency of 99%. While the aluminium soaked in H2SO4 12% is tea containing caffeine of 684.373 ppm with a corrosion rate of 1.3 x10-4 g/ cm2 day on day 1 to 3.3x10-4 g/ cm2 day on day 10 with an inhibition efficiency of 64%. The longer the immersion time of aluminium in H2SO4 media with the addition of organic inhibitors, the lower the corrosion rate value because the inhibitors form a layer that protects the aluminium.
EVALUASI KEBUTUHAN UAP PEMANAS PENDAHULUAN PADA STASIUN PEMURNIAN PG KEBON AGUNG MALANG Bimantara, Trian Caesar; Wulan, Dyah Ratna; Huda, Muhammad Alaik Nailal
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 11 No. 2 (2025): June 2025
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v11i2.6878

Abstract

Heat exchanger merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan temperatur antara dua fluida atau lebih. Prinsip kerja dari heat exchanger adalah fluida dengan temperatur yang lebih tinggi akan memindahkan panas ke fluida dengan temperatur yang lebih rendah. Pada stasiun pemurnian terdapat peningkatan temperatur menggunakan alat pemanas pendahuluan (PP) dengan tipe shell and tube heat exchanger. Pada proses pemurnian temperatur nira mentah yang masuk pada pemanas pendahuluan tidak sesuai dengan kondisi optimal seperti pada desain, di industri gula temperatur nira perlu diperhatikan, sehingga diperlukan perhitungan neraca massa, neraca panas, dan kebutuhan steam agar temperatur nira jernih yang dihasilkan sesuai dengan kondisi operasi yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan steam pada pemanas pendahuluan 0, 1, dan 2 pada proses pemurnian. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengambil data desain dan data aktual lalu dilakukan perhitungan. Data aktual yang diperlukan adalah kapasitas giling, brix nira mentah, tekanan uap bekas, tekanan uap akhir, dan temperatur nira pada setiap pemanas pendahuluan. Hasil penelitian didapatkan bahwa kebutuhan steam pada PP 1, 2, dan 3 secara berturut – turut adalah 13,90; 18,59; dan 21,38 ton/jam. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan kebutuhan steam yang cukup tinggi pada PP – 0 dan PP – 1.
Pengaruh ekstrak kafein sebagai inhibitor laju korosi dan efisiensi inhibisi pada baja dalam larutan asam sulfat dan biosolar Maryanty, Yanty; Ifvournamasari, Adinda Dwi; Widjajanti, Kristina; Wulan, Dyah Ratna; Azkiya, Noor Isnaini
Jurnal Rekayasa Proses Vol 17 No 1 (2023): Volume 17, Number 1, 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.71831

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengujian ekstrak kafein dari kopi arabika, coklat, dan daun teh hitam sebagai inhibitor laju korosi pada baja dalam lingkungan yang mengandung asam dan dalam biosolar yang mengandung asam. Penyimpanan biosolar B30 dalam tangki dalam waktu lama mengakibatkan penurunan pH, pembakaran tidak sempurna, dan korosi pada tangki penyimpanan yang diduga disebabkan oleh komposisi konsorsium bakteri. Pada penelitian sebelumnya hasil penelitian menunjukkan bahwa genus yang dominan merupakan bakteri penghasil asam yang diduga menjadi penyebab penurunan kadar pH biosolar B30 selama masa penyimpanan. Berdasarkan Analisa metagenomik pada biosolar B30 ditemukan genus Eubacteria merupakan bakteri penyebab korosi pada kondisi anaerob. Sehingga pada penelitian dibuat kondisi keasaaman yang dihasilkan oleh mikroorganisme dengan penambahan H2SO4 12%. Ekstrak kafein diperoleh dari proses maserasi dengan variabel perbandingan pelarut etanol 70% : bahan organik yaitu 1 : 2 dan 1 : 3. Uji ekstrak kafein dilakukan dengan metode HPLC pada laju effluent 0,8 mL/min. Sedangkan uji efisiensi inhibisi korosi pada baja diamati pada kurun waktu perendaman 0, 1, 4, 7 dan 10 hari. Baja yang digunakan sebelumnya telah dikorosikan dengan H2SO4 12%. Hasil inhibitor terbaik pada baja yang direndam H2SO4 12% didapatkan inhibitor terbaik yaitu kopi 2100,793 ppm dengan laju korosi sebesar 84,7x10-4 g/cm2 hari pada hari ke-1 menjadi 75,5x10-4 g/cm2 hari pada hari ke-10 dengan efisiensi inhibisi sebesar 80%. Sedangkan pada baja yang direndam biosolaryang mengandung H2SO4 12% didapatkan inhibitor terbaik yaitu kopi 2.100,793 ppm dengan laju korosi sebesar 0,3x10-4 g/cm2 hari pada hari ke-1 menjadi 0,2x10-4 g/cm2 hari pada hari ke-10 dengan efisiensi inhibisi sebesar 100%. Semakin lama waktu perendaman baja dalam media H2SO4 maupunbiosolar yang mengandung H2SO4 12% dengan penambahan inhibitor organik maka nilai laju korosi semakin rendah karena inhibitor membentuk lapisan yang melindungi baja.
Pelatihan pembuatan produk teh herbal olahan toga pada UMKM di lingkungan ‘Aisyiyah Kota Malang Dewajani, Heny; Susanti, Ari; Hakim, Arif Rahman; Takwanto, Anang; Wulan, Dyah Ratna; Hidayati, Mutia Dewi
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 8, No 4 (2025): November
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v8i4.2744

Abstract

UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional. Di Kota Malang, ibu-ibu pelaku UMKM sering menghadapi ketidakpastian pendapatan, dengan kebanyakan masih menjalankan usaha kecil di tingkat rumah tangga. Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) dari Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang berupaya memberikan solusi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan memberikan informasi terkait manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta peranannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk cara pembuatannya dalam skala industri rumah tangga. Kegiatan ini berupa demonstrasi dan sesi tanya jawab, yang mencerminkan dukungan nyata dari pihak kampus terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi. Berdasarkan hasil pre dan post-test sebanyak 70% mitra menunjukkan kesetujuannya terhadap peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mereka sebagai Solusi atas permasalahan yang terjadi. Selain itu, diharapkan setelah kegiatan ini selesai maka kelompok ibu-ibu pelaku UMKM di lingkungan ‘Aisyiyah Kota Malang dapat menjadi produsen Teh TOGA berkualitas dan menjadikan produksi Teh TOGA sebagai usaha yang potensial di masa depan.
ANALISIS PENGARUH FLOW RATE INLET TERHADAP KADAR AMONIA DAN COD PADA PLANT AMONIA REMOVAL PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK Sisilia, Alfina; Wulan, Dyah Ratna; Halim, Amran
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 11 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v11i3.7185

Abstract

PT. Pupuk Kujang Cikampek (persro) adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pupuk urea. Produksi pupuk urea menghasilkan limbah amonia yang berasal dari bocoran perbaikan dan buangan dari PO1 – PO IV (saluran pembuangan limbah pabik). Limbah yang mengandung amonia ini biasanya berkonsentrasi 1000-3000 ppm, diolah kemudian dibuang ke sungai Cikaranggelam. Pengolahan limbah amonia di plant amonia removal menggunakan amonia stripper untuk mereduksi kadar amonia hingga di bawah 0,75 kg/ton dan COD (Chemical Oxygen Demand) di bawah 3 kg/ton, sehingga aman dibuang dan sesuai peraturan pemerintah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh flow rate inlet terhadap kadar amonia dan COD pada plant amonia removal. Flow rate inlet (FI-A) diatur pada 60.000‒20.000 L/jam. Kemudian pada outlet, kandungan amonia dan COD air limbah dianalisis. Dari uji t satu sampel secara statistik menunjukkan bahwa flow rate tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar amonia, tetapi berpengaruh signifikan terhadap COD. Flow rate inlet di bawah 45.000 L/jam menghasilkan nilai kadar amonia dan COD yang telah memenuhi PERMEN LHK No. 5. Flow rate inlet 45.000 L/jam pada amonia stripper dapat menurunkan kadar amonia 99% dan COD 97% menghasilkan https://www.adenomyosisadviceassociation.org/hysterectomy kadar amonia sebesar 0,604 kg/ton dan COD sebesar 0,02 kg/ton pada outlet. Pengaturan flow rate pada plant amonia removal PT. Pupuk Kujang Cikampek berperan penting terhadap penurunan kadar amonia dan COD.
Efektifitas Reaksi Transesterifikasi Minyak Kelapa dan Sereh untuk Pembuatan Perisa Alami dengan Biokatalisator Lipase serta Penggunaan Ultrasonik Moentamaria, Dwina; Amalia, Nabila Rizki; Rosita Dwi Chrisnandari; Irfin, Zakijah; Wulan, Dyah Ratna
Jurnal Riset Kimia Vol. 15 No. 1 (2024): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v15i1.641

Abstract

In general, flavor are synthesis through enzymatic hydrolysis and esterification reactions (up to 20 hours) using commercial ingredients based on free fatty acids and alcohol. Efficient endeavors utilizing enzymatic transesterification to expedite reactions are necessary to acquire flavored products. Substrates may originate from commercial or natural sources abundant in fatty acids and alcohol. Commercial fatty acids and alcohol (geraniol) are readily available in pure forms. Alternatively, fatty acids can be sourced from coconut oil, while geraniol can be derived from lemongrass oil, which is more cost-effective compared to commercial ingredients. Ultrasonics have emerged as a means to expedite enzymatic. The objective of this study is to investigate the impact of ultrasonic power and transesterification reaction time between coconut oil and geraniol on geraniol conversion. Utilizing lipase (415.99 U/g), coconut oil was subjected to transesterification with commercially obtained pure geraniol in a 1:3 weight ratio, conducted in an ultrasonic tank filled with water. Reaction durations spanned 30, 60, 90, 120, and 150 minutes, with ultrasonic powers set at 50, 70, and 90 watts. The study findings elucidated that the highest geraniol conversion rate of 50.59% was achieved with 70 watts of ultrasonic power over a 90-minute period. These optimal conditions were subsequently applied to transesterify coconut oil with geraniol from lemongrass oil, yielding a conversion rate of 90.29%. This finding demonsttrate the posibility of employing coconut oil and lemongrass oil in a one-stage transesterification process to produce natural flavors via enzymatic lipase catalysis expedited by ultrasonic technology, facilitating swift reaction times.
ANALISIS PENGARUH TEKANAN UAP BEKAS TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS SISTEM EVAPORATOR 5 EFEK PADA PG KEDAWOENG, PASURUAN Ardiansyah, Moch. Ichsan; Wijaya, Agung Suwandi; Wulan, Dyah Ratna; Suwito, Agus
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.320

Abstract

Pabrik Gula Kedawoeng memiliki kapasitas produksi 2.400 TCD. Kristal gula diperoleh dari evaporasi nira bertingkat 5 efek (quintuple-effect evaporator) bersuplai pemanas berupa uap bekas ketel. Parameter keberhasilan unit evaporator adalah konsentrasi nira produk 64% brix. Namun, pada kondisi tertentu ditemukan nira 58% brix yang diakibatkan perubahan tekanan uap bekas dari 0,6 kg/cm2 menjadi 0,4 kg/cm2. Tujuan penelitian ini menganalisis karakteristik perpindahan panas akibat perubahan tekanan uap bekas terhadap konsentrasi nira tiap efek. Penelitian dilakukan dengan perhitungan neraca panas dengan data eksperimental: brix nira, temperatur uap, laju uap, dan titik didih nira. Didapatkan panas total sistem pada tekanan 0,6 kg/cm2 dan 0,4 kg/cm2 berturut-turut 470.823,06 kJ/kg dan 453.088,55 kJ/kg. Tren nilai U semakin turun tiap efek, dengan tekanan uap bekas lebih yang lebih rendah. Hal yang sama ditemui pada laju perpindahan panas, dengan beda nilai yang insignifikan. Area pemanas tiap efek dihitung pada tekanan 0,4 kg/cm2 berturut-turut sebesar 1806,095 m2; 900,37 m2; 943,45 m2; 941,33 m2; 438,68 m2, sedangkan tekanan 0,6 kg/cm2 area pemanas sebesar 1650,63 m2; 816,08 m2; 806,7 m2; 757,78 m2; 679,37 m2. Area pemanas pada tekanan 0,4 kg/cm2 bernilai lebih tinggi dari keadaan aktual sebesar 1800 m2 untuk efek 1 dan 900 m2 untuk efek 2 – 5, berdampak pada transfer panas yang tidak maksimal. Area pemanas dan panas total sistem pada tekanan 0,6 kg/cm2 diharapkan dapat menjadi parameter kontrol proses tambahan untuk mencapai konsentrasi nira produk 64% brix.
ANALISIS VARIABEL PROSES YANG DIPENGARUHI OLEH TEKANAN UAP BEKAS QUINTUPLE EFFECT SYSTEM EVAPORATOR DI PG KEDAWOENG, PASURUAN Wijaya, Agung Suwandi; Ardiansyah, Moch. Ichsan; Wulan, Dyah Ratna; Suwito, Agus
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.330

Abstract

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki potensi pertanian, salah satu hasil pertanian negara Indonesia adalah tebu. Pabrik Gula (PG) Kedawoeng merupakan salah satu pabrik pengolahan gula milik BUMN yang dibawahi oleh PT Perkebunan Nusantara XI yang ada di Jawa Timur. Proses pembuatan Gula Kristal Putih (GKP) pada PG Kedawoeng melewati beberapa tahap yaitu; proses diffuser (penggilingan), pemurnian, penguapan, pemasakan, pemutaran, dan proses pengemasan atau tahap akhir. Tekanan uap bekas optimum yang diterapkan PG Kedawoeng adalah sebesar 0,6 kg/cm2, pada proses lapangan yang terjadi terdapat perbedaan variabel tekanan uap bekas hingga berkurang menjadi 0,4 kg/cm2. Tujuan analisis tekanan uap bekas ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil %brix keluaran stasiun penguapan dan variabel proses lain akibat adanya perbedaan tekanan uap bekas yang dihasilkan. Metode untuk penentuan %brix serta laju massa nira kental sulfitasi (NKS) yaitu menggunakan perhitungan neraca massa multiple effect evaporator. Hasil dari analisis yang dilakukan adalah pada tekanan Ube optimum 0,6 kg/cm2 kadar %brix NKS sebesar 64%, laju alir NKS 28,52 ton/jam, dengan titik didih nira sebesar 78,4°C sedangkan pada tekanan Ube 0,4 kg/cm2 kadar %brix NKS sebesar 58%, laju alir NKS 24,75 ton/jam, dengan titik didih nira sebesar 63,2°C. Hasil analisis diharapkan dapat menjadi acuan agar stasiun penguapan pada PG Kedawoeng dapat terus berjalan dengan kondisi optimum.
ANALISIS FMEA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MODIFIKASI PUNCH UNIT MESIN BP-321 Saraswati, Bernadetta Indira; Rosiarto, Brahmansyah Diar; Wulan, Dyah Ratna; Suharti, Profiyanti Hermien
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 9 No. 4 (2023): December 2023
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v9i4.4186

Abstract

PT Otsuka Indonesia merupakan perusahaan asing dibidang industri farmasi, dengan produk utama cairan infus dan obat-obatan terapetik. Cairan infus yang dihasilkan dalam skala kecil biasa disebut dengan SVP (Small Volume Parenteral) dikemas dalam kemasan primer plastik berbentuk ampul dengan volume 10 – 25 ml. Pembuatan cairan dan wadah ampul melalui beberapa tahapan proses seperti persiapan dan pengadukan, blow-fill-seal (BFS), pengemasan, dan penyimpanan. Seiring perjalanan waktu, standar regulasi pembuatan produk ampul semakin berkembang, salah satunya adalah penggantian material kemas primer dari LDPE (Low Density Polyethylene) menjadi LDPP (Low Density Polypropylene) yang dinilai mampu menjaga nilai stabilitas dan sterilitas produk. Produksi ampul menggunakan mesin BP-321 pada proses BFS dengan punch unit lama hanya bisa memotong ampul bermaterial LDPE, namun tidak bisa memotong LDPP yang lebih keras. Sehingga, perusahaan memodifikasi mesin dengan mengganti punch unit lama dengan external punch unit pada mesin BP-321 untuk proses BFS produksi ampul. Untuk mendukung keputusan tersebut, perusahaan melakukan analisis FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) yang memungkinkan industri membuat keputusan diperlukan atau tidaknya penambahan external punch unit. Setelah dilakukan analisis FMEA dengan dengan perolehan Risk Priotity Number sebesar 720,72, maka perlu dilakukan penambahan external punch unit pada mesin BP-321.
PERHITUNGAN EFISIENSI TOTAL KEBUTUHAN AIR DI UNIT UTILITAS PADA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN Widianto, Yoga Tri; Suharti , Profiyanti Hermien; Wulan, Dyah Ratna
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 9 No. 4 (2023): December 2023
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v9i4.4385

Abstract

Total Water Utilisation atau pemanfaatan penggunaan total air merupakan salah satu program yang sangat penting untuk keberlangsungan proses produksi. Program ini juga akan sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan penggunaan air terutama dalam skala produksi dan lingkungan. Input dan Output air pada unit  produksi harus dilakukan pengecekan agar didapatkan data penggunaan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total penggunaan air pada unit  produksi agar penggunaan air tetap optimal. Perhitungan penggunaan air dilakukan dengan melakukan pengambilan data secara langsung dalam setiap jam selama 1 shift, dilanjutkan dengan melakukan pengolahan data menggunakan aplikasi Microsoft excel untuk mengetahui data total input, total output, dan target penggunaan air sehingga diketahui total penggunaan air unit  produksi. Dalam project tersebut didapatkan data 15 hari sampling dengan 7 hari dinyatakan penggunaan air tidak sesuai dengan standar. Standar penggunaan air yang diperlukan pada setiap proses produksi ditentukan dengan cara mengetahui total produk yang sesuai standar atau layak dipasarkan kemudian mengkonversi dalam satuan liter dan dikali dengan 1,2 yang merupakan ketetapan yang ditentukan industri. Penggunaan air yang melebihi standar yang ditentukan menyebabkan terjadinya kerugian dalam aspek financial.